Aida

Keesokan harinya, setelah beristirahat di hotel kini Keluarga Elvan sedang menunggu di lobby untuk segera meninggalkan hotel tersebut dan menuju ke rumah keluarga mereka di Indonesia. Ali yang diperintahkan oleh sang ayah untuk menjemput keluarga mereka sudah tiba. Kini keluarga Elvan akan satu mobil dengannya sedangkan keluarga Rafa akan satu mobil bersama Ali.

Ali sedikit terkejut saat melihat Elvan mengendarai mobil barunya. Ingin bertanya tapi percuma, pasti mereka membelinya kemarin. Jadi lebih baik diam, karena menurutnya Sultan mah bebas mau beli apa apun. Bahkan sebelumnya dia membeli ponsel dengan harga puluhan juta saja dia membelinya seperti membeli kacang goreng di pinggir jalan.

Setelah 2-3 jam perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah Kerabat mereka. Rumah sederhana dengan halaman yang cukup luas dan tampak Asri. Ini adalah rumah buyut mereka, kakek Ibnu dan nenek Aisyah yang sekarang ditempati Arkan dan Istrinya juga Alan bersama Istrinya untuk menjaga kedua orang tuanya yang sudah berusia senja.

Semua orang turun dari mobil dan menghirup aroma segar dan masih alami. Banyak para tetangga yang ingin tahu dan mengintip dari balik jendela rumah mereka. Mereka penasaran siapakan tamu kakek Arkan yang sampai dua mobil dan berwajah asing, Bahkan ada salah seorang tetangga yang sangat kepo sampai menghampiri Ali dan bertanya kepadanya.

"Siapa Ali, Kok ganteng-ganteng sama cantik ini. " tanyanya.

"Oh, mereka ini anak dan cucu nenek Nisa yang di Turki, teh. "

Setelah mengatakan itu kepada tetangganya Ali segera membawa tamunya masuk ke dalam rumah. Alan dan Gita istrinya menyambut mereka semua dengan senang hati, begitu juga dengan kakek Arkan beserta istrinya. Kursi-kursi sudah dikeluarkan untuk di ganti karpet agar mereka bisa duduk bersama kecuali kakek dan nenek mereka.

Murad dan Zoya yang baru menginjakkan kaki mereka di sini merasa sangat tidak asing. Karena suasana seperti ini sering di perkenalkan oleh mommy Nisa kepada mereka.

"Murad, kamu mengingatkan aku pada ayahmu Erhan dan kamu juga Zoya. Kamu sangat mirip dengan ibumu. Kalian seperti pinang dibelah dua. Aku jadi merindukan adikku itu. " kata Kakek Arkan yang mengingat adik tercintanya yang sudah pergi untuk selamanya.

"Jangan bicara seperti itu, paman. Kami jadi merindukan mommy dan daddy juga. " kata Zoya yang langsung berhambur memeluk pamannya itu.

"Yah, jasad mereka memang sudah pergi meninggalkan kita, namun mereka tidak pernah pergi dari ingatan kita. Itu terbukti, Semua cucu-cucuku memiki garis wajah seperti adikku walaupun wajah Alima juga ikut nempel disana. " ucap Arkan sambil terkekeh.

Semua orang tertawa mendengar candaan dari Arkan.

Saat mereka berbincang hangat, tiba-tiba muncul dua orang wanita membawakan minuman hangat dan cemilan untuk mereka. Yang satu dengan perut sedikit buncit dan yang satu seperti nya masih gadis.

"Najwa, ayo salami paman dan bibinu, juga saudara sepupumu. " perintah Alan kepada anak gadisnya itu.

"Perkenalkan, dia Najwa, adiknya Ali. Dan yang ini Shafa istrinya Ali. " Alan memperkenalkan menantu dan anaknya.

Seperti sebelumnya, Mereka berdua hanya menyalami para wanita dan hanya menangkup kan tangannya kepada para pria.

Zoya dan Faza saling berpandangan dan mereka tersenyum penuh arti. Begitu pula dengan Murad dan Ezra. Setelah itu mereka melihat ke arah Rafa yang sejak tadi memperhatikan gerak gerik Rafa. Itupun tak luput dari penglihatan Ryder yang sudah gatal ingin membuka mulutnya untuk berkomentar dan meledek sepupunya itu.

"Ah, sepertinya gunung es telah mencair tertimpa hangatnya sinar mentari. " celetuknya seperti biasa.

Siapa yang tidak kenal Ryder, jika tidak membuat masalah maka bukan Ryder namanya. Terang saja celetukannya yang menggunakan bahasa Turki membuat mereka semua menertawakan Rafa dengan nada mengejek ke arahnya. Sedangkan yang lainnya yang tidak mengerti pun hanya melongo memperhatikan mereka yang sedang tergelak.

"Kalian sedang menertawakan apa? " tanya kakek Arkan penasaran.

"Tidak ada paman, kami hanya berfikir sepertinya kita tidak hanya akan membawa satu menantu, tetapi dua. " ujar Faza keceplosan.

"Maksudnya? " Arkan meminta penjelasan kepada Faza, namun Faza segera mengibaskan tangannya.

"Tidak, paman. Tidak apa-apa. Ngomong-ngomong soal menantu, bisa kah paman menceritakan tentang calon istri Elvan kepada kami. Karena sejak kemarin kami bertanya kepada nya,namun El tidak mau menjawabnya. Katanya biar kakek saja yang bercerita. Bisakah Paman atau kak Alan yang menceritakan tentang calon istri Elvan kepada kami. " ujar Faza saat mengingat hal itu, dan di angguki semua orang dengan antusias.

Alan dan Arkan menatap Elvan lalu menggelengkan kepalanya. Karena dia tidak mau bercerita kepada keluarganya.

"Kenapa tidak kau ceritakan El? " tanya Alan.

"Sebenarnya aku sudah menceritakan nya paman melalui telpon. Tapi disuruh cerita lagi. Malas aku. Biarkan paman atau kakek saja yang cerita biar mereka percaya, karena kalian adalah saksi pada waktu itu" jawab Elvan santai.

Alan menghembus nafasnya, dia kini tau kalau Elvan sangat keras kepala seperti daddynya dulu. Tapi dibalik itu dia juga memiliki kelembutan seperti bibinya Nisa.

"Baiklah akan aku ceritakan. "

Alan akhirnya menceritakan kejadian 20 tahun lalu dan tahun-tahun selanjutnya sampai sekarang.

"Aida nama calon istri Elvan. Adalah gadis baik dia sangat terjaga dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tidak ada pria manapun yang bisa melihat kecantikan wajahnya dibalik cadarnya. Bahkan para murid wanita disana juga tidak bisa melihat wajah Aida seperti apa. Benar kan, Najwa, Shafa?" tanya Alan kepada anak dan menantunya

Najwa dan Shafa pun hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kedua anakku ini adalah lulusan pesantren itu. Jadi mereka bisa menjadi saksi seperti apa seorang Aida. " ujar Alan lagi.

"Benarkah itu, Najwa? " tanya Faza dengan penuh rasa penasaran.

Najwa mengangguk. "Kak Aida adalah orang yang baik dan dia juga pintar. Aku sangat mengaguminya, Kadang aku ingin sepertinya tapi tak ada satupun diantara kami para murid yang bisa melampaui kak Aida. " ujar Najwa dengan semangat.

Mendengar itu tentu saja membuat semua orang dibuat penasaran. Bahkan Elvan pun sangat penasaran dibuatnya. Karena dia hanya bertemu dengan Aida dua kali dan ngobrol biasa saja, jadi dia masih belum tahu seperti apa Aida itu. Yang dia tahu, Aida hanya wanita polos dan terisolasi karena tidak diperbolehkan mengenal teknologi oleh orang tuanya yaitu tentang ponsel.

"Bisa kamu ceritakan kepada kami tentang seorang Aida, Najwa? " kali ini Daddy Murad yang bertanya, karena bagaimana pun kelak dia akan menggantikan istrinya untuk memimpin keluarga Khan.

Najwa menoleh ke arah ayahnya meminta persetujuan ayahnya untuk menceritakan tentang Aida. Alan yang mengerti pun segera menganggukkan kepalanya tanda memperbolehkan Najwa menceritakan tentang Aida.

Akhirnya Najwa mulai menceritakan tentang Aida. "Kak Aida adalah wanita yang pintar panutan kami semua. Dia adalah seorang penghafal Al-Qur'an. Dia juga pandai berbahasa Arab dan Inggris. Kak Aida juga pandai bermain panahan dan berkuda. Kak Aida juga pemegang sabuk hitam dalam karate. Karena itu kami sangat mengaguminya. Banyak diantara kami yang ingin mengikuti jejak Kak Aida, tapi kami kualahan. Mungkin karena kak Aida sudah dilatih sejak kecil jadi dia bisa menguasainya dengan baik. Beda dengan kami yang baru masuk latihan dan ingin sepertinya. " ujar Najwa mengakhiri ceritanya.

Mendengar Apa yang diceritakam Najwa semua orang melongo tak percaya. Bahkan Elvan dan Rafa yang pernah bertemu Aida dua kali. Mereka tidak menyangka dibalik kepolosannya Aida memiliki sesuatu yang luar biasa.

"Wah, kalau begitu mommy sudah tidak sabar ingin melihat seperti apa calon mantu Mommy. Bagaimana kalau nanti sore saja kita kesana? "

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

wow.. jati diri Aida yg sebenarnya sungguh melampaui ekspektasi kan, Elvan...

2024-06-11

4

Anonymous

Anonymous

klw ibu negara sudah bicara maka kata2nya sama dengan perintah.. klw sore ini berarti sore ini g bisa ditunda besok...😌👍👍

2024-03-02

3

nfia

nfia

semangat kak

2023-09-30

1

lihat semua
Episodes
1 Wasiat
2 Terbang Ke Indo
3 Perjodohan Bayi
4 Aida Calon Istri Orang?
5 Kedatangan Dua Pria
6 Layu Sebelum Berkembang
7 Berlian Yang Tak Tersentuh
8 Ponsel Jadul
9 Jodoh Wasiat Kakek
10 Rencana Ke Indonesia
11 Kebenaran Tentang Aida
12 Kau Adalah Calon Istriku
13 Kesiapan Aida
14 Kedatangan Keluarga
15 Mengejutkan
16 Aida
17 Hati Seorang Rafasya
18 Melihat Wajah Aida
19 Lamaran
20 Kesepakatan Dua Keluarga
21 Keinginan Zoya
22 Permintaan Zoya
23 Jawaban Najwa
24 Pertunangan
25 Kenangan
26 Brian dan Salsa Menyapa
27 Pernikahan
28 Dibalik Niqab
29 Tidur Bersama
30 Nasehat Abi
31 Masalah
32 Keputusan Aida
33 Berpamitan
34 Sesuatu Yang Tertunda
35 DP
36 Pernikahan Dan Perpisahan
37 Panggilan Itu?
38 Nyonya Muda
39 Kekesalan Elvan
40 Insecure
41 Memperkenalkan Istri
42 Sisi Lain Aida
43 Obrolah Keluarga
44 Belanja
45 Penyerahan Diri
46 Seperti Pinguin
47 Alasan Sakit
48 Sebuah Kenyamanan
49 Meminta Bantuan Zia
50 Obrolan Para Wanita
51 Aida Sakit
52 Mempermalukan
53 Pingsan
54 Hamil
55 Tetaplah Sehat
56 Periksa Kandungan
57 Kebersamaan
58 Kepergian Elvan
59 Gibahan Para Istri
60 Senjata Makan Tuan
61 Keadaan Najwa
62 Memberi Pengertian
63 Dejavu
64 Menangkap Alex
65 Salah Paham
66 Kencan
67 Rencana Alex
68 Rencana Yang Terbongkar
69 Kedatangan Sarah
70 Diusir
71 Akhir Dari Alex
72 Periksa Kehamilan
73 Hukuman Untuk Anita
74 Operasi
75 Perbedaan Twins
76 Wajah Aida
77 Telepon
78 Musa Dan Mirza
79 Kembali Ke Rumah
80 Resepsi
81 Expart 1
82 Intermezzo
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Wasiat
2
Terbang Ke Indo
3
Perjodohan Bayi
4
Aida Calon Istri Orang?
5
Kedatangan Dua Pria
6
Layu Sebelum Berkembang
7
Berlian Yang Tak Tersentuh
8
Ponsel Jadul
9
Jodoh Wasiat Kakek
10
Rencana Ke Indonesia
11
Kebenaran Tentang Aida
12
Kau Adalah Calon Istriku
13
Kesiapan Aida
14
Kedatangan Keluarga
15
Mengejutkan
16
Aida
17
Hati Seorang Rafasya
18
Melihat Wajah Aida
19
Lamaran
20
Kesepakatan Dua Keluarga
21
Keinginan Zoya
22
Permintaan Zoya
23
Jawaban Najwa
24
Pertunangan
25
Kenangan
26
Brian dan Salsa Menyapa
27
Pernikahan
28
Dibalik Niqab
29
Tidur Bersama
30
Nasehat Abi
31
Masalah
32
Keputusan Aida
33
Berpamitan
34
Sesuatu Yang Tertunda
35
DP
36
Pernikahan Dan Perpisahan
37
Panggilan Itu?
38
Nyonya Muda
39
Kekesalan Elvan
40
Insecure
41
Memperkenalkan Istri
42
Sisi Lain Aida
43
Obrolah Keluarga
44
Belanja
45
Penyerahan Diri
46
Seperti Pinguin
47
Alasan Sakit
48
Sebuah Kenyamanan
49
Meminta Bantuan Zia
50
Obrolan Para Wanita
51
Aida Sakit
52
Mempermalukan
53
Pingsan
54
Hamil
55
Tetaplah Sehat
56
Periksa Kandungan
57
Kebersamaan
58
Kepergian Elvan
59
Gibahan Para Istri
60
Senjata Makan Tuan
61
Keadaan Najwa
62
Memberi Pengertian
63
Dejavu
64
Menangkap Alex
65
Salah Paham
66
Kencan
67
Rencana Alex
68
Rencana Yang Terbongkar
69
Kedatangan Sarah
70
Diusir
71
Akhir Dari Alex
72
Periksa Kehamilan
73
Hukuman Untuk Anita
74
Operasi
75
Perbedaan Twins
76
Wajah Aida
77
Telepon
78
Musa Dan Mirza
79
Kembali Ke Rumah
80
Resepsi
81
Expart 1
82
Intermezzo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!