“Iya benar sayang, papa juga tidak akan mengijinkan mu keluar sendiri jam segini lebh baik Laura menginap di sini jika begitu”. Isaiah tidak tega “William antarkan Laura pulang”
“Baik pa..”. William tersenyum dalam hatinya orang tua dan adiknya sudah memberikan kesempatan pada dirinya “Ayo, aku akan mengantar mu pulang”
Laura menunduk lalu permisi pada Isaiah dan juga Wilda untuk kembali pulang
Sementara Rose sudah memberi kode pada WIlliam untuk memberikan yang terbaik dan itu adalah kesempatan pertamanya . Jangan terlalu memaksa nya dia bukan orang yang cepat beradaptasi dengan seorang pria
“Baiklah”
William memajukan mobil yang dia kendarai sesuai arahan dari Laura wanita itu terlihat diam mungkin tidak terbiasa dengan kehadirnnya walaupun tadi Laura tertawa sangat riang bersama keluarganya
“Rose banyak bercerita tentang mu bahkan sebelum dia menemukan mu di perusahaan tempat kalian bekerja”. William membuka obrolan dan Laura menatap pria itu seksama Laura juga sedikit penasaran
“Benarkah?”
“Ya dia pertama kali datag ke rumah saat usia ku 8 tahun saat itu aku sangat menginginkan seorang saudara dan Rose adalah alah satu dari hal yang paling sering ku doakan dulu dia sedikit nakal tapi aku menyayanginya”. William tersenyum sambil membayangkan adiknya
“Itu bagus, sifat Rose agak blak-blakan hingga dulu dia sering di bully oleh anak panti lain”. Laura menambahi info tentang Rose dan William mengguk sambil tertawa kecil karena yang di katakan Laura adaah benar
Dua orang itu saling bercerita sama lain dan William merasa nyaman dengan wanita itu, Laura adalah tipe wanita yang dia inginkan dan ketika mendengar Rose mengatakan Laura mempunya suami yang tidak menghargai nya pria itu sedikit bertekad
Beberapa menit mereka lalu dalam perjalanan akhirnya mobbil yang mereka tumpangi sampai di depan halam rumah Gian lampu utama masih menyala mendandakan salah satu anggota keluarga belum beristirahat
“terima kasih wil”. Laura berterimakasih sopan saat hendak turun dari mobil pria itu
“Ya tentu saja”. William memastkan Laura sudah masuk ke dalam kediamannya sebelum pria itu menginjak gas kembali ke rumahnya
“Kau baru saja pulang?kau tidak mengingat waktu huh!!”. Seorang pria duduk dengan menyilangkan kakinya sambil menatap tajam ke arah Laura
“Kau belum tidur?”. Laura sedikit terperanjat saat melihat Gian di sana “Aku baru kembali dari rumah Rose”
“Ke Rumah Rose?atau dengan pria lain?”. Gian menatap tidak suka “Siapa pria tadi, kenapa kau tidak di antar pulang oleh adik angkat mu itu atau kau pulang saja sendiri”
“Kau! Ini sudah malam Gian akan bahaya jika aku pulang sendiri terutama dengan angkutan umum”. Laura tidak habis pikri dengan pemikiran suaminya
“Lalu bagaimana dengan pria itu, kau belum menjawabnya!”. Gian masih marah kini pria itu berjalan mendekat pada istrinya “Kau jangan bermain-main dengan ku laura”
“Dia kakak dari Rose, orang tua nya memerintahkan dia mengantar ku karena tidak ingin putri mereka keluar malam sendirian”. Laura mulai jengah dengan sikap gian pikirannya kembali pada apa yang terjadi di restoran pagi tadi
“Kau mulai melawan nya! Apakah karena kau sudah bekerja di perusahaan besar itu huh!”. Gian tidak terima dengan sikap istrinya karena biasanya Laura akan selalu menurut padanya “Laura jangan berani melawan ku, kau tahu aku bisa membuat mu berakhir menyedihkan”
“Gian…. kau mengancam ku karena aku tidak mengikuti kemauan mu?”. Laura menatap sendu pria itu “Aku mengatakan yang sejujurnya, aku tidak bermain di belakang mu”
Laura tidak tahan dengan sikap Gian di sisi lan dia sangat lelah karena pekerjaan dan juga kunjungannya ke tempat Rose dan keluarganya
“Laura!”.Gian mengikuti istrinya dari belakang
“Ayolah Gian apa kau tidak lelah seharian ini, besok kita akan kembali bekerja tidak bisakah kau berhenti membahasnya ini bahkan bukan sebuah masalah!”.
‘Kau membentak ku!”. Gian kembali marah saat aura dengan berani meninggi kan suaranya “Kau sudah keterlaluan, kau harus di beri pelajaran!”. Gian dengan marah menarik lengan istrinya menuju bathroom
“Gian!”. Laura merasa sesak ketika suaminya menahan dirinya berada tetap di bawah sower yang terus mengalir ‘Lepaskan aku Gian aku tidak bisa bernafas hiks…”
“Rasakan aku bahkan bisa membuat diri mu lebih menyedihkan dari pada ini!”. Gian terus menerus mengguyur istrinya di bawah sower tidak peduli hari yang sudah malam
“Gian aku kedinginan hentikan!!”. Laura memberontak api apa daya wanita itu kekuatan suaminya jauh lebih besar “kau mau membunuh ku!”
Gian melepaskan cengkramannya untuk mematikan sower tapipria itu masih belum membiarkan wanita itu keluar pria itu masih sangat marah
“Kenapa kau sangat keras kepala huh, aku ingin kau meminta maaf tapi kau malah semakin membangkang!”. Gian berteriak marah .”Aku ingin kau menjelaskan kenapa kau pulang mala dengan pria lain tapi kau seolah tidak peduli!”
“Aku sudah menjelaskan nya kau sendiri yang tidak mendengar hiks…. lalu bagaimana dengan mu kau tidak minta maaf kejadian tadi pagi huh”. Laura marah dengan sisa kekuatannya “kau pikir aku terlalu bodoh untuk tidak menyadari hubungan mu dengan Salsa!”
“Laura!”. Gian tiba-tiba merasa takut padahal dia sudah mempersiapkan waktu untuk memberitahu hal ini “Sialan kau!”
“Iyakan aku benar, kau benar-benar pria tidak bertanggung jawab kau tidak pernah berlaku adil padaku!”. Laura akhirnya menangis megungkapkan kesedihannya “Aku seperti orang lain di rumah ini, hanya seperti pembantu yang mengurus semua keperluan keuarga mu! Dan setelah apa yang aku lakukan kau malah berselingkuh di belakang ku…. hiks…”.
“Aku tidak ingin membahasnya sekarang.”.
GIan berjalan keluar tapa menoleh istrinya yang sudah mengigil kedinginan lebih dari situ Gian memiliki satu ketakutan dalam hatinya “Bersihkan diri mu dan beristirahatlah”
Laura menatap suaminya yang sudah tertidur setelah dirinya selsai mandi wanita itu merasakan kedinginan terutama saat kulitnya terkena dingin nya AC
Matanya tertuju pada sepasang pakaina tidur yang sudah Gian sediakan di dekat tempat dirinya biasa tidur . Ck kenapa aku masih bodoh, aku tidak bisa luluh begitu saja aku harus membuat Gian berpisah dengan Salsa aku tidak akan membiarkan hubungan kami menjadi tidak jelas seperti ini
Laura menguatkan dirinya sendiri mengingat bagaimana perlakuan Gian padanya dia tidak bisa selalu luluh dengan apa yang di lakukan pria itu saat mereka seesai bertengkar
Laura menta lekat Gian yang sedang terbaring di samping dia sendiri tidak menyangka jika pria itu akan tidur secepat itu padahal dia hanya mandi sebentar, mata Laura menatap ke arah ponsel Gian yang terletak di atas nakas
Lebih baik aku tidak gegabah Gian bisa bangun kapan saja lalu menyakiti ku lagi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments