"Maafkan aku, Abi. Aku hanya tidak tahu harus berbuat apa, karena besok temanku juga akan kemari ingin melamar Aida. " ucap Arifin sambil tertunduk.
"Apa? " Pekik mereka semua yang ada disana, kecuali Aida yang hanya terdiam.
"Memangnya siapa yang akan datang kemari, Arif." tanya Kyai Amir sedikit membentak.
"I... itu... Ehsan, Bi. Anak Kyai Usman yang dulu pernah belajar disini." kata Arif sedikit takut melihat Abinya yang marah.
Mendengar nama Kyai Usman disebut membuat Kyai Amir memijit pelipisnya yang tiba-tiba terasa pusing. Pasalnya Kyai Usman adalah sahabatnya. Kenapa dia tiba-tiba akan ke rumah tanpa memberitahunya terlebih dahulu, dan kenapa harus mengatakannya kepada anaknya Arifin.
"Kenapa Kyai Usman tidak bicara sama Abi, kenapa malah bicara sama kamu. " tanya Kyai Amir.
"Karena yang mau menanyakan Aida itu Ehsan, Bi. Dia mau datang kesini duluan, nanti kalau Umi dan Abi setuju atau Aida juga setuju, maka Ehsan akan mengajak Abah dan Uminya kemari. " jelas Arif.
Kembali Kyai Amir menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ehsan pasti berani datang kemari karena Arif mengatakan hal yang membuatnya percaya diri dan berharap banyak.
"Ya, sudah. Kita lihat besok saja. Yang penting, besok umi siapkan jamuan untuk tamu kita, calon suami Aida. Dia datang dari jauh untuk melihat calon istrinya. " kata Kyai Umar dengan tersenyum lembut kepada anak perempuannya.
"Iya, Bi. Umi akan menyiapkan segalanya malam ini. " jawab Umi Hasna.
"Dan Kamu segera istirahat Aida, agar besok terlihat segar saat menemui calon suamimu. "
"Iya, Bi. " Aida segera beranjak dari sana menuju kamarnya.
Kini tinggal kedua anak laki-lakinya yang ada disana. Sepertinya Kyai Amir harus memberikan sedikit nasehat kepada anak keduanya karena dia terlalu sok tahu dan ikut campur dalam kehidupan adiknya.
"Dan untuk Kamu Arif, jangan asal lagi menyetujui sebuah hubungan tanpa bertanya dulu kepada pihak yang bersangkutan. Jangan sok jadi mak comblang, Abi tidak suka, karena jodoh itu ada di tangan Allah. " Kyai Amir menekankan kepada anak keduanya yang sedikit keras kepala itu.
"I... iya Abi. "
"Ya sudah, kalian segera istirahat. Agar besok kalian bisa menyambut tamu kita dengan baik. Baik itu Calon suami Aida ataupun Ehsan. Dan apapun yang terjadi, tidak ada yang boleh membantah keputusan Abi. "
"Baik, Bi. " jawab Adam dan Arif bersamaan.
Di kamar nya, Aida tidak bisa memejamkan matanya,Jantungnya berdebar sangat kencang saat membayangkan sosok pria yang akan menjadi suaminya kelak, apakah dia tampan? Atau jelek? Wajah Aida berubah-ubah saat membayangkan wajah calon suami yang belum pernah dia temui sama sekali.
"Sebenarnya kau seperti apa, Tuan. Apakah kau tampan seperti seorang pangeran yang berstandart Internasional atau wajahmu hanya wajah standart nasional saja. Mengingat kata Abi, ibumu keturunan Indonesia. " gumam Aida sambil terkekeh.
"Sampai bertemu besok, calon Imam. " ucapnya sambil memejamkan mata.
Sedangkan di rumah Arkan, tepatnya di kamar yang di tempati Elvan. Dia begerak kesana kemari sehingga mengganggu Rafa, yang sudah sangat mengantuk.
"Kak, apa kau tidak bisa diam. Kenapa kau bergerak kesana kemari seperti cacing kepanasan. " gerutu Rafa.
"Aku tidak bisa tidur, Raf. "
"Kenapa? " tanya Rafa dingin.
"Besok, Aku akan bertemu dengan wanita itu. Apakah dia benar-benar akan menjadi jodohku? " ujar Elvan dengan segara kegundahan hatinya.
Mendengar itu Rafa menghela nafasnya, ternyata masalah wanita.
"Kita kan besok cuma melihatnya saja kak. Kalau kakak cocok ya, tinggal nikahin aja. Kalau nggak suka tinggal cari yang lain. Gitu aja kok repot. " balas Rafa acuh.
Elvan langsung memukul kepala adik sepupunya itu. Dia selalu bersikap acuh jika bukan masalah pekerjaan. Tapi jika sudah membahas masalah pekerjaan maka dia akan sangat serius seperti papanya Ezra.
"Lagi-lagi aku salah bercerita padamu. " Ketus Elvan lalu memunggunginya.
Rafa hanya menggedikkan bajunya acuh, dan dia segera menggapai mimpinya.
*
*
Keesokan harinya di kediaman Kyai Amir tengah disibukkan dengan acara memasak. Beberapa santriwati juga ada yang membantu Umi Hasna untuk menyiapkan hidangan untuk tamu yang akan datang. Banyak yang bertanya kenapa hari ini masak banyak dan menunya spesial. Tapi Umi Hasna hanya menanggapinya dengan senyuman. Dan hanya mengatakan.
"Ada tamu Abi dari jauh yang akan datang, jadi kita harus menyambut mereka. Kasihan kan datang jauh-jauh kalau cuma dikasih teh. "
Setelah mendengarkan itu, mereka tidak lagi bertanya dan hanya membantu saja.
Kyai Amir dan kedua anak laki-lakinya sedang duduk berbincang bersama dua pengurus pesantren lainnya. Mereka membicarakan apapun yang menjadi masalah di pondok pesantren, mulai dari murid yang nakal hingga murid yang tidak mampu membayar biaya pendidikan mereka di pesantren.
Saat mereka sedang asik mengobrol tiba-tiba datang seorang pria tampan mengenakan baju koko dan celana bahan bersama dengan seorang pria lainnya. Penampilannya sangat santun dan memanjakan mata para santri wati yang berpapasan dengannya.
"Assalamu'alaikum." sapanya saat ia sudah berada di depan pintu.
"Wa'alaikumsalam." Semua orang yang berada diruang tamu menjawab salam pria itu.
"Ehsan kau sudah datang, ayo silahkan masuk. " ajak Arif kepada temannya itu.
Mereka berdua masuk dan duduk berhadapan dengan Kyai Amir ayah dari Arif sahabatnya. Ehsan menyangka kalau mereka mungkin sedang bersiap menyambutnya. Maka senyuman itupun tak lekang dari bibirnya.
Kyai Amir menyambut baik kedatangan Ehsan yang bertamu ke rumahnya. Tanpa membahas maksud kedatangannya kemari. Mereka mengobrol biasa menanyakan kabar masing-masing terutama kabar Kyai Usman yang sudah lama tidak bertemu.
Suasana hening sesaat saat mereka kehilangan tema obrolan. Hingga akhirnya Ehsan ingin menyampaikan maksud kedatangannya kemari.
"Maaf Pak Kyai, maksud kedatangan saya kemari... " ucapan Ehsan terpotong saat tiba-tiba Kyai Amir berdiri dan tersenyum dengan sumringah.
"Umi... tamu kita sudah datang. " panggilnya kepada istrinya.
Semua orang sontak mengalihkan pandangan keluar, dan benar saja ada sebuah mobil terparkir dengan rapi di halaman rumah Kyai Amir. Tampak dua orang keluar dari kursi depan, Alan dan Ali. Kemudian pintu belakang ikut terbuka dan muncullah dua sosok pria tampan yang sangat tinggi menjulang dengan wajah blesteran yang menggunakan Kurta dan celana bahan. Sangat cocok ditubuh mereka dan menambah ketampanan kedua pria itu.
Mereka mendekat, dan Kyai Amir pun segera berjalan keluar untuk menyambut tamunya diikuti Adam dan kedua pengurus pesantren.
Ehsan yang bingung langsung bertanya kepada Arif sahabatnya.
"Rif sebenarnya ada apa ini. " tanyanya.
"Maaf Ehsan, aku sendiri baru tahu semalam. Dan belum sempat memberitahumu tentang semua ini. Maafkan aku. " kata Arif tertunduk.
"Iya, tapi bisa kau katakan secara singkat saja? " tanya Ehsan penasaran.
"Aida, sudah punya calon. Maaf ... "
"Apa? "
Ehsan benar-benar terkejut, ingin sekali dia marah dan memaki sahabatnya itu tapi dia urungkan karena tamu Kyai Amir sudah datang. Mereka tidak lagi duduk di kursi, tapi duduk diatas karpet yang sudah disiapkan untuk kedatangan tamu spesial mereka. Karena dengan begini mereka bisa saling akrab dan suasana kekeluargaan akan terjalin.
Elvan dan Rafa yang tak mengerti apapun hanya bisa menurut. Begitu juga dengan Ehsan dan Arif, mau tak mau mereka ikut bergabung dengan mereka.
"Jadi, Kyai Amir perkenalkan ini kedua keponakan jauh saya yang datang dari Turki. Yang Ini Rafa dan yang ini Elvan. " Alan memperkenalkan kedua keponakannya kepada Kyai Amir.
Kyai Amir menjabat tangan kedua pria tampan tersebut.
"Mereka berdua adalah cucu dari paman Erhan dan bibi Nisa. Elvan adalah cucu tertua dari kedelapan cucu beliau." kata Alan lagi memperkenalkan Elvan lebih dalam.
Semua orang beralih pandang menatap Elvan, pria tampan dengan jambang tipis yang menghiasi rahangnya yang kokoh. Hidung mancung dan tatapan mata yang teduh dan tajam menambah ketampanannya berkali-kali lipat.
Kyai Amir menatap dalam-dalam sosok Elvan tanpa berkedip. Mencari tahu sebenaranya seperti apa sosok Elvan ini. Sedangkan Elvan membalasnya dengan senyuman.
"Dan maksud kedatangan Elvan kemari adalah untuk menjemput jodohnya, yaitu neng Aida. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Indrijati Saptarita
jeduaaaarrr... kasihan Ehsan...
2024-01-23
4
Suriyanti
visualnya dong thor
2023-11-29
1
ᴀ͜͠я⃯ɪғ ▪︎⳻᷼⳺
calon suami kali thor🤣
2023-09-24
1