Hari-hari berlalu, dan persiapan untuk melanjutkan perjalanan telah selesai. Dipo, Amon, dan Mika, bersama dengan teman baru mereka, Ven, berdiri di depan gerbang desa, siap untuk melanjutkan perjalanan mereka mencari Power of Light.
Kepala desa, bersama dengan warga desa, berdiri di sekitar mereka, memberikan doa dan harapan terbaik untuk keberangkatan mereka. Mereka mengucapkan terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan kelompok ini kepada desa mereka.
Dipo memandang sekeliling, merasa terharu oleh dukungan dan kebaikan hati dari desa ini.
"Kami berjanji bahwa kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk mencapai tujuan kami dan membawa kebaikan kembali ke dunia ini. Terima kasih atas semua dukunganmu."
Mika dan Amon mengangguk setuju, menyampaikan tekad mereka untuk menyelesaikan misi ini.
Ven, yang sekarang telah bergabung sepenuhnya dengan kelompok ini, berdiri di samping mereka dengan rasa hormat dan tekad yang sama. Dia merasa bahwa dia telah menemukan tujuannya, mengembara bersama teman-teman yang berharga dalam pencarian yang begitu penting.
Setelah momen perpisahan yang penuh emosi dengan warga desa, mereka akhirnya melangkah keluar dari gerbang, memasuki jalan baru yang menantang. Matahari terbit dengan semangat, memberikan cahaya pada langkah-langkah mereka yang penuh dengan harapan.
Perjalanan mereka berlanjut, dengan langkah yang mantap dan tekad yang kuat. Mereka tahu bahwa di depan mereka, banyak rintangan dan ujian yang akan menunggu, tetapi mereka siap menghadapinya bersama-sama sebagai tim yang kuat.
Dengan Power of Light sebagai tujuan akhir mereka, mereka bersiap untuk mengembara melalui dunia yang penuh dengan misteri dan bahaya. Namun, dengan persahabatan dan kekuatan mereka yang saling melengkapi, mereka yakin bahwa mereka akan berhasil dalam misi mulia mereka.
Perjalanan mereka membawa mereka ke hutan yang tak dikenal, di mana kejutan menanti di balik setiap pohon dan belokan. Saat mereka melintasi semak-semak, mereka dihadapkan pada seorang manusia setengah kucing yang menyerang dengan cepat dan mencakar
Dipo.Amon dengan sigap bersiap untuk bertempur, mengamati gerakan lawan. Namun, Ven tampak tenang, tidak asing dengan sosok ini. Di saat-saat genting ini, seorang gadis muncul dari balik semak-semak, dengan sepasang telinga kucing yang imut.
"daisy nee chan!" seru Ven dengan sukacita.
Daisy tersenyum ceria dan segera melangkah ke depan. Dengan kasih sayang, dia memeluk Ven dan berkata,
"Adikku, sudah lama tidak bertemu!"
Saat memeluk Ven, Daisy tanpa sadar memekik di gumpalan lemak di bagian dada kakaknya,
memancing serangan mimisan yang tak terduga dari Dipo dan Amon. Mika, terkejut dengan momen ini, memandang dengan campuran antara kekaguman dan tertawa lembut.
Dipo, sambil memegang hidungnya yang berdarah, tertawa kecil.
"Tidak ada yang pernah membuat saya mimisan seperti ini sebelumnya."
Amon bergumam setuju, mencoba menghentikan darah yang mengalir dari hidungnya.
"Ini adalah kejadian yang unik, memang."
Sementara itu, Mika, yang menyaksikan semua ini, merasa campuran antara iri dan penasaran. Akhirnya, ia memutuskan untuk berbicara dengan nada sedikit cemberut.
"Hidung kalian mau mimisan sampai kapan?"
kata Mika dengan nada sedikit iri.
"Sepertinya saya satu-satunya yang tidak mendapatkan pelukan hangat."
Semua orang tertawa bersama, memecahkan ketegangan dan menciptakan atmosfer yang lebih ringan. Mereka tahu bahwa pertemuan dengan Daisy adalah anugerah, dan keceriaannya membawa semangat baru dalam perjalanan mereka.
Dipo kemudian menjelaskan semuanya kepada Daisy, membagikan tujuan dan bahaya yang menanti mereka. Daisy, tanpa ragu-ragu, bersumpah untuk membantu mereka sebisa mungkin.
Mika, sambil merasakan cemburu yang masih membuncah, juga merasakan rasa syukur yang mendalam atas teman-teman dan dukungan baru yang telah mereka temui dalam perjalanan ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments