Bab 3 vila

"Pertama, anda harus katakan juga pada presiden Jepang mengenai hal ini agar dia tidak berani macam-macam kembali" Ucap Arina dan diberi anggukan oleh Presiden

"Kedua, mengingat mereka juga terlibat dalam situasi saat ini, anda harus mencarikan tempat untuk kami tinggal bersama, sediakan transportasi dan bahan makanan ditempat itu" Jelas Arina satu persatu dengan wajah sayu

"Baik" Ucap pak presiden dan Arina menutup telpon  setelah mengangguk pelan

Seketika Arina langsung terjatuh dari tepi ranjang ke lantai, kedua pria yang berpakaian jas itu dengan sigap membantu Arina untuk memapahnya keatas kasur.

"Luka-mu begitu parah nona" Ucap wanita itu setelah memeriksa luka Arina

"Kita harus kedokter" Ucap salah satu mereka

"Kau gila? " Ucap mereka saling bersautan memberikan opini.

Kondisi saat ini begitu tersusun rapi, kemungkinan besar bahkan ambulance yang akan dikendarai atau dokter yang akan menangani adalah komplotan mereka yang ingin mencelakai Arina.

"Lakukan disini saja" Ucap Arina dengan nafas yang terengah-engah.

"Disini? Nona sebaiknya kita lakukan di vila saja" Saran mereka

"Kau sudah mendapat lokasi yang dia kirim? Belum kan? Menunggunya hanya akan membuatku mati" Ucap Arina geram dengan keringat yang sudah keluar dari tubuhnya

"Cepatlah" Ucap Arina menatap tajam

"Baiklah nona, tapi kau harus menahannya ini akan sangat sakit" Ucap wanita berjas itu dengan wajah panik.

"Aku percayakan padamu" Ucap Arina menatap pengawal wanitanya itu yang juga merupakan seorang dokter.

"Baik" Ucapnya mengangguk dan mulai mengeluarkan koper hitam yang dibawanya tadi.

Dengan cepat tangan mereka membantu menyusun barang, infus dan menggunakan sarung tangan. Tak ada bius saat ini, karnanya mereka sangat gugup karna sakitnya pasti akan dua kali lipat. Luka bekas sayatan itu sudah terlanjur terbuka begitu lama ditambah Arina baru selesai mandi, membuat darahnya semakin banyak keluar.

"Cukup pegang aku" Ucap Arina ketika menyadari keraguan dari mereka

Dengan pandangan iba mereka akhirnya menghitung mundur dan memulai.

Satu tusukan jarum masuk ke kulit Arina dan membuat dirinya mengerang hebat,

"Tolong bantu pegangi dia" Ucap salah satu pengawal karna mereka bertiga kekurangan orang.

Dengan rasa ragu karna harus Memegang wanita mereka saling pandang sebelum ambil langkah

"Tolong lah" Ucapnya sekali lagi mengiba

"B-baik" Ucap mereka dan melangkah cepat mengelilingi Arina yang kini sedang menggeliat kesakitan.

Husein yang berada tepat disamping kanan kepala Arina memandangnya menahan sakit, membuat hatinya juga merasa sakit ditambah setelah mendengar dirinya ber telponan dengan presiden dia tidak jadi merasa benci tapi malah berganti kasihan. Kasihan ketika melihat wanita secantik ini malah dengan tanpa pikir bisa berkorban diri demi negara-nya. Meski dia tak tau apa sebenarnya masalah yang sedang presiden dan wanita ini bicarakan.

Mata Husein dan Arina bertemu, tampak mata Arina begitu sayu dan penuh air mata menatap mata Husein juga. Mulutnya yang disumbal dengan kain agar tak meninggalkan suara menjadi saksi betapa menyakitkan-nya dirinya saat ini.

Belum siap proses penjahitan disisi lain, Arina pingsan di tengah jalan, awalnya mereka khawatir Arina kenapa-kenapa. Tapi, setelah mendengar penjelasan wanita berjas hitam itu akhirnya mereka hanya memandang Arina dan diam.

"Akhirnya selesai juga" Ucap wanita itu dan memeriksa kondisi Arina, semua merasa lega meski Arina belum sadarkan diri.

Tak berselang lama badan Arina malah terguncang hebat mengagetkan mereka semua.

"Dia kenapa? " Tanya mereka bersaut-sautan

"Dia baru kehilangan darah yang banyak, tentu dia mengalami guncangan yang hebat" Jelas wanita itu

"Dia perlu pendonoran darah"

"Apa golongan darahnya? " Tanya pria itu bersautan karna panik

"O, apa diantara kalian ada bergolongan darah O? " Tanya nya

"Aku" Ucap dua orang pria salah satunya adalah Husein

"Baik akan aku donorkan secara bergantian"  Ucap wanita itu dan langsung dengan sigap memasukkan jarum besar ke urat lengan salah satu diantara mereka.

Pendonoran darah berhasil dilakukan kini Arina tidak terguncang kembali.

"Sebentar lagi kita akan pergi, mereka sudah mengirimkan tempat untuk kita, maaf tuan sekalian, kami juga harus membawa kalian, silahkan kemasi barang kalian" Tutur pengawal itu dengan jelas dan diberi anggukan oleh mereka.

"Kita akan pergi setelah kalian siap menyimpan barang" Sambungnya kembali.

Tak butuh waktu lama karna mereka semua baru sampai dan belum sempat menata barang, kini mereka sudah siap pergi dengan koper di tangan mereka masing-masing.

"Kau ikut kami, kita pergi dengan mobil yang sama, selebihnya dia akan mengantarkan kalian" Ucap pengawal kepada pendonor dan yang lainnya.

"Baik" Ucap mereka dan mulai berjalan ke koridor hotel,

Arina yang masih belum sadarkan diri, digendong oleh pengawal itu dengan pria yang mendonorkan darahnya di sampingnya sembari memegang kantong infus dan kantong darah yang dipegang pengawal wanita di sampingnya.

Sekitar 8 menit mereka sampai disebuah vila mewah dengan dua lantai yang dikelilingi pohon rindang, sangat nyaman dan sunyi.

Pengawal membawa Arina masuk kedalam kamar dan meletakkannya ke kasur, setelah itu memanggil Husein untuk mendonorkan darahnya, karna mereka rasa sudah cukup banyak yang diberikan oleh pemuda yang pertama walaupun Arina masih perlu. Oleh karna itu mereka harus memberikan darah kembali.

Dengan sigap tangan wanita itu menyambungkan jarum itu ke lengan Husein dan meninggalkan ruangan.

"Mbak" Husein menghentikan langkah wanita itu.

"Saya ditinggal berdua saja dengan mbak ini? " Tanya Husein kembali melihat wanita itu hendak pergi meninggalkan mereka berdua.

"Iya, ada masalah? " Ucapnya dengan senyum ramah

"Tapi kami bukan mahram" Ucapnya kembali

Wanita itu mengernyitkan dahinya menatap Husein heran.

"Tidak papa ada cctv"

"T-tapi mbak"

"Maaf tuan, nona hanya membawa tiga pengawal ke sini, kami harus membagi tugas dahulu, nona sedang tidak sadarkan diri, dia tak mungkin akan melecehkan anda" Ucap wanita itu dan membuat Husein terdiam mendengar kalimat terakhir, kata 'melecehkan' membuat dirinya diam mematung seketika.

Husein akhirnya hanya bisa pasrah dan menghela nafas setelah kepergian wanita itu.

Matanya menyapu seluruh ruangan tanpa sisa membuang kebosanan. Hingga, matanya terhenti menatap wanita yang kini berada tepat didepannya, kulitnya yang putih, raut wajah yang begitu istimewa dan rambut panjangnya begitu cantik, bahkan bulu matanya begitu lebat sangat indah dipandang mata.

"Astaghfirullah Husein" Ucapnya kepada dirinya sendiri sembari memukul pipinya keras.

Suara Husein yang keras membangunkan Arina. Mata cantiknya menoleh kearah sumber suara itu. Arina bergerak merasakan tubuhnya yang sakit dan membuat Husein menoleh kearahnya.

"Kamu sudah sadar? " Tanya Husein melihat Arina yang bergerak untuk duduk.

Arina tidak menjawab sama sekali, Arina hanya menganggap itu pertanyaan yang tidak penting sama sekali. Husein membantu menambahkan  bantal kebelakang Arina.

Arina yang baru bangun melihat sekeliling kamar dan hanya ada mereka berdua. Melihat itu Husein mencoba menjelaskan dari awal dan diberi anggukan oleh Arina.

"Nama kamu Husein kan? " Selidik Arina

"Iya betul, kok kamu tau ya? " Tanya Husein kembali heran, seingatnya dia sama sekali tidak mengenal wanita yang ada didepan-nya.

"Tau saja" Ucap Arina singkat.

"Nama kamu? " Husein bertanya kembali

"Panggil saja Arina" Jawab Arina menoleh kearah Husein

Husein yang mendapat tatapan itu tidak membalasnya tapi hanya menunduk.

"Kamu dari negara mana, kalau boleh tau" Tanya Husein kembali memecah keheningan

"Aku liat kamu tadi begitu faseh memakai bahasa Inggris dan Jepang, sekarang juga kamu sangat pandai berbahasa Indonesia" Tanya-nya kembali mengingat Arina begitu faseh saat berbicara bahasa Jepang dengan samurai itu dan berbahasa Inggris ketika bersama pengawal-nya.

"Indonesia, sama seperti mu" Jawab Arina dan memejamkan matanya.

Husein tercengang walaupun sebenarnya dia sudah menerka-nerka diawal. Melihat raut wajah Arina yang begitu kelelahan, Husein tidak bertanya kembali dan hanya diam

Terpopuler

Comments

Aranta Rian

Aranta Rian

Fighting 💘🫂

2023-10-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Serangan DiOsaka
2 Bab 2 presiden
3 Bab 3 vila
4 Bab 4 Alex
5 Bab 5. Acara bakar-bakar
6 Bab 6. Kepulangan ke Indonesia
7 Bab 7. Diperistri dalam 10 menit
8 Bab 8 kenapa menikahi-ku
9 Bab 9. Husein yang bingung
10 Bab 10 Melarikan Diri
11 Bab 11 Kembali Kepada Husein
12 Bab 12 Arina Demam
13 Bab 13 Seharian Bersama Arina
14 Bab 14 Kemeja Putih
15 Bab 15 Arina Yang Nakal
16 Bab 16 Keganasan Husein
17 Bab 17 Ketahuan Ummi
18 Bab 18 Janji Keluar
19 Bab 19 Sebuah Telpon
20 Bab 20 Menepati janji
21 Bab 21 Diluar
22 Bab 22 Kelicikan Arina
23 Pulang kerumah
24 Aku gak bisa sholat
25 Kembali ke Jakarta
26 Kolam Renang
27 Naif
28 Fakta
29 Perbincangan Dengan Pak Presiden
30 Dewan
31 Pertemuan dengan ketua partai
32 Bergabung dengan partai
33 Teka Teki
34 Politik
35 Ayah
36 Kekejaman Ayah
37 Perhatian Husein
38 Kondisi Arina
39 Pertemuan Dengan Organisasi
40 Konsekuensi Para Pengkhianat
41 Do'a Dari Husein
42 Rekaman
43 Alibi Alex
44 Deepdark
45 Pertengkaran
46 Husein yang kelu
47 Bertemu Dengan Alex
48 Menemui Husein
49 Meninggalkan-ku Kembali
50 Bercumbu Kembali
51 Bukti
52 Penembakan
53 Tak ada cinta tulus untukmu
54 Ancaman
55 Kehidupan John
56 Tersadar
57 Bertemu Kembali
58 Kau Terlalu membuat-ku kecewa
59 Lupakan Alex
60 Bingung
61 Arina Hospital
62 Apa Dia Mendengar-nya
63 Meninggalkan-ku?
64 Malam Sunyi
65 Hutan
66 Hanya kau satu-satunya
67 Mencoba Terbuka
68 Kamar Mandi
69 Janji Dinner
70 Bonus
71 Permintaan Tolong
72 Salah Tapi Tak marah
73 Ustad-ku
74 Isu
75 Membawa Husein
76 Solusi
77 Bukan Pemarah
78 Penjelasan Husein
79 Kamera
80 Ancaman
81 Bersabar kembali
82 Bukan Modal
83 Keputusan Arina
84 Husein yang tak tau
85 Pendonor-an Besar-besaran
86 Taushiyah
87 Bukan Sembarang Wanita
88 Kawal dan Bawa
89 Lelah
90 Keputusan Husien
91 Live streaming
92 Kedatangan Segerombolan Pria
93 Arina Terluka
94 Rumah Sakit
95 Langkah yang diambil tanpa Nona
96 Menuju Tempat
97 Sekian Lama
98 Karma
99 Larut
100 Fakta Saat Nona Tertidur 1
101 Fakta Saat Nona Tidur 2
102 Kabur
103 Dimana Alixia
104 Berkorban
105 Abdi
106 Ratu pasar Gelap
107 Pergerakan Awal
108 Red Room
109 Penghinaan
110 Harga Jual Tubuh Ratu
111 Sosok lain dari pria ini
112 Pergerakan Husein
113 Monster
114 Bagaimana tidak mencintai orang seperti ini
115 Intelijen
116 Digiring
117 Introgasi
118 Keluar
119 Honeymoon
120 Berkorban Diri
121 Rajam
122 Dimana Arina
123 Keberadaan Arina
124 Keadaan Sang Kekasih
125 Sumpah Mati-ku
126 Perih
