BAB 5 Kejutan Amir Ke Larnia

“Mau ke mana?” Larnia mengernyit.

“Mas Amir, menyiapkan kejutan untuk Anda. Silakan ikut dengan saya,” jawab Budi orang kepercayaan Amir. Ternyata Amir seperti yang dikatakan oleh sahabat nya Wulan, dia benar-benar tajir melintir.

Misterius dan penuh kejutan. Kesan tersebut benar-benar melekat pada diri Amir. Larnia tidak pernah bisa menebak apa yang ada dalam pikiran Amir maupun yang akan dilakukannya. Bahkan, orangnya saja sedang tidak ada di kota ini dan di sini dia sudah menyiapkan sesuatu tak terduga untuk Larnia.

Budi membawa Larnia ke sebuah hotel bintang lima. Diantar olehnya juga Larnia ke lantai 27. Budi menghentikan langkahnya di depan kamar presidential suites bernomor 2023.

“Nyonya, ini kartu kamar Anda. Silakan Anda masuk sendiri. Saya akan kembali menjemput Anda besok pagi. Jika ada yang Anda butuhkan, jangan ragu untuk menghubungi saya,” kata Budi seraya menyerahkan kartu akses kamar tersebut ke tangan Larnia.

"Nyonya? Apakah aku setua itu, dipanggil dengan nyonya? Apakah Amir tidak mengatakan kalau aku ini janda, tapi janda yang masih muda. Bahkan umur aku baru dua puluh tujuh tahun," batin Larnia dengan mendengus kesal.

Kemudian Budi benar-benar meninggalkan Larnia seorang diri. Larnia memperhatikan Budi sejenak hingga jauh dari pandangannya. Baru kemudian dia menempelkan kartu akses di pintu dan membukanya. Harum mawar semerbak terhidu di indera penciuman Larnia.

Janda itu masuk selangkah demi selangkah seraya mengedarkan pandangannya menyapu setiap sudut ruangan. Tiba-tiba dia tertegun melihat begitu banyak buket bunga mawar memenuhi kamar. Berderet di samping jendela, hampir di setiap sisi ruangan, lalu terakhir kelopak bunga mawar tersebar di atas ranjang membentuk gambar hati.

Ada rasa takjub yang membuat Larnia tidak bisa berkata-kata. Pria muda yang baru saja ia kenal dan ia tantang untuk menikahi dirinya itu ternyata begitu romantis. Matanya berkaca-kaca, senyumnya terukir. Tidak ada kebahagiaan yang bisa menandingi kejutan yang diberikan Amir untuk saat ini.

Di atas ranjang bertabur kelopak bunga nampak sepucuk surat yang menunggu untuk dibaca. Larnia melangkah mendekati ranjang. Diambil sepucuk surat yang menanti di sana, lalu dibacanya setiap kata yang tertulis.

"Halo calon istriku! Kamu suka dengan kejutan ku? Tunggu kejutan dariku sebentar lagi. Aku sudah serius untuk menjadikan kamu istriku.Dan aku tidak akan mengecewakan kamu seperti mantan-mantan suami kamu yang terdahulu," baca Larnia. Tanpa sadar Larnia tersenyum lebar.

"Kejutan berikutnya? Apakah Amir ada di sini?" tebak Larnia. Dia langsung mencari sosok Amir di dalam toilet atau di ruangan lain yang belum ia lihat.

Benar! Tiba-tiba saja dari belakang ada seseorang memeluk Larnia. Bahkan kedua tangan kokoh itu benar-benar memeluk tubuh Larnia erat.

“Amir, kamu itu benar-benar sesuatu,” ucap Larnia dengan senyum cerah terbit di wajahnya.

"Kamu suka?" bisik Amir seraya mencium bagian leher Larnia.

Sukses sikap Amir membuat Larnia tidak mampu menolak. Hingga Amir membalikkan tubuh Larnia hingga menghadap nya. Kedua netra mereka saling beradu. Sejurus kemudian, Larnia seperti terhipnotis mendapatkan serangan bertubi-tubi dari Amir.

Dalam benak Larnia, mungkin sudah gila. Larnia tidak akan bisa mempercayai kalau Amir seorang perjaka dan tidak pernah melakukan hubungan badan dengan wanita manapun. Amir terlalu lihai dan mahir menyenangkan seorang janda seperti Larnia.

"Amir, jangan lakukan! Kita bahkan belum menikah! Aku tidak mau, Amir! Aku tidak pernah melakukan hubungan badan diluar nikah. Kecuali setelah menikah dan halal," ucap Larnia yang berusaha menolak Amir yang sudah mengukung dirinya.

"Kenapa? Apakah kamu belum percaya aku, jika aku sudah serius ingin menikahi kamu, Larnia?" sahut Amir sambil menatap lekat netra Larnia.

Hal itu membuat Larnia sulit untuk mengendalikan diri lagi. Apalagi hembusan Amir begitu sudah tidak beraturan dan penuh hasrat dan gejolak.

"Aku, aku, aku percaya kamu Amir! Tapi kita harus menikah terlebih dahulu sebelum melakukan ini. Apakah kamu sudah tidak sabar menunggu sampai kita halal?" ucap Larnia lirih. Bahkan Larnia pun sejatinya sudah tidak mampu menahan gejolak nya.

"Sekarang atau nanti, bukankah sama saja, Larnia! Aku akan tetap menikahi kamu. Bagaimana, mau yah?" kata Amir seperti memohon. Akhirnya Larnia sulit menolak lagi saat Amir kembali menggerayangi dirinya.

"Amir, kalau kamu melakukan ini terhadap ku. Aku menjadi meragukan mu kalau sejatinya kamu sudah tidak perjaka lagi. Bahkan kamu cukup pengalaman dalam urusan seperti ini," ucap Larnia.

Amir tersenyum. Dia tidak perduli lagi dengan ucapan Larnia. Dalam pikiran Amir kini ingin mengajak Larnia ke surga dunia.

"Amir! Kamu!" gumam Larnia yang pada akhirnya pasrah atas tindakan Amir yang semakin tenggelam menyusuri setiap lekukan indah tubuh nya.

Bahkan satu persatu pakaian Larnia telah dilicuti oleh Amir. Demikan juga hal nya Amir, Sama-sama polos seperti Larnia.

"Aku menyukai tubuh indah ini Larnia. Aku pasti akan menjadikan kamu istriku. Percaya dengan ku, baby!" bisik Amir yang semakin membawa Larnia ke langit tujuh.

🦋🦋🦋🦋🦋

Sementara itu di tempat lain, di mana Wulan sedang sedih dan bimbang karena sedang ada masalah dengan rumah tangga nya.

"Larnia! Kamu dimana sekarang? Aku ingin curhat! Suamiku mau menceraikan aku! Bagaimana nasib aku jika aku benar-benar dicerai kan oleh suamiku?" ucap Wulan melalui sambungan handphone.

"Maaf, Wulan! Aku sedang bersama Amir. Kami sedang berkencan di sebuah hotel," jawab Larnia jujur.

"What? Kamu berkencan dengan Amir? Kamu naninu dengan Amir? Astaga naga!" sahut Wulan histeris.

"Amir memaksaku, Wulan. Aku harus bagaimana dong. Ditambah Amir membuatku sulit untuk menolaknya," kata Larnia.

"Kamu gila, Larnia! Kenapa kamu jadi mengikuti jejak aku sih?" sahut Wulan.

"Aku tidak bisa menolak nya, Wulan!" kata Larnia.

"Astaga naga! Kamu benar-benar sudah edan dengan Amir! Kamu tidak takut, jika Amir membohongi kamu?" sahut Wulan.

"Kenapa? Bukankah kamu yang bilang kalau Amir laki-laki yang polos dan baik serta bertanggung jawab?" kata Larnia.

"Tapi... tapi laki-laki tetap sama saja, Larnia!" ucap Wulan.

"Tidak apa-apa Wulan. Bahkan saat ini aku sedang dimanjakan oleh Amir. Kamu tahu? Amir benar-benar sangat romantis sekali loh. Bahkan sekarang ini, dia mengajak aku kencan di hotel mewah. Buket warna-warni ada di dalam kamar ini. Aku berasa seperti sedang pacaran lagi. Amir sangat hebat saat di atas peraduan dan memanjakan aku," cerita Larnia penuh semangat.

"What? Jadi kalian benar-benar sudah melakukan nya? Jadi Amir sudah tidak perjaka lagi dong. Dan kamulah yang merusak anak muda itu?" sahut Wulan.

"Wulan! Aku tidak yakin kalau Amir itu masih perjaka. Dia begitu hebat dan mahir memanjakan wanita. Pria matang, muda dan tajir melintir seperti Amir, aku rasa sudah banyak wanita-wanita cantik dan seksi tidur dengan nya. Aku pikir Amir telah membohongi kita soal itu. Tapi bagiku sekarang, tidak masalah. Yang penting Amir bisa membuat aku bahagia," ucap Larnia yang sedang dimabok cinta.

"Kamu yakin, Larnia? Nanti kalau Amir berkhianat atau bermain wanita di belakang kamu bagaimana?" sahut Wulan.

"Aku tidak perduli soal nanti. Sekarang ini yang penting aku enjoy dulu," kata Larnia.

"Ya sudah deh, met happy happy saja," sahut Wulan.

"Iya, terus bagaimana dengan kamu? Tadi kamu bicara apa? Kamu akan dicerai oleh suami kamu?" kata Larnia.

"Iya, Larnia! Aku bingung nih. Bagaimana supaya suami aku tidak jadi menceraikan aku," ucap Wulan.

"Itu gampang, kamu tinggal merengek dan menangis saja supaya suami kamu tidak jadi menceraikan kamu," sahut Larnia.

"Sepertinya memang aku harus rela melakukan apapun. Jika aku dicerai oleh suamiku, bakal hilang ATM berjalan ku. Aku rela sekalipun ada wanita lain yang akan dinikahi oleh suamiku. Yang penting aku di belakang masih bisa bersenang-senang dengan Reynold, berondong ku saat ini," kata Wulan.

"Ya, ya kamu bisa melakukan apapun supaya tidak kehilangan sumber pendapatan kamu dari suami kamu," sahut Larnia.

"Oh iya, Wulan! Aku sudah dicari Amir nih. Sekarang ini aku lagi di kamar mandi. Kan tidak enak jika terlalu lama meninggalkan Amir," kata Larnia.

"Iya, benar! Ya sudah, met bersenang-senang yah. Aku akan menemui suamiku dulu. Jangan sampai mas Suryo menceraikan aku tanpa alasan," ucap Wulan.

Wulan menarik napas nya panjang. Tekadnya sudah bulan. Dia akan melakukan apa saja supaya suaminya, Suryo tidak jadi menceraikan dirinya.

Terpopuler

Comments

⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾

⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾

Next Kaka ❤️
makasih udah update 👍

2023-09-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!