"Sayang....". Laura memanggil suaminya yang sejak tadi sibuk dengan laptop di hadapannya "Apa aku bisa bertanya sesuatu?"
"Hmmm"
"Kenapa bos ku sampai ikut kemari, apa hubungan kalian sangat dekat?". Laura menanyakan hal yang membuat Gian menatap dirinya tajam
"Apa kita harus membahas itu, kau tahu akan posisi ku di kantor". Gian menatap fokus pada Laptopnya . "Aku sangat sibuk"
"Baiklah aku mengerti, kau masih lama?". Laura memberi perhatian pada Gian, wanita itu tidak berpikiran buruk sama sekali tentang Gian dan bos wanitanya "Aku akan membuat ku kopi, jika kau harus begadang"
Gian mengangguk tanpa menoleh istrinya, pria itu hanya sibuk mengutak-atik laptop dan juga melirik ponselnya sambil tersenyum menatap benda pipih itu.
"Sayang aku sudah membuat kopi untuk mu". Laura menaruh kopi yang sudah dia buat ke nakas dekat Gian duduk "Aku tidur duluan okey"
Laura berjalan menuju ranjang wanita itu sangat mengantuk karena hari yang melelahkan dan juga pekerjaaan satu hari itu Laura sudah mulai tertidur tapi dia masih bisa mendengar sang suami tersenyum dan tertawa kecil Laura tidak tahu pastinya tapi Gian sepertinya tersenyum sambil menatap ponselnya
Pagi hari yang cerah Laura terbangun dengan Gian yang masih tertidur di sampingnya "Sepertinya Gian begadang tadi malam, lebih baik aku tidak membangunkan ya dulu"
Laura bergegas untuk bekerja dan beberes pagi itu seperti biasa memasak dan membersihkan rumah sebelum wanita itu berangkat ke kantor, lalu membersihkan dirinya sendiri
Laura mengganti pakaian yang ia kenakan lalu memoles wajahnya lagi di tengah kesibukan itu ponsel Gian berdering menandakan pesan masuk
"Tring!
Tring
"Siapa yang mengirimkan pesan sebanyak itu sih, apa itu pekerjaan?". Laura melirik ponsel Gian yang berada di atas nakas perempuan itu penasaran lalu menghampirinya
Tepat saat Laura akan membuka ponsel itu Gian tiba-tiba menarik cepat ponselnya "Apa yang kau lakukan apa kau tidak punya sopan santun melirik barang pribadi orang lain"
"Ta..tapi aku hanya...". Laura merasa aneh dengan tatapan Gian, wanita itu juga sedikit sakit hati dengan perkataan pria itu
"Ck belajarlah menghargai orang lain Laura, kau tidak tahu betapa pentingnya privasi!". Gian menatap Laura tajam sebelum pria itu beranjak ke arah kamar mandi
"Kenapa Gian begitu marah apa ada satu hal yang dia sembunyikan?". Laura bergumam sendiri tapi dia dengan cepat menepis pikirannya "Lebih baik aku cepat karena ada pertemuan hari ini"
"Sayang kau masih lama?". Laura memanggil Gian yang berada di bathroom
"Ya aku masih lama, kenapa memang?". Gian membalas panggilan wanita itu
"Aku mau berangkat duluan".
"Pergilah...". Gian membalas singkat sepertinya pura itu sibuk di kamar mandi entah apa yang dia lakukan
*****
Laura sampai di kantor dan melakukan tugasnya seperti biasa wanita itu hanya tinggal menunggu Gerald dan menyelesaikan sedikit pekerjaan nya
"Selamat pagi pak". Laura menyambut ramah pria itu begitu masuk ke ruangan
Bukanya menjawab Gerald menatap aneh wanita itu "Kau belum makan"
Laura hanya mengangguk . Ck aku tidak mungkin bilang jika aku belum makan sedikitpun kan, porsinya hanya cukup untuk tiga orang
"Benarkah? kenapa kau terlihat seperti orang sakit". Laura memang sedikit pucat
"tidak pak aku baik-baik saja"
Gerald ber oh ria saja "Kau sudah menyelesaikan pekerjaan yang aku berikan kemarin?"
"Sudah pak". Laura memberikan beberapa dokumen yang sudah dia kerjakan
Pria itu memeriksa pekerjaan itu dengan baik dan mengangguk tanda jika pekerjaan yang Laura lakukan semuanya benar
"Bagus, sekarang temani aku keluar sekalian kita akan akan bertemu dengan rekan kita".
Laura mengikuti Gerald dari belakang, wanita itu juga memegang perlengkapan yang Gerald berikan menjaganya sebaik mungkin karena itu adalah kerja pertamanya dengan Gerald
Hanzo menghampiri Laura dan Gerald pria itu mendekat pada wanita itu lalu membisikkan sesuatu
"Mau kemana? apa yang kalian lakukan Gerald tidak biasa keluar pagi-pagi walaupun dia akan melakukan meeting dia melakukannya siang hari apa kau melakukan kesalahan?". Hanzo menahan wanita itu sebelum Laura ikut masuk kedalam mobil
"Tidak pak, Pak Gerald sendiri yang memerintahkan agar saya mengikutinya". Laura menjelaskan singkat "Saya permisi dulu, takut tuan Gerald menunggu saya"
Hanzo nampak berpikir lalu mengangguk .Ck apa lagi yang kau rencanakan jika kau memang ingin rebut saja, merepotkan sekali!
Pria itu menatap sini mobil mewah yang di tumpangi Gerald dan Laura, Hanzo sendiri sudah tahu alasan kenapa Gerald membawa Laura keluar hanya ada dua kemungkinan
Mobil mewah Gerald telah sampai di depan sebuah restoran mewah, Laura yang duduk di samping supir menatap keluar . Apa pertemuan akan di lakukan di sini, ck aku sangat lapar tapi apa bisa aku permisi sebentar
Tidak berpikir panjang Laura berjalan keluar dan membuka pintu untuk Gerald . Silahkan tuan
"Jika kau membukakan pintu seklaigi untuk ku, akan ku potong tangan mu!". Gerald memberi tatapan tajam, "kau menghancurkan harga diri ku".
"Maaf tuan...". Laura menunduk hormat. Marah lagi pria ini menyebalkan juga
Geral dan Laura berjalan menuju restoran mewah Tiu hingga Geral memilik tempat duduk yang nyaman dekat dengan jendela yang menghadap ke pemandangan kota
"Kau akan berdiri di sana terus?".
"Umh saya akan duduk tuan". Laura melirik beberapa kursi yang layak untuk dia duduki
"Apa yang kau lakukan duduk di depan ku sekarang". Gerald memberi perintah dan Laura langsung menuruti nya, kedua orang itu duduk seperti pasangan kekasih
Seorang pelayan datang ke hadapan mereka menyerahkan buku menu pada Gerald dan Laura. "Pilih makanan apa yang kau suka, jangan membuat ku seperti pria egois yang makan sendiri". Gerald berkata dengan dingin tanpa menatap Laura dan fokus pada buku menu yang dia pegang
Sial kenapa makanannya sangat mahal cih bagaimana nanti jika Pria ini menyuruhku membayar sendiri bisa bahaya.
Gerald tersenyum miring dengan wanita di depannya, Laura tampak menggemaskan dan dia yakin Laura sedang khawatir
"Pilihlah apa yang kau mau, aku akan membayarnya"
"Ta..tapi tuan anda sudah memberi saya uang beberapa hari yang lalu saya merasa tidak enak". Laura menatap memohon pada Gerald "Anda bisa memotong gaji saya bulan depan, tidak apa"
Akhirnya Laura memilih menu paling murah yang ada di sana ada roti bakar dan juga kopi hangat untuk sarapan pagi itu
Kedua orang itu diam cukup lama sambil menunggu makanan mereka datang, Laura menatap beberapa orang di sekitarnya sampai metanya tertuju pada dua orang yang tidak asing baginya
"Gian....".. Laura menatap seksama pria itu dan wanita di sampingnya "Siapa dia?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments