Kau Adalah Calon Istriku

Ucapan salam keluar dari mulut kedua pria tampan yaitu Elvan dan Rafa, dan mendapat balasan dari orang yang berada di dalam rumah. Kyai Amir menyambut kedatangan Calon menantunya dengan senang hati. Mereka berdua duduk bersama dengan tamu Kyai Amir yang tidak lain adalah Kyai Usman dan anaknya.

Elvan sempat terkejut saat melihat Ehsan ada di sana. Namun dia segera bersikap biasa, karena dia harus menjaga imagenya. Dia juga ingin tahu apa yang dilakukan Ehsan di rumah calon istrinya.

"Nah, Kyai Usman ini Elvan calon suaminya Aida dan disebelahnya adalah Rafa sepupunya. Elvan, ini Kyai Usman abahnya Ehsan.Kamu pasti sudah tau Ehsan kan kemarin. " ujar Kyai Amir saling mengenalkan mereka.

Mereka pun saling bersalaman dan berkenalan.

"Pantaslah jika nak Aida dijodohkan dengan pria ini, Amir. Aku sudah tau semuanya bahkan sekarang aku sudah bertemu dengan calonnya. Jadi, ya... tidak ada yang bisa aku katakan lagi. " Kata Kyai Usman dengan mengangkat ke dua tangannya. Itu tandanya dia sudah menyerah.

Kyai Amir hanya tersenyum menanggapi ucapan sahabatnya itu. Karena dia tahu apa yang sedang dipikirkan sahabatnya.

"Kalau begitu aku pamit dulu. Semoga kalian segera menikah, dan jangan lupa mengundang kami. " kata Kyai Usman sambil bangkit dari duduknya lalu menyalami tuan rumah dan calon menantunya.

Mereka segera meninggalkan kediaman Kyai Amir setelah melihat kebenaran yang dicarinya. Karena kini dia percaya bahwa Aida benar-benar sudah memiliki calon suami dan calon suaminya itu bukan kaleng-kaleng. Bahkan dia sendiri tidak bisa melampauinya, jika ingin merebut Aida dari pria itu.

Setelah kepergian Kyai Usman dan keluarganya. Kyai Amir kini berbincang dengan Elvan tentang kedatangannya di rumah mereka.

"Ada keperluan apa nak Elvan datang? " tanya Kyai Amir membuka percakapan.

"Ah, tidak ada Pak Kyai. Saya datang karena sudah berjanji kepada Aida kalau saya akan datang lagi hari ini." ujar Elvan dengan santai, tanpa gugup sedikitpun.

Kyai Amir menganggukkan kepalanya mengerti. Dia lalu meminta Arifin yang sejak tadi diam disampingnya untuk memanggil adiknya. Arifin segera menurut dan pergi memanggil adiknya.

"Ingat ya, nak Elvan kalian masih belum mahram jadi abi harap kalian masih menjaga jarak. Dan jaga pandangan. Tapi setelah kalian sah menjadi sepasang suami istri maka kalian bebas untuk berbuat apapun tanpa ada larangan. " kata Kyai Amir menjelaskan.

"Baiklah, Kyai. Saya tahu batasan saya. " ujar Elvan.

"Kyai, kalau pacaran sebelum menikah memangnya tidak boleh ya? " kini si kepo Rafa yang bertanya.

"Iya, nak Rafa. Dalam Islam tidak ada istilah pacaran. Sebab seorang pria wajib menjaga pandangannya, bahkan setelah menikah pria masih harus menjaga pandangannya dari lawan jenis. Agar tidak tergoda dengan godaan wanita yang bukan mahrammu hingga akhirnya terjadi sebuah perselingkuhan. Jika kalian mau pacaran sebaiknya pacaran dengan istri kalian saja, itu lebih indah dan kalian bebas melakukan apapun dengan sesuatu yang halal. " kata Kyai Amir menjelaskan kepada kedua pria tampan di hadapannya.

Mereka berdua menganggukan kepala bersamaan, seolah mengerti apa yang dijelaskan oleh Kyai Amir. Sebab kakek dan nenek mereka juga mengajarkan hal seperti itu kepada semua anak dan cucunya. Itulah kenapa sampai sekarang semua cucu keluarga Khan tidak ada yang memiliki kekasih. Karena mereka masih menunggu jodoh mereka, dan menunggu seseorang yang cocok dihati mereka.

Tak lama Arifin membawa adiknya masuk, menemui tamunya. Aida masuk dengan menundukkan kepala bersama kakak dan uminya. Setelah menyapa tamunya,umi Hasna segera kembali ke dalam karena dia sedang menyiapkan sesuatu.

Aida tidak menyangka kalau Elvan akan menepati ucapannya. Kalau dia akan datang hari ini untuk menemuinya.

"Ya sudah, abah tinggal ke dalam dulu. Kalian berdua bisa berbincang. Arifin kamu temani nak Rafa mengobrol di teras sambil mengawasi adikmu. " ujar Kyai Amir sebelum meninggalkan mereka.

"Iya Abi. "

Suasana kembali hening saat Elvan dan Aida hanya ditinggal berdua. Aida yang masih menunduk dan Elvan yang berusaha menjaga pandangannya. Namun sekali-kali dia mencuri pandang kepada Aida yang sedang menunduk itu.

"Bagaimana kabarmu Aida? " Tanya Elvan membuka perbincangan.

"Alhamdulillah, baik A'. Aa' Sendiri bagaimana kabarnya? " balas AidaAida.

"Alhamdulillah aku juga baik, Ai. "

Setelah perbincangan sebentar itu suasana kembali hening. Sepertinya tidak ada bahan perbincangan yang ingin mereka bahas.

Namun tak lama Elvan kembali membuka suara, dan sebuah pertanyaan yang keluar dari Elvan membuat Aida sangat terkejut.

"Aida, apa kau sudah siap menikah dengan ku? " tanya Elvan tiba-tiba.

Benar saja Aida merasa sangat terkejut dengan pertanyaan dari Elvan dia benar-benar tidak menyangka kalau Elvan akan bertanya seperti itu. Dia berusaha menghirup nafas banyak-banyak agar asupan oksigen didalam paru-paru nya tercukupi untuk menjawab pertanyaam dari Elvan.

" InsyaAllah, Sejak Aida tahu kalau Aida sudah dijodohkan dan Aida sudah cukup umur untuk menikah, maka Aida sudah siap dipinang untuk menjadi seorang istri . " jawab Aida malu-malu.

"Kalau begitu aku boleh mengajukan satu pertanyaan lagi kepadamu? " tanya Elvan yang belum yakin dengan jawban Aida.

Aida hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Jika aku jadi menikahimu, apakah kau bersedia untuk aku bawa pulang ke negara asalku. Apa kau bersedia meninggalkan keluargamu untuk ikut denganku? " tanya Elvan untuk mengetahui jawaban Aida dan meyakinkan dirinya.

Aida terdiam setelah mendengar pertanyaan kedua dari Elvan. Apakah dia siap? apakah dia mampu meninggalkan keluarga yang sangat dia sayangi selama ini.

Karena tidak mendapat jawaban dari Aida maka Elvan menghembuskan nafasnya. Dia yakin Aida pasti tidak akan siap meninggalkan keluarganya untuk ikut dengannya dan memasuki keluarganya yang baru.

"Bagaimana, Aida? " tanya Elvan lagi, setelah lama tidak mendapat jawaban dari Aida.

"InsyaAllah aku siap, A'. " jawab Aida singkat dan mantap.

Mendengar itu tentu saja membuat Elvan terkejut. Apakah Aida benar-benar siap untuk ikut bersamanya.

"Apa kau benar-benar yakin Aida? " tanya Elvan meyakinkan.

Aida mengangguk yakin, dia lalu berkata. "Setiap istri yang menikah pasti akan mengikuti suaminya yang akan menjadi imamnya, yang akan membimbingnya menuju kebaikan. itulah hakikatnya seorang istri, A'. Yaitu berbakti kepada suami. Siap tidak siap aku harus mengikuti kemana suamiku membawaku pergi. "

Elvan benar-benar tercengang mendengar ucapan dan keyakinan Aida. Apakah dulu nenek Nisa juga seperti Aida ini. Yang mengikuti kakek Erhan ke Turki sebagai baktinya kepada suami?

"Baiklah kalau begitu Aida, jawaban yang aku inginkan sudah aku dapatkan. Aku tidak akan bertanya lagi akan kesediaanmu ikut denganku nanti. Setelah hari ini mungkin aku tidak akan datang kemari lagi, karena aku akan mempersiapkan diriku menyambut kedatangan keluarga besarku dari Turki." kata Elvan menyampaikan maksudnya.

Aida langsung mengangkat wajahnya dan menatap Elvan tak percaya. "Apakah keluarga kakak akan datang ke Indonesia? " tanya Aida yang masih belum percaya.

"Iya, tapi aku belum tahu kapan pastinya mereka akan datang. Karena daddyku masih harus menyelesaikan pekerjaannya dulu sebelum datang kemari. Dan mungkin saat mereka datang nanti, kami akan datang dan langsung akan melamarmu, Aida. Mommy ku ingin melihat wajah calon menantunya. " ujar Elvan dengan senyum penuh arti.

Deg.

Jantung Aida langsung berdebar dengan kencang setelah mendengar ucapan dari Elvan. Apakah benar? Apakah harus secepat ini? batin Aida berkecamuk.

"Dan ini. " Elvan memberikan sebuah paperbag yang sudah dia bawa tadi.

"Apa ini, A'? " tanya Aida.

"Aku sudah datang, kau tidak perlu lagi menutup diri dari dunia. Kau tidak lagi hidup di jaman primitif. Aku berikan ponsel ini agar kita bisa berkomunikasi. Jika kau tidak mau membuka sosial media tidak apa-apa, cukup membuat aplikasi percakapan dan video call saja. Apa kau mengerti. "

Aida mengangguk dan menerima pemberian pertama dari calon suaminya.

"Dan ini. " Elvan memberikan sebuah kartu gold kepada Aida.

"Ini untuk apa lagi? "

"Gunakan ini, untuk persiapan lamaran dan pernikahan kita nanti. Untuk sementara kartu ini dulu ya. " kata Elvan dengan senyuman konyolnya.

"A'. Apa ini tidak terlalu berlebihan? "

"Tidak, karna kau adalah calon istriku."

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Al langsung sat set, krn hatinya udah mantap dgn calon makmumnya... Bismillah aja Ai...

2024-06-11

3

Ning Mar

Ning Mar

calon istri sultan

2023-12-02

1

AR Althafunisa

AR Althafunisa

tersipu ☺️

2023-10-02

1

lihat semua
Episodes
1 Wasiat
2 Terbang Ke Indo
3 Perjodohan Bayi
4 Aida Calon Istri Orang?
5 Kedatangan Dua Pria
6 Layu Sebelum Berkembang
7 Berlian Yang Tak Tersentuh
8 Ponsel Jadul
9 Jodoh Wasiat Kakek
10 Rencana Ke Indonesia
11 Kebenaran Tentang Aida
12 Kau Adalah Calon Istriku
13 Kesiapan Aida
14 Kedatangan Keluarga
15 Mengejutkan
16 Aida
17 Hati Seorang Rafasya
18 Melihat Wajah Aida
19 Lamaran
20 Kesepakatan Dua Keluarga
21 Keinginan Zoya
22 Permintaan Zoya
23 Jawaban Najwa
24 Pertunangan
25 Kenangan
26 Brian dan Salsa Menyapa
27 Pernikahan
28 Dibalik Niqab
29 Tidur Bersama
30 Nasehat Abi
31 Masalah
32 Keputusan Aida
33 Berpamitan
34 Sesuatu Yang Tertunda
35 DP
36 Pernikahan Dan Perpisahan
37 Panggilan Itu?
38 Nyonya Muda
39 Kekesalan Elvan
40 Insecure
41 Memperkenalkan Istri
42 Sisi Lain Aida
43 Obrolah Keluarga
44 Belanja
45 Penyerahan Diri
46 Seperti Pinguin
47 Alasan Sakit
48 Sebuah Kenyamanan
49 Meminta Bantuan Zia
50 Obrolan Para Wanita
51 Aida Sakit
52 Mempermalukan
53 Pingsan
54 Hamil
55 Tetaplah Sehat
56 Periksa Kandungan
57 Kebersamaan
58 Kepergian Elvan
59 Gibahan Para Istri
60 Senjata Makan Tuan
61 Keadaan Najwa
62 Memberi Pengertian
63 Dejavu
64 Menangkap Alex
65 Salah Paham
66 Kencan
67 Rencana Alex
68 Rencana Yang Terbongkar
69 Kedatangan Sarah
70 Diusir
71 Akhir Dari Alex
72 Periksa Kehamilan
73 Hukuman Untuk Anita
74 Operasi
75 Perbedaan Twins
76 Wajah Aida
77 Telepon
78 Musa Dan Mirza
79 Kembali Ke Rumah
80 Resepsi
81 Expart 1
82 Intermezzo
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Wasiat
2
Terbang Ke Indo
3
Perjodohan Bayi
4
Aida Calon Istri Orang?
5
Kedatangan Dua Pria
6
Layu Sebelum Berkembang
7
Berlian Yang Tak Tersentuh
8
Ponsel Jadul
9
Jodoh Wasiat Kakek
10
Rencana Ke Indonesia
11
Kebenaran Tentang Aida
12
Kau Adalah Calon Istriku
13
Kesiapan Aida
14
Kedatangan Keluarga
15
Mengejutkan
16
Aida
17
Hati Seorang Rafasya
18
Melihat Wajah Aida
19
Lamaran
20
Kesepakatan Dua Keluarga
21
Keinginan Zoya
22
Permintaan Zoya
23
Jawaban Najwa
24
Pertunangan
25
Kenangan
26
Brian dan Salsa Menyapa
27
Pernikahan
28
Dibalik Niqab
29
Tidur Bersama
30
Nasehat Abi
31
Masalah
32
Keputusan Aida
33
Berpamitan
34
Sesuatu Yang Tertunda
35
DP
36
Pernikahan Dan Perpisahan
37
Panggilan Itu?
38
Nyonya Muda
39
Kekesalan Elvan
40
Insecure
41
Memperkenalkan Istri
42
Sisi Lain Aida
43
Obrolah Keluarga
44
Belanja
45
Penyerahan Diri
46
Seperti Pinguin
47
Alasan Sakit
48
Sebuah Kenyamanan
49
Meminta Bantuan Zia
50
Obrolan Para Wanita
51
Aida Sakit
52
Mempermalukan
53
Pingsan
54
Hamil
55
Tetaplah Sehat
56
Periksa Kandungan
57
Kebersamaan
58
Kepergian Elvan
59
Gibahan Para Istri
60
Senjata Makan Tuan
61
Keadaan Najwa
62
Memberi Pengertian
63
Dejavu
64
Menangkap Alex
65
Salah Paham
66
Kencan
67
Rencana Alex
68
Rencana Yang Terbongkar
69
Kedatangan Sarah
70
Diusir
71
Akhir Dari Alex
72
Periksa Kehamilan
73
Hukuman Untuk Anita
74
Operasi
75
Perbedaan Twins
76
Wajah Aida
77
Telepon
78
Musa Dan Mirza
79
Kembali Ke Rumah
80
Resepsi
81
Expart 1
82
Intermezzo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!