Kebenaran Tentang Aida

Jika di Turki sedang dihebohkan dengan rencana keberangkatan mereka ke Indonesia. Maka berbeda dengan yang terjadi di Indonesia sendiri.

Pagi hari saat Elvan dan Rafa segera membersihkan diri karena nenek Alina sudah menyuruh mereka untuk segera sarapan. Setelah bereluh-peluh karena berkeliling kampung, dan menghirup udara segar pedesaan.

Makanan yang mereka makan di Indonesia tidak jauh berbeda dengan makanan mereka di Turki. Karena dulu nenek mereka sering membuatkan makanan yang sama dengan apa yang mereka makan saat ini. Jadi tidak ada kesulitan untuk menerima perbedaan rasa makanan itu.

"Kek, paman. Mungkin dalam waktu dekat, momny dan daddyku akan ke Indonesia. " ujar Elvan ditengah-tengah sarapan mereka.

"Benarkah itu? Wah bagus donk. Kita bisa melihat Murad dan Faza secara langsung, tidak hanya di panggilan telpon saja. " kata kakek Arkan antusias sambil terkekeh.

"Iya kek, kedua adikku, Ryder dan Zia mungkin juga akan ikut. Karena mereka sangat ingin datang kemari. " kata Elvan lagi sambil mengunyah makanannya.

"Syukurlah, memang ini yang kami harapkan. Bertemu dengan anak dan cucu Nisa. Dulu kami mengerti ke khawatiran Erhan yang tidak berani mengajak anak cucunya kemari karena dia sering mendapat ancaman dari para para pesaing nya. Tapi karena sekarang kalian sudah dewasa, mungkin sudah saatnya kalian berkunjung ke tanah leluhur nenek kalian. " kata Arkan dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Elvan dan Rafa mengangguk. Mereka tahu akan hal itu, menurut cerita kakek dan kedua orang tua mereka. Bukannya Erhan dan Nisa tidak mau mengajak anak cucu mereka untuk pergi ke Indo, tapi memang banyak ancaman yang ingin menjatuhkan keluarga mereka pada saat itu. Hingga akhirnya semua masalah sudah dapat diatasi dan kini mereka bisa pergi kemanapun yang mereka mau.

"Jadi kapan kedua orang tuamu akan datang. Katakan kepada kami, jangan mendadak karena kami harus menyiapkan jamuan untuk mereka. " Sekarang Gita istri Alan yang angkat bicara.

Karena bagaimanapun kita harus menghargai tamu yang datang dan menjamu mereka. Itu sudah menjadi tradsi di kalangan masyarakat seluruh dunia tidak hanya di Indonesia.

"Maaf Bi, aku tidak tahu. Karena mommy dan daddy tidak mengatakannya kepadaku." Ujar Elvan jujur, karena semalam daddynya hanya mengatakan kalau mereka akan datang setelah daddy menyelesaikan pekerjaannya.

"Ya sudah, tidak apa-apa. Kita lanjutkan makannya. " Alan mengehentikan pembicaraan mereka dan menyuruh mereka meneruskan makannya.

Setelah selesai makan, Elvan meminta ijin kepada kakek dan pamannya untuk keluar. Mereka akan keluar menggunakan taksi online yang sudah di ajarkan Ali semalam. Dan itu sangat berguna sekarang.

"Paman, aku dan Rafa minta ijin keluar ya? " Pamit Elvan.

"Memangnya kamu mau kemana? " tanya Alan.

"Aku mau ke pesantren, paman. Kemarin aku janji sama Aida kalau akan menemuinya lagi hari ini. " jawab Elvan.

"Memangnya kamu tahu jalan ke sana? " Tanya Alan meremehkan.

"Yaelah, paman. Kan ada maps ,tinggal kita ketik nama pesantrennyaa doang juga sudah sampai. " kata Elvan santai.

"Ya sudah, hati-hati dijalan." kata Alan.

Dia tahu kalau kedua keponakannya itu merasa tidak enak kalau harus meminta tolong kepadanya maupun Ali. Karena saat ini mereka sedang sibuk mau berangkat kerja. Alan dan Ali bekerja di restoran meneruskan usaha kakek Ibnu dan papanya. Yang sampai saat ini masih ramai diminati oleh para pengunjung. Hanya sedikit perubahan yang mereka lakukan sesuai perkembangan Zaman Agar usaha mereka tidak gulung tikar dan tetap bertahan di tengah kerasnya kehidupan.

Elvan dan Rafa segera pergi dengan menggunakan taksi online yang mereka pesan untuk pergi ke suatu tempat. Bukan ke pesantren, tapi ke sebuah dealer mobil.

Ya, semalam Elvan dan Rafa sudah berencana akan membeli sebuah mobil untuk kendaraan mereka selama disini. Dan akhirnya sebuah mobil Pajero sport menjadi pilihannya, sesuai dengan postur tubuh mereka yang tinggi besar.

Saat kedua pria tampan itu sedang berada di dealer. Di pesantren Kyai Amir tengah kedatangan tamu, yang tak lain adalah sahabatnya sendiri yaitu Kyai Usman dan Istrinya juga anak mereka Ehsan yang kemarin juga sudah datang.

"Ada apa kalian kok tiba-tiba datang kemari. " tanya Kyai Amir setelah mereka berbasa-basi.

"Ah, maksud kedatangan kami kemari adalah menanyakan alasan kenapa kamu tega menolak anakku untuk melamar anakmu Aida. " ujar Kyai Usman pada akhirnya.

Mendengar itu, Kyai Amir langsung menatap Ehsan. Apa pria itu tidak menjelaskan alasan dirinya menolaknya? Ehsan yang ditatap Kyai Amir hanya bisa menunduk.

"Kemarin saya sudah sampaikan alasannya Kyai, tapi abah tidak percaya dan ingin mengetahuinya sendiri secara langsung. " kata Ehsan sambil tertunduk.

"Maaf Usman. Jika anakmu sudah menjelaskan. maka apa yang dijelaskan anakmu itu memang benar. Aida sudah menjadi milik orang. Itulah kenapa selama ini aku dan keluargaku menjaga Aida dengan baik seperti sebuah berlian yang berharga. Karena mereka meminta hal itu kepadaku. Agar menjaga menantunya dengan baik, dan tak tersentuh apapun. " jelas Kyai Amir.

"Apa kau punya bukti? Kalau cuma omongan siapapun bisa melakukannya, Mir. Tapi jika ada bukti baru aku percaya." kata Kyai Usman yang masih keras kepala.

"Ada, tunggu sebentar. "

Kyai Amir segera masuk ke dalam rumah dan mengambil sesuatu di dalam kamarnya. Tak lama dia sudah kembali dengan beberapa berkas di tangannya. Dia lalu menyerahkan berkas itu kepada sahabat nya yang keras kepala.

"Ini, buka dan bacalah. Meski sudah berumur 20 tahun tapi berkas-berkas ini masih aku simpan dan aku rawat dengan baik. " kata Kyai Amir.

Kyai Usman segera membaca satu persatu berkas yang tertulis disana. Sebuah berkas yang berisi tentang perjodohan anaknya dengan salah satu cucu pria bernama Erhan asal Turki. Dengan memberikan sebuah pesantren sebagai seserahannya. Dan itu semua legal karena diketahui pengacara dan ditanda tangani diatas sebuah materai.

Lalu berkas selanjutnya adalah sebuah sertifikat tanah atas nama Aida Fatimah. Dimana tanah itu adalah tanah tempat berdirinya pesantren itu saat ini.

Kyai Usman gemetar melihat semua yang dia baca. Dia tidak percaya, kalau seseorang sudah melamar Aida yang masih bayi dengan sebidang tanah dan bangunan pesantren. Lalu apalah arti anaknya, yang jikalau bisa membayar tunai Aida hanya dengan seperangkat alat sholat, dan uang tunai yang tidak seberapa.

"Bagaimana, apa sekarang kau percaya? " tanya Kyai Amir yang melihat kegugupan dimata sahabatnya. Sebenarnya Kyai Amir tidak ingin memperlihatkan ini semua, tapi dia harus melakukannya agar sahabatnya itu tidak menuduhnya yang tidak-tidak.

Kyai Usman mengangguk sebagai jawaban.

"Jadi dengan kata lain semua yang ada di pesantren ini milik Aida? " tanya Kyai Amir yang sudah membuat kesimpulan.

"Ya, begitulah , Usman. Aku sendiri tidak berhak. Karena sebenarnya semua ini milik Aida. " kata Kyai Amir membenarkan.

Arifin yang juga baru tahu tentang hal itu merasa sangat malu, karena selama ini yang sudah menyekolahkannya tinggi-tinggi adalah adiknya. Sedangkan adiknya yang memiliki semua ini hanya sekolah di perguruan tinggi lokal disekitar rumah mereka. Makin ciutlah nyali Arifin kali ini, setelah mengetahui kalau dia hanya menumpang hidup pada Aida.

Saat mereka sedang berbicara tentang sebuah kenyataan yang baru terungkap selama 20 tahun. Tiba-tiba sebuah mobil sport yang masih baru keluar dari dealer terparkir rapi di depan halaman rumah Kyai Amir. Semua orang memperhatikan mobil sport itu dari dalam dan ingin tahu siapa yang datang.

Dan saat kedua pintu depan terbuka, keluarlah dua pria tampan dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancung mereka.

"Nah, itu calonnya Aida yang pakai kaos putih. " kata Kyai Amir menunjuk calon mantunya.

Kyai Usman memperhatikan pria yang ditunjuk oleh sahabatnya itu, lalu membandingkan dengan anaknya. Dia lalu menggeleng.

"Kualitas import sama kualitas lokal memang nggak bisa dibandingkan. "

Terpopuler

Comments

Muawanah

Muawanah

😁😁😁😁

2025-01-27

1

Awind Widayanti

Awind Widayanti

wkwkwk

2024-09-07

1

Sandisalbiah

Sandisalbiah

jgn bilang gak bisa di bandingin dong.. mereka memiliki kelebihan dan kekurangan masing²...banyak juga kok barang lokal yg kualitasnya bagus...

2024-06-11

3

lihat semua
Episodes
1 Wasiat
2 Terbang Ke Indo
3 Perjodohan Bayi
4 Aida Calon Istri Orang?
5 Kedatangan Dua Pria
6 Layu Sebelum Berkembang
7 Berlian Yang Tak Tersentuh
8 Ponsel Jadul
9 Jodoh Wasiat Kakek
10 Rencana Ke Indonesia
11 Kebenaran Tentang Aida
12 Kau Adalah Calon Istriku
13 Kesiapan Aida
14 Kedatangan Keluarga
15 Mengejutkan
16 Aida
17 Hati Seorang Rafasya
18 Melihat Wajah Aida
19 Lamaran
20 Kesepakatan Dua Keluarga
21 Keinginan Zoya
22 Permintaan Zoya
23 Jawaban Najwa
24 Pertunangan
25 Kenangan
26 Brian dan Salsa Menyapa
27 Pernikahan
28 Dibalik Niqab
29 Tidur Bersama
30 Nasehat Abi
31 Masalah
32 Keputusan Aida
33 Berpamitan
34 Sesuatu Yang Tertunda
35 DP
36 Pernikahan Dan Perpisahan
37 Panggilan Itu?
38 Nyonya Muda
39 Kekesalan Elvan
40 Insecure
41 Memperkenalkan Istri
42 Sisi Lain Aida
43 Obrolah Keluarga
44 Belanja
45 Penyerahan Diri
46 Seperti Pinguin
47 Alasan Sakit
48 Sebuah Kenyamanan
49 Meminta Bantuan Zia
50 Obrolan Para Wanita
51 Aida Sakit
52 Mempermalukan
53 Pingsan
54 Hamil
55 Tetaplah Sehat
56 Periksa Kandungan
57 Kebersamaan
58 Kepergian Elvan
59 Gibahan Para Istri
60 Senjata Makan Tuan
61 Keadaan Najwa
62 Memberi Pengertian
63 Dejavu
64 Menangkap Alex
65 Salah Paham
66 Kencan
67 Rencana Alex
68 Rencana Yang Terbongkar
69 Kedatangan Sarah
70 Diusir
71 Akhir Dari Alex
72 Periksa Kehamilan
73 Hukuman Untuk Anita
74 Operasi
75 Perbedaan Twins
76 Wajah Aida
77 Telepon
78 Musa Dan Mirza
79 Kembali Ke Rumah
80 Resepsi
81 Expart 1
82 Intermezzo
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Wasiat
2
Terbang Ke Indo
3
Perjodohan Bayi
4
Aida Calon Istri Orang?
5
Kedatangan Dua Pria
6
Layu Sebelum Berkembang
7
Berlian Yang Tak Tersentuh
8
Ponsel Jadul
9
Jodoh Wasiat Kakek
10
Rencana Ke Indonesia
11
Kebenaran Tentang Aida
12
Kau Adalah Calon Istriku
13
Kesiapan Aida
14
Kedatangan Keluarga
15
Mengejutkan
16
Aida
17
Hati Seorang Rafasya
18
Melihat Wajah Aida
19
Lamaran
20
Kesepakatan Dua Keluarga
21
Keinginan Zoya
22
Permintaan Zoya
23
Jawaban Najwa
24
Pertunangan
25
Kenangan
26
Brian dan Salsa Menyapa
27
Pernikahan
28
Dibalik Niqab
29
Tidur Bersama
30
Nasehat Abi
31
Masalah
32
Keputusan Aida
33
Berpamitan
34
Sesuatu Yang Tertunda
35
DP
36
Pernikahan Dan Perpisahan
37
Panggilan Itu?
38
Nyonya Muda
39
Kekesalan Elvan
40
Insecure
41
Memperkenalkan Istri
42
Sisi Lain Aida
43
Obrolah Keluarga
44
Belanja
45
Penyerahan Diri
46
Seperti Pinguin
47
Alasan Sakit
48
Sebuah Kenyamanan
49
Meminta Bantuan Zia
50
Obrolan Para Wanita
51
Aida Sakit
52
Mempermalukan
53
Pingsan
54
Hamil
55
Tetaplah Sehat
56
Periksa Kandungan
57
Kebersamaan
58
Kepergian Elvan
59
Gibahan Para Istri
60
Senjata Makan Tuan
61
Keadaan Najwa
62
Memberi Pengertian
63
Dejavu
64
Menangkap Alex
65
Salah Paham
66
Kencan
67
Rencana Alex
68
Rencana Yang Terbongkar
69
Kedatangan Sarah
70
Diusir
71
Akhir Dari Alex
72
Periksa Kehamilan
73
Hukuman Untuk Anita
74
Operasi
75
Perbedaan Twins
76
Wajah Aida
77
Telepon
78
Musa Dan Mirza
79
Kembali Ke Rumah
80
Resepsi
81
Expart 1
82
Intermezzo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!