Malam telah tiba, dan Ven duduk bersama amon. Setelah beberapa percakapan ringan, Ven akhirnya bertanya dengan lembut,
"Mon, apakah kau pernah berpikir untuk mencari seseorang untuk menemanimu dalam hidup ini?"
amon tersenyum dan menjawab dengan nada santai,
"Ya, mau lah. Pakai nanya segala."
Ven tidak bisa menahan senyum mendengar jawaban amon. "Bagaimana dengan Mika?" tanya Ven lagi
amon mengernyitkan kening,
"Mau mati apa gimana, lu? Dia kan sudah ada Demon Lord Dipo. Ara juga sudah ada kamu."
Mendengar hal itu, Ven memberikan saran
"Coba jalan-jalan dengan wanita yang tadi kutemui. Sekarang dia ada di ruang tamu. Siapa tahu, dia bisa tertarik padamu."
Dengan percaya diri, Ven memberi amon dorongan untuk mencoba hal baru. Siapa tahu, ini bisa menjadi awal dari sesuatu yang baru dan membahagiakan.
Malam telah larut, dan keheningan menghampiri kediaman mereka. Hanya Ven dan amon yang masih terjaga, sibuk dengan pelatihan transformasi ghoust. Tiba-tiba, keheningan itu terputus oleh suara jeritan.
"Tolong!"
suara Mika Ven, berbalik cepat menuju suara teriakan itu, diikuti oleh amon.
Mereka tiba di tempat kejadian dalam sekejap, namun mereka terlambat. Mika, Ara, dan Yuukatelah menghilang, diculik oleh sekelompok bayangan misterius.
"Kita harus menemukan mereka!"
kata amon, napasnya terengah-engah.
Ven mengangguk dengan serius,
"Kita akan mencari mereka, amon. Tapi terlebih dahulu, kita perlu menghadapi ancaman ini."
Kedua pria itu bergabung, mempersiapkan diri untuk menghadapi musuh yang tak terlihat. Pertempuran di malam gelap ini adalah ujian nyata bagi keterampilan dan kekuatan mereka.
Bayangan-bayangan itu muncul dari kegelapan, serangan mereka cepat dan tajam. Ven dan amon bergantian membela diri, mencoba mengalahkan musuh-musuh yang tak terlihat ini.
Pertempuran sengit berlangsung sepanjang malam. Kedua pria itu bertahan dengan gigih, tidak menyerah. Mereka tahu bahwa tidak ada pilihan lain selain memenangkan pertarungan ini.
Akhirnya, ketika matahari mulai terbit, bayangan-bayangan itu menghilang, meninggalkan Ven dan amon dalam keadaan lelah dan terluka. Namun, mereka berhasil memenangkan pertempuran ini.
Sekarang, dengan kekuatan terakhir mereka, mereka harus segera melacak dan menyelamatkan Mika, Ara, dan Yuukadari tangan musuh yang misterius itu.
Setelah pertempuran sengit di malam gelap, Ven dan amon segera memulai misi penyelamatan. Mereka menyusuri jejak misterius yang ditinggalkan oleh para penculik, mencari petunjuk yang bisa membawa mereka ke tempat di mana Mika, Ara, dan Yuukaditawan.
Jejak itu membawa mereka ke hutan yang gelap dan rimbun. Daun-daun berguguran menutupi jalan mereka, menciptakan suasana misterius di sekitar.
"Sesuatu terasa aneh di sini," ujar amon, memegang pedangnya dengan tegang.
Ven mengangguk setuju,
"Ya, kita harus waspada. Mereka mungkin telah menyiapkan perangkap atau jebakan."
Mereka melanjutkan perjalanan dengan hati-hati, merasakan aura ketegangan di udara. Semakin dalam mereka masuk ke dalam hutan, semakin kuat pula ketegangan itu.
Tiba-tiba, mereka mendengar suara bisikan lembut di antara pepohonan. Mereka berhenti sejenak, memperhatikan sekeliling.
"Siapa kalian yang berani menculik teman-temanku?"
ujar Ven dengan nada tajam.
Dari kegelapan muncul seorang wanita berpakaian hitam, wajahnya tertutup selendang. Dia tersenyum misterius.
"Aku adalah Raven, dan aku memiliki informasi tentang teman-temanmu. Namun, untuk mendapatkannya, kalian harus melewati tantanganku," ucapnya dengan nada menggoda.
Ven dan amon siap menghadapi tantangan Raven, menyadari bahwa inilah satu-satunya cara untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Pertempuran pun kembali terjadi di dalam hutan yang misterius ini.
Markas para penculik terbentang di depan mereka, sebuah benteng yang kuat di tengah hutan belantara. Ven dan amon mengamati dengan serius, menilai setiap kemungkinan strategi untuk menghancurkan benteng itu dan menyelamatkan teman-teman mereka.
Namun, saat mereka berada di ambang pintu gerbang, seorang wanita misterius muncul lagi. Wajahnya tersembunyi dalam kegelapan dan aura misterius menyelimuti dirinya.
"Kalian berdua telah menunjukkan keberanian yang luar biasa. Namun, di balik pintu gerbang ini, ada kekuatan yang sulit diatasi,"
ucap wanita itu dengan suara lembut.
Ven dan amon saling pandang, mereka tahu bahwa pertarungan ini tidak akan mudah. Namun, tekad mereka untuk menyelamatkan teman-teman mereka lebih kuat dari segala rintangan.
"Mengabaikanmu adalah kesalahan besar," ucap Ven dengan tegas
"Kami tidak akan mundur. Kami akan menghancurkan markas ini dan menyelamatkan teman-teman kami."
Dengan tekad bulat, mereka melangkah maju dan menyerang markas para penculik. Pertempuran sengit terjadi di dalam benteng, dengan berbagai rintangan dan jebakan yang harus mereka atasi.
Dalam kegelapan yang mengelilingi mereka, suara pedang dan tenaga khusus bergema. Keduanya bekerja sama dengan sempurna, memanfaatkan kekuatan masing-masing untuk mengatasi para penjaga markas.
Saat mereka mendekati pusat markas, kehadiran wanita misterius kembali mengganggu. Namun kali ini, mereka tidak akan membiarkan diri mereka terganggu. Dengan kekuatan dan keterampilan mereka yang telah teruji, mereka menghadapi wanita misterius dengan tekad yang kuat.
Pertarungan mencapai puncaknya, dan akhirnya, dengan kekuatan bersama, Ven dan amon berhasil mengalahkan wanita misterius itu. Mereka melanjutkan perjalanan menuju pusat markas dengan hati penuh tekad untuk menyelamatkan teman-teman mereka.
Di dalam kegelapan yang menyelimuti, keberanian dan determinasi mereka menjadi sinar terang yang membimbing mereka menuju kemenangan.
Setelah mengatasi rintangan di markas para penculik, Ven dan amon akhirnya berhasil mencapai ruangan pusat. Mereka disambut oleh teman-teman mereka yang telah dibebaskan dari tahanan
"Ven! amon! Kalian datang!" seru Mika dengan senang hati.
"Kami di sini untuk menyelamatkan kalian,
" ujar Ven dengan senyum lega.
Namun, kegembiraan mereka segera terhenti ketika terdengar suara langkah berat mendekati dari belakang. Mereka berdua berbalik, siap untuk menghadapi ancaman baru.
Tiba-tiba, dari kegelapan, muncullah wanita misterius yang mereka temui sebelumnya. Kali ini, dia tidak lagi berselimut misteri, wajahnya terungkap, dan tatapan matanya penuh dengan keputusasaan.
"Kalian... kalian harus dengarkan aku," pintanya dengan suara lemah.
Ven dan amon saling pandang, mempertimbangkan apakah akan mendengarkan apa yang akan dikatakan wanita itu. Akhirnya, mereka mengangguk, memberikan kesempatan padanya untuk berbicara.
Wanita itu pun mulai menceritakan kisahnya, tentang bagaimana dia terlibat dalam konflik yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Dia adalah seorang pejuang keadilan yang berusaha melawan kekuatan jahat yang mengancam kedamaian dunia.
Namun, dia terperangkap dalam jebakan musuh dan dijadikan alat untuk mencapai tujuan mereka. Dia merasa bersalah karena telah membawa penderitaan pada orang-orang yang dicintainya.
Mendengarkan cerita wanita itu, hati Ven dan amon tergerak. Mereka menyadari bahwa tidak semua yang terlihat di permukaan adalah apa adanya, dan terkadang ada rahasia yang tersembunyi di baliknya.
