Perjalanan membawa mereka ke sebuah kota yang luar biasa bernama Kota Angin. Kota ini terkenal karena menggunakan kekuatan tenaga angin untuk menggerakkan segala sesuatu di dalamnya. Bangunan-bangunannya terbuat dari bahan-bahan ringan dan tahan angin, menciptakan harmoni yang indah dengan alam sekitarnya.
Mika sangat penasaran dengan kekuatan tenaga angin ini. Dia teringat bagaimana Ven pernah menyelamatkan mereka dengan transformasi Taka, bergerak secepat kilat. Mungkin dia bisa belajar untuk mengendalikan kecepatannya dengan cara yang sama.
Mereka memutuskan untuk tinggal beberapa hari di Kota Angin, memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar dari penduduk setempat. Mika mencari seorang ahli tenaga angin yang bersedia berbagi pengetahuan dengan dia.
Dipo dan Amon juga memanfaatkan waktu ini untuk memperdalam kemampuan transformasi mereka. Dengan bantuan penduduk setempat, mereka menemukan cara-cara baru untuk memanfaatkan kekuatan mereka dengan lebih efektif.
Ven sendiri mendekati Mika dengan tekad untuk memahami dan mengendalikan kekuatan Taka. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam di luar kota, berlatih dan memahami aliran tenaga angin.
Pada akhir kunjungan mereka, Mika merasa lebih dekat dengan elemen angin daripada sebelumnya. Dia mampu mengendalikan aliran tenaga angin di sekitarnya dengan lebih halus, dan kecepatannya meningkat secara signifikan.
Dengan hati penuh terima kasih, kelompok tersebut berpisah dengan penduduk Kota Angin. Mereka melanjutkan perjalanan mereka dengan semangat baru, membawa dengan mereka pengetahuan baru dan kemampuan yang diperoleh dari kota yang memuja elemen angin
Keributan di Kota Angin memaksa Mika hampir pingsan. Tanpa ragu, Ven membimbingnya ke tempat yang tenang untuk beristirahat. Di taman kecil yang tersembunyi, Mika akhirnya dapat bernapas dengan tenang.
Sementara itu, Dipo dan Amon tampaknya sedang menikmati keramaian dengan antusias. Mereka tertawa bersama penduduk setempat, sepenuhnya tak menyadari situasi Mika.
Ven pergi menyelidiki sumber keributan. Dia tiba di lapangan tempat perselisihan terjadi dan dengan bijak mengatasi situasi yang memanas. Namun, di dalam hati, kegembiraannya bersama Amon dengan Dipo tidak dapat disembunyikan.
Ven mencoba untuk menghubungi Dipo melalui telepati untuk memberi tahu tentang situasi, namun ternyata dia tidak dapat terhubung. Ini bukan kali pertama hal itu terjadi.
"demonlord kampret," gertak Ven dalam hati. Kegelisahan hatinya semakin bertambah ketika dia tidak dapat menghubungi Dipo. Dia merasa sedikit terpisah dari kelompoknya saat ini.
Dengan langkah mantap, Ven kembali ke taman untuk memastikan Mika dalam keadaan baik. Dia melihat Mika sudah terlihat lebih tenang, dan itu membuat hatinya lega.
"Mika, apa yang terjadi?"
tanya Ven dengan lembut.
Mika tersenyum padanya dengan penuh rasa terima kasih.
"Terima kasih, Ven. Aku hanya butuh waktu untuk mengatasi kecemasanku. Aku merasa lebih baik sekarang."
Mereka berdua kembali ke keramaian, bersiap untuk melanjutkan perjalanan mereka. Ven mengambil napas dalam-dalam, bersumpah untuk lebih berhati-hati dalam menyambungkan komunikasi dengan Dipo selanjutnya.
Mika berusaha untuk berbagi pengetahuan tentang elemen angin dan kekuatan transformasi Taka-nya kepada Ven ketika mereka berada di Kota Angin. Namun, upayanya itu gagal. Mika merasa kecewa dan merasa bersalah, merasa sebagai pendatang baru di dunia Ven yang telah memiliki pengetahuan yang lebih dalam tentang elemen tersebut.
Namun, tanpa sepengetahuan Mika, Ven sudah memiliki pemahaman yang mendalam tentang kekuatan Taka dan pengendalian kecepatan angin. Dia telah belajar banyak dari pengalaman pribadinya dan perjalanan bersama Dipo dan Amon
Mika, terus terang, merasa terkejut dan terharu.
"Ven, bagaimana kamu bisa tahu tentang kemampuan Taka dan mengendalikan kecepatan angin begitu baik?"
Ven tersenyum lembut pada Mika.
"Kita semua memiliki kekuatan dan potensi unik kita sendiri, Mika. Aku telah belajar banyak selama perjalanan ini, dan aku beruntung bisa memahami elemen ini dengan lebih dalam."
Mika merasa lega mendengar penjelasan Ven. Dia menyadari bahwa mereka semua memiliki perjalanan dan pembelajaran masing-masing dalam mencapai pemahaman tentang kekuatan mereka.
Dengan kepercayaan diri yang baru, Mika dan Ven bersama-sama melanjutkan perjalanan mereka, siap untuk menghadapi tantangan apa pun yang akan datang. Mereka menyadari bahwa kekuatan sejati bukan hanya dalam menguasai elemen, tetapi juga dalam kemampuan untuk saling belajar dan mendukung satu sama lain.
Di Kota Angin yang riuh, Ven meninggalkan Mika sejenak untuk mencari makanan. Dia berpikir Mika akan lebih menikmati ketenangan taman.
Sementara itu, Dipo dan Agus baru saja selesai bersenang-senang. Mereka mencari Mika dengan penuh semangat, hanya untuk menemukannya sendirian di taman.
Amon bertanya, penuh kebingungan,
"Mana Ven? Bukankah kamu bersamanya tadi?"
Dipo menggerutu dalam hati, "Mana anak itu? Mentang-mentang sudah mendapatkan kekuatan menyeramkan, masih saja meninggalkan seorang putri Mika sendirian."
Saat itulah, dalam kilatan cahaya, Ven muncul di hadapan mereka, berwujud Taka yang mempesona. Dengan nada tegas, dia menegur dan memegang bahu Dipo dan Amon.
"Dari mana saja kalian?" tanya Ven dengan nada marah,
memegang bahu mereka masing-masing.
Mika tidak bisa menahan gelak tawa melihat ekspresi terkejut mereka.
"Kalian berdua harus berhenti bermain-main sebentar dan membantu mencari makanan, bukannya berlarian-larian seperti anak kecil."
Dipo dan Agus tersipu malu, menyadari bahwa mereka memang kurang serius dalam tugas mereka.
Sementara itu, Ven kembali ke wujud aslinya setelah memberikan 'pelajaran' kepada teman-temannya. Mereka semua tahu bahwa setiap anggota tim memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Mereka tertawa bersama, menyadari bahwa kekuatan sejati berasal dari saling melengkapi. Dengan semangat baru, mereka melanjutkan perjalanan menuju Light of Power.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments