Demon Lord Dipo memberitahu Teo Sensei tentang insiden penyelamatan sandera yang dilakukan oleh Ven, dan bagaimana Ven berubah menjadi Yacha Ace ketika mencium bau darah. Teo Sensei mendengarkan dengan serius, matanya memancarkan kebijaksanaan yang mendalam.
"Hmm, aku kira Ven akhirnya mulai menguasai kemampuan transformasinya,"
kata Teo Sensei, mengangguk perlahan
"Itu adalah langkah besar dalam perkembangannya."
"Dia telah melakukan kemajuan yang luar biasa sejak awal," tambah Mika dengan bangga.
"Semua berkat bimbingan Anda, Teo Sensei."
Teo Sensei tersenyum.
"Ven adalah anak yang istimewa, dan aku yakin dia memiliki potensi yang tak terbatas. Tapi ingatlah, kekuatan besar juga membawa tanggung jawab besar."
Mereka semua mengangguk, penuh tekad untuk melangkah maju. Dengan bimbingan Teo Sensei, mereka merasa lebih siap menghadapi rintangan yang akan datang.
"Kalian adalah kelompok yang luar biasa, dan aku bangga telah menjadi bagian dari perjalanan kalian," ucap Teo Sensei dengan tulus.
Mereka semua berterima kasih kepada Teo Sensei, merasa beruntung memiliki mentor dan ayah dari Taka ini di samping mereka. Dengan semangat yang baru, mereka bersiap untuk menghadapi masa depan dengan kepercayaan dan tekad yang diperbarui.
Teo Sensei membimbing Ven ke dalam ruangan pelatihan khusus di rumahnya. Ruangan itu penuh dengan aura energi yang kuat, menciptakan suasana yang sarat dengan potensi dan tantangan.
"Ven, sekarang saatnya kita fokus pada transformasimu ke dalam Yacha Ace," ujar Teo Sensei dengan serius.
"Kamu telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa, tetapi kita harus memastikan kamu dapat mengendalikan kekuatan ini dengan tepat."
Ven mengangguk dengan tekad.
"Saya siap, Teo Sensei. Saya ingin belajar bagaimana memanfaatkan Yacha Ace dengan efisien."
Teo Sensei mulai memberikan instruksi rinci tentang cara memusatkan energi dan memahami aliran kekuatan dalam transformasi Yacha Ace. Mereka melatih teknik-teknik khusus untuk meningkatkan kontrol dan daya serang.
Hari-hari berlalu, setiap sesi pelatihan membawa Ven lebih dekat ke puncak kemampuannya. Dia belajar untuk mendengarkan naluri batinnya, merespons dengan cepat terhadap situasi yang berubah dengan transformasi yang semakin lancar.
Di sela-sela latihan, Teo Sensei juga berbagi cerita tentang perjalanannya sebagai Ace dan pengalamannya dalam menghadapi berbagai rintangan. Ini memberikan wawasan berharga bagi Ven tentang apa yang mungkin dihadapinya di masa depan.
Setiap sesi pelatihan adalah tantangan baru, tetapi Ven menerimanya dengan semangat dan tekad. Dia tahu bahwa dengan bimbingan Teo Sensei, dia akan menjadi lebih kuat dari sebelumnya.
Ketika matahari terbenam di cakrawala, Ven melihat ke arah Teo Sensei dengan penuh rasa terima kasih.
"Terima kasih, Teo Sensei. Saya tidak akan pernah melupakan pelatihan ini."
Teo Sensei tersenyum.
"Kamu memiliki potensi yang besar, Ven. Tetapi selalu ingat, kekuatan sejati adalah yang digunakan dengan bijak untuk melindungi dan membantu orang lain."
Mereka berdua keluar dari ruangan pelatihan, siap menghadapi masa depan dengan keyakinan yang diperbarui. Ven merasa lebih siap daripada sebelumnya untuk menghadapi rintangan apa pun yang mungkin menantangnya.
Ara duduk di tepi kolam di halaman rumah Teo Sensei, wajahnya penuh dengan kekhawatiran. Dia memandang bulan yang bersinar terang di langit malam, mencoba mengumpulkan pikirannya.
Ven mendekatinya dengan penuh perhatian.
"Apa yang sedang kamu pikirkan, Ara?"
Ara menoleh ke arah Ven, matanya penuh dengan kecemasan.
"Ven, aku khawatir tentangmu. Kamu terus melatih dirimu hingga kelelahan. Aku takut kau akan terlalu mendorong dirimu sendiri."
Ven tersenyum lembut.
"Ara, aku menghargai kekhawatiranmu. Tapi aku tahu bahwa pelatihan ini penting untuk meningkatkan kekuatanku. Aku harus siap menghadapi apa pun yang mungkin terjadi."
Ara menggenggam tangan Ven dengan erat.
"Aku tahu, tapi aku tidak ingin kehilanganmu. Kamu berarti banyak bagiku, Ven."
Ven meletakkan tangannya di pipi Ara dengan penuh kelembutan.
"Kamu tidak akan kehilangan aku. Aku akan selalu berusaha untuk melindungimu, Ara. Itu adalah janji."
Mereka saling memandang dengan rasa saling percaya yang dalam. Ara merasa lega mendengar janji itu. Dia tahu bahwa Ven adalah pria yang akan berjuang dengan segenap kekuatannya untuk melindunginya.
Malam itu, mereka duduk di bawah langit bintang yang bersinar terang, merenungkan masa depan yang menantang. Kekhawatiran Ara masih ada, tetapi dia tahu bahwa mereka akan menghadapinya bersama-sama.
Dalam pelatihan berikutnya, Ara memutuskan untuk bergabung dengan Ven. Dia ingin memastikan bahwa dia akan ada di sampingnya, mendukungnya dalam setiap langkah perjalanan mereka.
Mereka berdua menghadapi tantangan dengan semangat dan tekad. Bersama-sama, mereka tumbuh lebih kuat, dan ikatan di antara mereka semakin kuat.
Di bawah cahaya bulan, Ven dan Ara berjanji untuk saling mendukung dan melindungi, siap menghadapi apapun yang mungkin terjadi di masa depan. Mereka adalah tim yang tak terpisahkan, siap menghadapi dunia bersama-sama.
Suatu pagi, Teo Sensei mengundang Ara untuk berbincang di taman belakang rumahnya. Mereka duduk di bawah pohon sakura yang mekar indah.
"Ara, aku ingin berbicara denganmu tentang sesuatu yang sudah lama aku perhatikan."ujar Teo Sensei dengan lembut.
Ara menatap Teo Sensei dengan heran.
"Tentang apa, Teo Sensei?"
Teo Sensei tersenyum.
"Tentang perasaanmu terhadap Ven. Aku bisa melihat bahwa kau peduli dengannya lebih dari sekadar teman."
Ara terkejut, wajahnya memerah.
"Bagaimana kau bisa tahu?"
Teo Sensei tertawa ringan.
"Sebagai seorang ahli dalam mengamati orang, aku bisa menangkap raut wajah dan gerak-gerik yang berbeda. Dan aku tidak bisa membantah bahwa aku pernah melihatmu mencium Ven di saat ia tertidur setelah latihan berat."
Ara memejamkan matanya sejenak, mencoba menenangkan dirinya sendiri.
"Aku... Aku memang menyukai Ven. Tapi aku tidak ingin hal ini mengganggu hubungannya denganku."
Teo Sensei meletakkan tangannya di pundak Ara.
"Ara, cinta adalah hal yang alami. Dan Ven adalah orang yang hebat. Aku yakin jika kalian berdua saling terbuka, kalian dapat menemukan jalan yang tepat."
Ara menatap Teo Sensei dengan mata penuh harap.
"Apakah... apakah kau yakin?"
Teo Sensei tersenyum.
"Aku yakin. Dan aku akan selalu ada untuk mendukungmu, baik itu dalam hal latihan maupun dalam hal hati."
Ara merasa lega mendengar kata-kata Teo Sensei. Dia merasa memiliki seseorang yang akan selalu mendukungnya, tidak hanya sebagai seorang guru, tetapi juga sebagai teman yang peduli.
Dari hari itu, Ara memutuskan untuk berbicara terus terang kepada Ven tentang perasaannya. Dia percaya bahwa bersama-sama, mereka dapat menemukan jalan yang tepat untuk hubungan mereka. Dan dengan dukungan Teo Sensei, mereka akan menghadapi masa depan dengan keyakinan dan tekad yang kuat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments