Percakapan yang Tulus
Ara dan Mika berjalan-jalan di taman, udara segar dan suasana damai memberikan mereka rasa nyaman untuk berbicara tentang hal-hal yang lebih pribadi
.
Mika memandang Ara dengan tatapan hangat.
"Ara, ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu. Aku harap kamu tak keberatan."
Ara tersenyum lembut.
"Tentu saja, Mika. Kamu bisa berbicara dengan bebas."
Mika mengambil napas dalam-dalam.
"Aku ingin berbagi denganmu tentang kakak ven. Dia memiliki sebuah gumpalan besar di dadanya. Itu membuatku sangat khawatir dan sedih untuknya."
Ara memahami betapa pentingnya momen ini bagi Mika. Dia mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan dukungan dengan tatapan hangatnya.
Mika melanjutkan,
"Melihat bagaimana Ven sangat peduli terhadapmu, terkadang aku merasa cemburu. Dia selalu ada untukmu, dan itu begitu mengesankan. Aku hanya berharap aku bisa melakukan hal yang sama untuk kakak."
Ara menyentuh lengan Mika dengan lembut.
"Mika, kamu adalah orang yang baik dan perhatian. Aku yakin kakakmu sangat beruntung memilikimu di sisinya. Dan aku percaya bahwa bersama-sama, kalian akan menghadapi segala hal dengan kuat."
Mika tersenyum, terharu oleh kata-kata Ara. "Terima kasih, Ara. Kamu memberiku semangat. Aku harap aku bisa menjadi dukungan yang baik bagi kakakku seperti Ven untukmu."
dan mereka pun kembali ke Ruang makan dipenuhi dengan gelak tawa dan ceria. Setelah selesai makan, seperti biasanya, Mika dan Ara mulai berebutan untuk mendapatkan perhatian Ven. Mereka menarik tangan pria itu ke arah mereka masing-masing, mencoba menunjukkan siapa yang paling menarik di antara mereka.
Namun, kali ini nasib mereka berdua tidak seperti biasanya. Tiba-tiba, Teo Sensei, amon, dan Demon Lord Dipo muncul di pintu ruang makan. Mereka berdiri di ambang pintu, memandang adegan yang lucu ini dengan senyum lebar.
Teo Sensei berkomentar dengan nada menghibur, "Apa yang sedang terjadi di sini?"
amon dan Demon Lord Dipo hanya bisa menahan tawanya. Mereka mengetahui bahwa persaingan ini adalah hal yang biasa terjadi di antara mereka.
Mika dan Ara, yang menyadari kehadiran mereka, segera melepaskan cengkeraman mereka pada lengan Ven, wajah mereka memerah malu.
Teo Sensei memutuskan untuk bercanda,
"Sepertinya aku harus membawa lebih banyak piring untuk makan siang berikutnya."
Demon Lord Dipo ikut tertawa
, "Siapa yang tahu bahwa makan siang akan menjadi pertarungan sengit?"
amon mengangguk setuju,
"Ini adalah hiburan yang menyenangkan."
Setelah candaan dan tawa, mereka semua duduk bersama dan menikmati sisa waktu mereka. Meskipun ada sedikit persaingan di antara Mika dan Ara, mereka tahu bahwa pada akhirnya, persahabatan mereka tetap tak tergantikan.
Ven, melihat kesempatan ini, memilih untuk kabur dengan menggunakan transformasi Taka. Ia menyelinap keluar ruang makan dengan lincah, meninggalkan tawa dan keceriaan di belakangnya
Ven memutuskan untuk berkeliling kota sendirian. Ia merasa ingin menghabiskan waktu sejenak untuk dirinya sendiri, meskipun ia belum makan. Di perjalanannya, ia bertemu dengan seorang gadis yang lebih tua darinya. Gadis itu tampak kelaparan dan tampaknya telah lama tidak makan.
Tanpa ragu, Ven memutuskan untuk membelikannya makanan. Ia yakin bahwa gadis ini membutuhkannya lebih dari dirinya sendiri saat ini. Gadis itu berterima kasih dengan tulus karena bantuannya, dan Ven merasa senang bisa membantu.
Mereka duduk bersama di sudut jalan, berbagi makanan yang baru saja Ven beli. Gadis itu memperkenalkan dirinya sebagai Yuuka, seorang penembak jitu handal yang sering berpetualang sendirian.
Yuuka bercerita tentang petualangannya dan bagaimana ia terjebak di kota tanpa uang. Ven mendengarkan dengan antusias, mengagumi keberaniannya.
Setelah makan bersama, Yuuka menawarkan untuk bergabung dengan Ven dalam perjalanannya. Ia merasa berhutang budi kepada Ven atas makanannya, dan juga menyadari bahwa bersama Ven, ia bisa mengalami petualangan yang menarik.
Sementara itu, di kediaman Teo Sensei, Mika dan Ara mulai mencari Ven. Mereka semakin cemas karena tak menemukan jejak Ven di sekitar rumah.
Teo Sensei mulai menyadari bahwa Ven telah pergi ke kota tanpa memberi tahu mereka. Ia memilih untuk tidak memberi tahu Mika dan Ara agar mereka tidak khawatir. Ia tahu bahwa Ven adalah orang yang bertanggung jawab dan selalu kembali dengan selamat.
Sementara itu, Ven dan Yuuka melanjutkan perjalanannya bersama, menuju petualangan baru yang menanti mereka.
Ven dan Yuuka berjalan bersama menuju restoran untuk mencari makan malam. Mereka berbicara banyak hal sepanjang jalan, saling bertukar cerita dan pengalaman. Yuuka terpesona oleh kebaikan Ven dan caranya menyelesaikan masalah.
Namun, tiba-tiba terdengar keributan dari arah kota. Tanpa berpikir panjang, Ven segera menuju sumber keributan itu untuk melihat apa yang terjadi. Yuuka melihat Ven dengan kagum karena keberaniannya.
Sementara itu, di kediaman Teo Sensei, Ven kembali dengan Yuuka. Ia memperkenalkannya sebagai teman barunya. Ara, yang khawatir, menabraknya dengan cepat dan menyambut Ven kembali.
Namun, ketika ia melihat Yuuka, ia bertanya dengan penuh keingintahuan.
Mika juga muncul dengan seorang wanita yang tak dikenal, dan ekspresinya terlihat cemburu. Mereka semua sepakat untuk berbicara di ruang tamu terlebih dahulu. Di dalam, Yuuka
menceritakan pengalamannya kepada mereka.
Sementara itu, Ven ingin mandi dan pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan diri setelah seharian di luar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments