"Tunggu sebentar di sini aku akan membelikan mu obat". Laura melirik sekilas uang di kantong nya . Ku harap ini masih cukup
Laura masuk ke dalam toko apotek dia membeli obat luka sederhana dan juga sisa uangnya dia membelikan roti mengingat cara makan pria yang tadi dia temui entah kenapa dia tidak tega
"Pria yang malang, dia pasti sebatang kara". Laura bergumam sambil menatap pria yang masih makan dengan rakus itu
"Sudah mendingan aku beli roti lagi untuk mu". Laura memberi roti itu sambil mencoba melihat jelas wajah pria di depannya . Kenapa matanya biru, indah sekali
Lagi-lagi pria di depannya makan begitu lahap menghabiskan semua makanan dan jus yang Laura belikan
"Jangan bergerak seperti itu luka mu akan bertambah parah". Laura menghentikan gerakan pria itu "Aku akan membersihkan luka mu dulu"
"Terimakasih". Pria itu berkata dengan nada yang begitu lemah di telinga Laura
"Ya". Laura dengan cepat membersihkan luka itu dan memberinya obat sederhana
"Ouch...". Pria itu merasakan pedih saat alkohol mengenai luka pria itu "Pelan- pelan nona"
"Maaf". Laura melanjutkan aktivitasnya sampai luka-luka itu di obati dengan baik. Dia pasti seorang tunawisma padahal dia masih muda ck
"Terimakasih nona bisa aku tahu nama mu". Pria itu tersenyum tulus ketika Laura sudah bersiap untuk pergi
"Maaf tuan aku akan pergi, dan anda tidak perlu tahu nama ku ku pikir kita tidak akan bertemu lagi". Laura berbicara dengan sorot mata tak terbaca ada kesedihan dan sedikit ketakutan di wajah wanita itu "Aku pergi dulu tuan"
"Baik". pria itu hanya menuruti sambil menggenggam sisa makanan dan obat di tangan nya . Ck menarik juga
****
"Kau sudah pulang, di mana Snack ku". Maya menatap wanita di depannya hanya pulang dengan tangan kosong "Kalau di tanya jangan diam kau gagu apa!?"
"Maaf Bu aku sudah memberikannya pada tunawisma aku tidak sengaja menabraknya dan membuatnya terluka". Laura menjelaskan detailnya tapi sang mertua tampak sangat tidak suka
"Apa kau gila!". Plak!. Maya memberikan tamparan yang begitu keras "Kau hanya memberikan keuntungan pada orang lain sementara anak ku bekerja keras untuk mencari uang!, kau harus di beri pelajaran"
"Ibu lepaskan itu sakit!!". Laura memberontak saat wanita tua itu sudah menjambak rambutnya, saat itu Yeni datang ke sana dengan wajah masam nya
"Yeni bantu ibu kakak ipar mu ini harus di beri pelajaran, dia bahkan membuang jus yang kau pesan sayang!". Maya melebihkan perkataanya
"Apa!". Yeni tersentak saat ibunya mengatakan jus nya terbuang "Dasar ****** sialan!!".
Yeni bergabung dengan Ibunya untuk memukul Laura tanpa perasaan, tapi Laura dengan cepat menahan kedua orang itu
"Kalian semua keterlaluan kalian pikir aku tidak berperikemanusiaan apa, aku hanya membantu orang yang membutuhkan". Laura berteriak menangis wajahnya sudah memerah karena sakitnya pukulan dan jambakan yang di berikan Maya dan Yeni
"Kau itu sudah miskin tolonglah dirimu sendiri kenapa kau harus menolong orang lain sialan". Yeni berterima marah
"Biarkan saja dia sayang dia adalah orang yang paling bodoh"
"Aku tidak bodoh!.ak". ditengah pertengkaran mereka suami Laura datang saat wanita itu sedang di siksa oleh kedua keluarga nya
"Ada apa ini kenapa kalian sangat berisik huh!". Gian menatap tajam pada ketiga orang itu
"Sayang kau baru pulang ya". Maya seketika berubah menjadi lembut. "Tidak perlu heran, mama hanya memberikan pelajaran pada Laura kau tahu dia baru saja membuang makanan hasil kerja keras mu"
"Iya kak dia itu sangat boros uang yang di simpan ibu saja tidak cukup untuk nya ". Yeni menimpali ibunya
"Tidak Gian aku hanya..".
"Diam!! Kau selalu saja membuat masalah kenapa kau tidak biasa menuruti ibu sekali saja huh!". Gian berteriak marah pada istrinya "Jika kau tidak bisa membantu carilah uang agar tidak menyusahkan"
"Ck aku sudah menghabiskan waktu ku untuk bekerja sebagai babu di rumah ini kau tidak menyadarinya?". Laura tidak terima dengan perkataan pria itu
"Jadi kau keberatan melayani suami mu begitu?". Maya merasa jengkel
""Melayani suami? Aku bukan hanya melayani suami ku tapi kalian sekeluarga".
Plak!
Satu tamparan mendarat lagi di pipi mulus Laura "Kau sudah terlalu kelewatan Laura, jadi kau tidak terima huh mereka juga keluarga ku apa kau tidak punya hati untuk menganggap mereka keluarga!".
"kau menampar ku, kau...Bahkan tidak pernah mengkhawatirkan aku!". Laura pergi dari sana dengan sakit di hati dan apa yang mereka lakukan benar-benar membuatnya terluka
Terutama Gian pria itu sangat berubah sekarang tidak adalah Gian yang dulu dia kenal perhatian dan juga lembut
"Hisk ... apa aku sudah salah menikah dengan sialan". Laura menangis di dalam kamarnya tempat di mana dia dan Gian biasanya tidur . "Aku harus mencari uang, aku tidak bisa mengandalkan Gian lagi".
Laura tertidur dalam isakan tangisnya merasa lelah dengan segalanya dia bahkan lupa untuk makan, makanan yang selalu dia sediakan untuk keluarga itu
Hingga usapan lembut menyapu rambut wanita itu, Laura mengerjakan matanya
"Gian..."
"Kau tidak makan?". Gian menatap istrinya "Maafkan aku, aku juga tidak akan melakukan itu jika kau melawan Ibu ku dia terlalu berharga untuk ku"
"Apa aku juga berharga untuk mu?". Laura bertanya
"tentu saja kau berharga untuk ku, tapi ibu ku telah melahirkan ku untuk mu sayang...". Gian bersikap lembut dan berhasil meluluhkan Laura
Sikap inilah yang selalu membuat Laura bertahan dalam ruang kerja itu hingga tidak terhitung lagi pengorbanan nya
"Aku mau bekerja mulai besok, aku ingin punya uang sendiri". Laura mengatakan keinginan dirinya
"Kau serius!". Gian melotot "Jadi siapa yang akan menjaga ibu dan membersihkan rumah?".
"Dan juga memasak....". Laura menatap paham suaminya "Aku memasak seperti biasa, tapi aku harus bekerja Gian".
"kau gila jadi kau menyuruh Ibu ku untuk bekerja lagi di masa tua nya begitu"
"Kau bisa menyuruh pembantu untuk bekerja setengah hari agar lebih hemat".
"Kau pikir uang hanya habis untuk itu huh!". Gian terkejut
"Jadi aku hanya pembantu gratisan untuk mu?". Laura menatap dalam suami nya "Aku tidak bisa seperti ini Gian, keluarga mu terlalu merendahkan aku"
"Mereka hanya bertindak semestinya sayang, kau tahu aku capek bekerja seharian ibu tidak akan membuang yang sama seperti mu".
"Aku tidak pernah memakai gaji ku. untuk kepentingan Gian, aku selalu mengutamakan keluarga mu untuk jatah yang di berikan ibu mu, apa lagi yang keluar dulu Yeni berkuliah aku menanggungnya bersama mu dan sekarang dia sudah lulus aku bahkan tidak menikmati sedikit gaji mu"
"Laura!".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Anonymous
banyak banget typonya
2024-03-19
0
Uthie
coba lanjut 👍
2024-02-29
1
Dek Erna II
bagus thor... lanjutkan
2023-08-30
1