"Calon suami Aida dari Turki sudah datang Kyai. "
Deg.
Mendengar kabar itu, Kyai Amir langsung bungkam. Apakah sudah waktunya? ini sudah berapa tahun?
Kyai Amir seolah lupa kalau 20 tahun telah berlalu, bahkan bayi cantik itu sudah menjadi dewasa dan berubah menjadi wanita yang sangat cantik sekarang. Kini sudah saatnya dia memenuhi janjinya kepada Erhan. Pria yang sudah membuatkannya sebuah pesantren, dari pesantren kecil hingga menjadi besar seperti saat ini. Dan kini pesantrennya dalam naungan perusahaan besar di Turki. Dia jadi tidak perlu takut lagi kalau para santri dan keluarganya kekurangan makanan. Bahkan anak-anak yatim yang berada satu yayasan dengan pesantrennya pun semua sudah terjamin.
"Hallo, pak... Pak Kyai.... " Alan memanggil-manggil Kyai Amir, karena tidak mendapatkan jawaban sedangkan panggilan masih tetap terhubung.
"Ah, iya nak Alan. Maaf Saya tadi terkejut, dan sempat melamun. Ya sudah kalau mau ke rumah, kami akan menyambut kedatangan tamu kami dengan senang hati Kami juga ingin bertemu dengan calonnya Aida. " kata Kyai Amir yang terlihat sedikit gugup.
Pasalnya dia bahkan tidak pernah bertemu dengan Erhan lagi sejak saat itu. Pembangunan pesantrennya pun di lakukan oleh orang-orang kepercayaannya. Dan Dana yang diberikan tiap bulan juga mengalir begitu saja ke dalam rekeningnya. Erhan benar-benar mempercayakan semuanya kepadanya tanpa takut di tipu sedikitpun.
"Wah, kalau calon neng Aida mah jangan diragukan lagi, Kyai. Kualitasnya premium. " canda Alan yang bisa merasakan kegugupan Kyai Amir.
Kyai Amir terkekeh mendengar candaan dari Alan. "Baiklah Nak Alan, kami menunggu kedatangan kalian besok. "
Setelah mengucapkan salam panggilan pun terputus.
Kyai Amir segera memanggil istri dan anak-anaknya. Karena ada sesuatu yang harus dia sampaikan kepada mereka semua. Anak kyai Amir ada Tiga, anak pertama dan keduanya laki-laki dan yang ke tiga perempuan. Anak yang pertama bernama Adam dia sudah menikah dan sekarang menjadi ustadz yang mengajar di pesantren. Anak yang kedua bernama Arifin dia belum menikah tapi sudah menjadi ustadz sama seperti kakaknya. Sedangkan anak yang ketiga atau si bungsu adalah Aida Fatimah. Dia mengajar ngaji anak-anak yang berada di panti asuhan yang berada di samping pesantrennya.
"Ada yang ingin Abi sampaikan kepada kalian semua. " kata Kyai Amir saat anak dan istrinya sudah berkumpul.
"Ada apa Bi, kenapa sepertinya serius sekali? " Tanya Adam kakak tertua.
Kyai Amir menghirup udara dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Dia mengatur nafasnya sebelum mengatakan sesuatu yang pasti akan mengejutkan mereka semua.
"Umi, Adam. Kalian berdua pasti tahu perjalanan kita dulu sebelum memiliki pondok pesantren hingga ada seseorang yang tiba-tiba datang melamar Aida saat masih bayi dan memberikan sebuah pondok pesantren sebagai seserahannya." ujar Kyai Amir mengingatkan anak dan istrinya.
"Iya, Bi. Dulu kita hidup susah. Saat itu Adam sudah berumur 10 tahun. Jadi, Adam masih bisa mengingat perjalanan kita. Hingga seorang pria asing datang mengangkat derajat kita. Terutana mengangkat derajat Aida meski masih bayi, tapi dia sudah dilamar konglomerat. Jadi kita bisa kecipratan nikmatnya. " jawab Adam sambil terkekeh.
Aida yang mendengar itu hanya tertunduk malu dibalik cadarnya.
Sedangkan Arifin bingung dengan apa yang sedang dibahas oleh mereka. Arifin memang tidak tahu apa-apa, sebab saat itu di masih berumur empat tahun dan saat ekonomi sudah membaik, Kyai Amir menyekolahkan nya di Kairo. Dan baru kembali satu tahun yang lalu.
"Sebenarnya ada apa ini? Kenapa sepertinya hanya aku yang tidak tahu. " tanya Arif bingung. "Dek, kamu tahu maksud semua ini? " tanya Arif pada Aida.
Aida hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Tenanglah Arifin, akan kami ceritakan kejadian 20 tahun lalu. Saat itu kamu memang masih kecil. Jadi tidak tahu apa-apa. " kata Kyai Amir menenangkan anak keduanya.
Kyai Amir lalu menceritakan apa yang terjadi 20 tahun lalu kepada Arifin, dan mengingatkan kepada semuanya tentang sebuah janji yang sudah terikat sejak saat itu.
Mendengar itu semua Arifin seolah tak percaya. Ternyata pondok pesantren mereka adalah sebuah pemberian dari seseorang sebagai pengikat adiknya. Bahkan dana yang didapat tiap bulan itu berasal dari keluarga calon adiknya. Kenapa? Kenapa baru sekarang dia tahu kalau adiknya ternyata sudah dijodohkan sejak bayi.
"Aida... apa cincin itu masih ada? " tanya Kyai Amir kepada anak bungsunya.
"Masih, ada Abi. Cincin itu masih melingkar dikalung Aida. " jawab Aida dengan lembut.
"Alhamdulillah, lepaskan cincin itu dari kalungnya, nak. Dan simpan di kotak perhiasan. " kata Kyai Amir kemudian.
Aida dan Ibunya saling berpandangan, tidak mengerti dengan maksud Abi mereka. Begitu juga dengan Adam dan Arifin mereka bingung tidak mengerti maksudnya.
"Umi juga besok masak yang enak, ya. Dan agak banyak karena kita akan kedatangan tamu. " kata Kyai Amir lagi.
Semakin bingunglah mereka semua. Karena sepertinya Abi mereka sedang bermain teka-teki.
"Abi, sebenarnya ada apa sih. Jangan bermain teka-teki dong, Bi. Kita penasaran nih. " ucap Arif tak sabaran.
Kyai Amir terkekeh melihat raut wajah mereka semua yang penasaran dengan semua ucapannya. Dia masih mengulur-ulur waktu menjawab pertanyaan dari anaknya
"Aida kamu harus bersiap besok, tampil yang baik dan sopan. Karena besok calon suami kamu akan datang kemari. "
"Apa? "
Semua orang terkejut mendengar penuturan dari Abi mereka. Mereka tak percaya dengan apa yang baru saja di dengar. Benarkah? Setelah 20 tahun mereka benar-benar akan datang?
"Iya, baru saja Alan menghubungi Abi. Katanya mereka baru datang tadi siang, dan akan kemari besok. "
Aida yang mendengar kabar itu manunduk dan menyembunyikan senyumnya dibalik cadar. Entah apa yang dipikirkan gadis itu saat ini. Apa dia bahagia, atau gugup?
Umi Hasna mengusap punggung anak perempuan satu-satunya itu, rasa sedih bercampur bahagia dia rasakan saat ini. Dia tidak menyangka kalau mereka akan menepati ucapan mereka. Setelah 20 tahun cucu mereka akan menjemput calon istrinya. Calob Istri yang sudah dipilihkan oleh kakek dan neneknya.
"Abi, tidak bisakah pertunangan Aida dan pria itu dibatalkan. " tanya Arifin dengan wajah gusar.
"Kenapa kau bilang sepeti itu Arifin. Abi tidak mungkin mengingkari janji Abi. " kata Kyai Amir yang tidak mengerti arah pembicaraan anaknya itu.
"Tapi, Bi. Itu sudah berlangsung 20 tahun. Dan mereka juga tidak pernah melihat Aida atau membiayainya. "
"Arifin, tutup mulutmu. Apa kau kira kau pantas bicara seperti itu. Memangnya dengan uang siapa kau bisa kuliah sampai di Kairo, Memangnya siapa yang memberi kita makan tiap hari. Jangan sombong kamu. Jika bukan karena keluarga calon suami Aida, kau tidak akan sampai kuliah di Kairo. Jangankan di Kairo, mungkin saja Abi dan Umi tidak bisa menyekolahkan kalian sampai SMP." kata Kyai Amir sedikit Emosi.
"Tenang, Bi... kontrol emosi. " Umi Hasna menenangkan suaminya.
"Dia tidak pernah tahu keadaan kita sebelum ini, Umi. Bahkan untuk makan sehari tiga kali saja sulit. Pagi hari kami harus kerja serabutan disawah, dan malamnya kami mengajar ngaji. Kami ikhlas menjalani nya. Tapi Apa itu cukup untuk kehidupan kita. Tidak nak, tidak cukup. Karena kami harus menyekolahkan kalian bertiga dan untuk kebutuhan sehari-hari. Kau tidak pernah merasakan kehidupan sulit kami, Arifin. Sehingga kau begitu mudahnya berbicara seperti itu. " Kata Kyai Amir lagi sambil memijit pelipisnya.
"Ma... maafkan aku, Abi. Bukan maksud aku..." kata Arifin dengan wajah tertunduk.
"Jika bukan karena orang kaya itu menginginkan Aida sebagai cucu mantunya. Kita tidak akan pernah bisa hidup berkecukupan seperti ini. Abi bukanlah orang yang suka ingkar janji, bukan seperti kacang yang lupa akan kulitnya." ujar Kyai Amir lirih.
"Maafkan aku, Abi. Aku hanya tidak tahu harus berbuat apa, karena besok temanku juga akan kemari ingin melamar Aida. " ucap Arifin sambil tertunduk.
"Apa? "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Sandisalbiah
Lha si Arifin, hanya krn temanmu yg ingin melamar Anda kamu meminta Abi mu utk ingkar pd janjinya.. itu egois namanya
2024-06-11
1
yani suko
hhmmm.....kyai kok emosi
yg halus lah pak kyai
kasih tau baik2 di arifin
namanya aja anak muda
2024-03-15
1
ᴀ͜͠я⃯ɪғ ▪︎⳻᷼⳺
aku datang,jujur dr bab 1 itu aku bingung dgn tokoh2nya mungkin krn udh bbrp bulan kisah sang pewaris ga ku baca,tp pas masuk bab 2 udh ingat mereka,semoga aja konflik nya ikut sm terdahulunya ga berat dan cpt terselesaikan,krn di bab ini ku udh punya gambaran konflik
2023-09-23
1