127 Sumpah Serapah mulut tanpa akal
128 Putusan Hakim
129 Harapan
130 Gaun Pertama dan Terakhir untuk Istriku
131 Malam Terakhir
132 Eksekusi
133 Arina-ku Yang Malang
134 Kejadian hari itu
135 Kerelaan Arina
136 Mata Media
137 Kembali
138 Kelu Muhammadku
139 Campur Tangan Sang Maha Kuasa
140 Finish...
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Bab 1 Serangan DiOsaka
2
Bab 2 presiden
3
Bab 3 vila
4
Bab 4 Alex
5
Bab 5. Acara bakar-bakar
6
Bab 6. Kepulangan ke Indonesia
7
Bab 7. Diperistri dalam 10 menit
8
Bab 8 kenapa menikahi-ku
9
Bab 9. Husein yang bingung
10
Bab 10 Melarikan Diri
11
Bab 11 Kembali Kepada Husein
12
Bab 12 Arina Demam
13
Bab 13 Seharian Bersama Arina
14
Bab 14 Kemeja Putih
15
Bab 15 Arina Yang Nakal
16
Bab 16 Keganasan Husein
17
Bab 17 Ketahuan Ummi
18
Bab 18 Janji Keluar
19
Bab 19 Sebuah Telpon
20
Bab 20 Menepati janji
21
Bab 21 Diluar
22
Bab 22 Kelicikan Arina
23
Pulang kerumah
24
Aku gak bisa sholat
25
Kembali ke Jakarta
26
Kolam Renang
27
Naif
28
Fakta
29
Perbincangan Dengan Pak Presiden
30
Dewan
31
Pertemuan dengan ketua partai
32
Bergabung dengan partai
33
Teka Teki
34
Politik
35
Ayah
36
Kekejaman Ayah
37
Perhatian Husein
38
Kondisi Arina
39
Pertemuan Dengan Organisasi
40
Konsekuensi Para Pengkhianat
41
Do'a Dari Husein
42
Rekaman
43
Alibi Alex
44
Deepdark
45
Pertengkaran
46
Husein yang kelu
47
Bertemu Dengan Alex
48
Menemui Husein
49
Meninggalkan-ku Kembali
50
Bercumbu Kembali
51
Bukti
52
Penembakan
53
Tak ada cinta tulus untukmu
54
Ancaman
55
Kehidupan John
56
Tersadar
57
Bertemu Kembali
58
Kau Terlalu membuat-ku kecewa
59
Lupakan Alex
60
Bingung
61
Arina Hospital
62
Apa Dia Mendengar-nya
63
Meninggalkan-ku?
64
Malam Sunyi
65
Hutan
66
Hanya kau satu-satunya
67
Mencoba Terbuka
68
Kamar Mandi
69
Janji Dinner
70
Bonus
71
Permintaan Tolong
72
Salah Tapi Tak marah
73
Ustad-ku
74
Isu
75
Membawa Husein
76
Solusi
77
Bukan Pemarah
78
Penjelasan Husein
79
Kamera
80
Ancaman
81
Bersabar kembali
82
Bukan Modal
83
Keputusan Arina
84
Husein yang tak tau
85
Pendonor-an Besar-besaran
86
Taushiyah
87
Bukan Sembarang Wanita
88
Kawal dan Bawa
89
Lelah
90
Keputusan Husien
91
Live streaming
92
Kedatangan Segerombolan Pria
93
Arina Terluka
94
Rumah Sakit
95
Langkah yang diambil tanpa Nona
96
Menuju Tempat
97
Sekian Lama
98
Karma
99
Larut
100
Fakta Saat Nona Tertidur 1
101
Fakta Saat Nona Tidur 2
102
Kabur
103
Dimana Alixia
104
Berkorban
105
Abdi
106
Ratu pasar Gelap
107
Pergerakan Awal
108
Red Room
109
Penghinaan
110
Harga Jual Tubuh Ratu
111
Sosok lain dari pria ini
112
Pergerakan Husein
113
Monster
114
Bagaimana tidak mencintai orang seperti ini
115
Intelijen
116
Digiring
117
Introgasi
118
Keluar
119
Honeymoon
120
Berkorban Diri
121
Rajam
122
Dimana Arina
123
Keberadaan Arina
124
Keadaan Sang Kekasih
125
Sumpah Mati-ku
126
Perih
127
Sumpah Serapah mulut tanpa akal
128
Putusan Hakim
129
Harapan
130
Gaun Pertama dan Terakhir untuk Istriku
131
Malam Terakhir
132
Eksekusi
133
Arina-ku Yang Malang
134
Kejadian hari itu
135
Kerelaan Arina
136
Mata Media
137
Kembali
138
Kelu Muhammadku
139
Campur Tangan Sang Maha Kuasa
140
Finish...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!