BAB 9 Menikah

"Kenapa cemberut?" tanya Amir yang kini sudah berada di rumah Larnia. Amir sengaja datang ke rumah Larnia karena Larnia menelpon dirinya saat tadi sedang berada di kantor waktu jam kerja.

"Itu Junet bikin ulah lagi! Semalam dia kepergok menggoda istri orang hingga diajaknya naninuan. Hingga akhirnya ketahuan suami dari si wanita," cerita Larnia.

"Sudahlah, sayang! Jangan dibahas urusan dan masalah dari mantan suami kamu itu. Setelah menikah nanti, kamu harus pindah dari rumah ini. Supaya tidak ada lagi cerita mantan-mantan suami kamu mengganggu kamu lagi," kata Amir.

"Baik lah! Aku ikut saja apa yang menjadi kemauan kamu, Mir!" sahut Larnia.

"Tolong jangan memanggil ku dengan nama saja dong! Bukankah kurang beberapa hari aku akan menjadi suami kamu, sayang!" protes Amir. Larnia terkekeh mendengar permintaan Amir.

"Mas Amir!" panggil Larnia akhirnya.

Amir yang mendengar nya jadi tersenyum seraya meraih tubuh Larnia lalu memeluk nya.

⭐⭐⭐⭐⭐

"Bagaimana para saksi sah," ucap pak penghulu di acara ijab qobul Larnia dan Amir. Pernikahan yang ketujuh bagi Larnia. Semoga ini adalah pernikahan yang terakhir bagi Larnia. Demikian halnya untuk Amir, semoga bersama dengan Larnia ikrar qobul pernikahan nya itu pertama untuk selamanya.

"Sahhhhh ahhh," sahut beberapa orang-orang yang menghadiri acara ijab qobul itu setelahnya akan dilanjutkan dengan pesta pernikahan antara Larnia dan Amir.

Keluarga besar Amir dan juga Larnia telah hadir. Semua nya dalam kecerian dan kegembiraan karena hari itu adalah hari kebahagiaan untuk pasangan pengantin itu. Wulan pun terlihat hadir di sana. Memberikan doa restu pada sahabatnya. Kali ini Wulan datang dengan mengajak Reynold. Wulan benar-benar telah diceraikan oleh suaminya. Walaupun masih dalam proses perceraian dan belum resmi dan di tetapkan berstatus janda.

"Selamat Larnia! Selamat Amir! Semoga langgeng dan menjadi suami istri yang saling pengertian. Samawa yah, sayang!" ucap Wulan seraya cipika-cipiki dengan Larnia.

"Terimakasih Wulan. Setelah ini kuharap kamu segera menyusul yah! Kulihat brondong kamu cukup baik. Siapa tahu bisa diajak serius dan menikah," kata Larnia.

"Itu tidak mungkin, Larnia! Reynold tidak memakai hatinya saat menjalin hubungan dengan ku. Dia hanya bersama ku sekedar mengikuti apa yang aku inginkan. Hanya kerjaan Reynold saja. Kalau buat bersenang-senang, is oke! Tapi untuk dijadikan suami? Reynold bukan tipe suami yang ideal," sahut Wulan. Larnia tersenyum simpul seraya melirik ke arah Reynold yang duduk menunggu di barisan tamu-tamu undangan.

Larnia dan Amir kini sudah duduk di kursi pelaminan. Tamu-tamu undangan sudah antri berbaris untuk mengucapkan selamat pada keduanya. Kedua pasangan yang baru resmi menjadi pasangan halal tersebut sangat bahagia, karena mereka sah menjadi pasangan suami istri.

Pesta pernikahan itu digelar sampai malam. Mau tidak mau Larnia dan Amir harus selalu melemparkan senyuman pada setiap tamu-tamu undangan yang mengucapkan selamat pada kedua nya.

"Banyak sekali tamu-tamu undangan yang datang! Rasanya sudah capek. Mau bobok cepat," keluh Larnia.

"Bobok cepat? Tidak sayang! Masa kita harus melewatkan malam pertama kita," protes Amir. Larnia mencubit pinggang suaminya itu.

"Bukankah sebelum ini kamu sudah mencuri start duluan, mas?" sahut Larnia.

"Anggap saja yang kemarin-kemarin itu tes uji coba sayang!" ucap Amir.

Larnia hanya bisa mencebikkan bibirnya lalu menjulurkan lidahnya ke arah Amir. Amir tersenyum seraya memeluk pinggang Larnia. Moment itu selalu diabadikan oleh tim fotografer di pesta pernikahan itu. Kedua mempelai terlihat sangat bahagia karena acara pesta pernikahan berlangsung meriah dan lancar.

⭐⭐⭐⭐⭐

Larnia kini sudah di atas kasur kamar pengantin yang didekor dengan indah. Amir pun terlihat letih ikut berbaring di sebelah Larnia. Mereka belum memulai pergerakan selanjutnya. Benar-benar capek dan lelah.

Mulai malam ini seharusnya mereka semakin bahagia karena sudah bebas bisa saling guling-guling bahkan saling olahraga tiap malam tanpa henti. Bahkan rencana selanjutnya, Larnia akan pindah ke rumah Amir.

"Kamu mau kan, sayang! Mulai besok kamu akan ikut bersama ku. Kamu tinggal di rumahku," ucap Amir.

"Tentu saja, mas Amir! Aku terserah apa kata kamu saja, mas! Selama ini suami-suamiku ikut aku dan bergantung padaku. Kamulah satu-satunya suamiku yang mengajak ku pindah dan ikut kamu tinggal ke rumah mu," sahut Larnia.

"Itu lantaran aku pria dan suami yang bertanggung jawab. Aku pun pria yang punya penghasilan yang mampu memberikan nafkah lahir dan batin pada istriku. Tidak seperti mantan-mantan suami kamu selama ini, " ucap Amir.

Larnia yang mendengar itu menjadi malu. Selama ini Larnia begitu bodohnya menikah dengan pria-pria malas yang tidak ingin menafkahi istrinya.

"Apa sekarang kita bisa memulainya?" bisik Amir. Tanpa menunggu jawaban dari Larnia, pesawat tempur itu siap mendarat. Serangan-serangan bertubi-tubi dilancarkan oleh Amir.

"Jangan sampai rusak pesawat tempur kamu, mas! Karena itu adalah modal utama untuk membuat bahagia dan damai istri kamu," bisik Larnia.

Amir tersenyum lebar seraya terus menerus mengukung istrinya yang sudah pasrah diapain apa saja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!