Dengan hati terbuka, mereka memutuskan untuk membantu wanita itu mendapatkan kebebasannya. Bersama-sama, mereka merencanakan rencana untuk melawan musuh yang lebih besar dan mengungkapkan kebenaran di balik konflik ini.
Dengan kekuatan bersama dan tekad yang kuat, mereka bersiap untuk menghadapi tantangan yang lebih besar. Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, namun mereka yakin bahwa dengan bersatu, mereka dapat menghadapi apapun.
amon berdiri dengan mantap, mengerahkan kekuatan ghoust-nya dengan penuh percaya diri di hadapan Yuuka Dengan gerakan taktis dan serangan yang terarah, amon berhasil mengalahkan sekelompok penyerang dengan cemerlang.
Yuuka memandang amon dengan kagum, mengerti bahwa di hadapannya berdiri seorang pejuang sejati. Dia merasa aman di samping amon, dan bersama-sama, mereka membuktikan bahwa kebersamaan adalah kunci dari kekuatan sejati.
Tiba-tiba, Teo Sensei muncul dari belakang Ven, menyampaikan peringatan serius.
"Hati-hati, Ven. Serangan ghoust-nya amon memang mematikan. Luka yang diakibatkannya sulit untuk sembuh."
Ven mengangguk, mengucapkan terima kasih atas peringatan itu. Tanpa menunggu lama, Teo Sensei bergerak cepat menuju area tempat sandera disekap. Bersama-sama dengan Demon Lord Dipo, mereka membawa harapan kepada mereka yang terjebak.
Sementara itu, Ven melanjutkan perjalanannya mencari amon, Mika, Yuuka, dan Ara. Dia mengikuti jejak-jejak pertempuran, mengandalkan insting dan kemampuan untuk melacak teman-temannya.
Ketika dia akhirnya menemukan mereka, dia disambut dengan senyuman lega dari semua orang. Mika, amon, Yuuka, dan Ara selamat dari bahaya, dan sekarang bersama-sama, mereka menghadapi masa depan yang tak terduga.
Mereka tahu bahwa petualangan mereka masih belum berakhir. Dengan kekuatan, kepercayaan, dan persahabatan yang mereka miliki, mereka siap menghadapi segala rintangan yang mungkin ada di depan. Mereka adalah tim yang tak terhentikan, dan bersama, mereka akan menulis kisah mereka yang tak terlupakan.
Mika, Ara, dan Yuuka akhirnya selamat dari tangan geng penculik, berkat keberanian Ven dan amon. Namun, ketika mereka berpaling, muncullah bos geng yang mengancam. amon siap melawan dengan kecepatan dan keahlian menggunakan rantai lemparnya, mengikat dengan cermat kaki dan seluruh tubuh sang bos.
Namun, amon menyadari bahwa dia sudah melebihi batas penggunaan kekuatan transformasinya. Dia harus bertarung dengan hati-hati. Dengan cepat, Ven memanfaatkan transformasi Taka-nya, menembakkan serangan-serangan cepat yang mengalir menuju bos geng tersebut.
Kombinasi serangan amon dan Ven membawa kemenangan. Sang bos terjebak dalam serangan balik mereka, tak berdaya di hadapan kekuatan gabungan mereka. Ini adalah pertarungan pertama amon, dan pertama kalinya bagi Ven untuk tidak menggunakan kekuatan Ace-nya untuk membelah bulan. Mereka telah menunjukkan bahwa kekuatan sejati terletak dalam kerja sama tim.
Ven membakar markas geng penculik itu dengan hujan api yang dahsyat, sementara sekitarnya membeku oleh panah esnya. Mereka meninggalkan markas tersebut dalam kepungan api dan es yang membara, membawa tawanan mereka serta Mika, Ara, dan Yuuka kembali ke rumah Teo Sensei.
Para sandera yang selamat dari penyiksaan para penculik itu dibawa ke kantor kepala desa, diharapkan untuk pulih dan mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan. amon ingin menyampaikan terima kasih kepada Ven. Kesempatan ini memberinya pengalaman baru, menggantikan Ven yang selalu dikenal sebagai pembasmi markas penjahat. Kali ini, amonlah yang berhasil menghancurkan markas tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments