Laura bangun pagi-pagi sekali setelah dua hari menghabiskan waktu belajar dan bekerja wanita itu semakin serius akan kembali ke karirnya
Wanita itu begitu bersemangat untuk mencari uang dan karena dirinya sudah tidak tahan dengan bekerja sebagai ibu rumah tangga
"Kau mau ke mana pagi-pagi begini?". Maya menatap tidak suka karena tidak akan ada suruhan yang akan dia suruh seperti biasa "Kau mau mendaftar pekerjaan dengan penampilan mu yang seperti itu, jangan harap!".
Ya..ya terserah ibu karena aku cukup pintar di bandingkan putri mu yang suka bergantung kepada orang lain, cih kau bahkan tidak sadar jika dulu aku yang menguliahkan anak mu. Laura berjalan ke meja makan menyediakan sarapan nya dan juga sarapan Gian
"Kalau di tanya itu ya di jawab kau gagu apa!?". Maya semakin tidak suka dengan sikap Laura yang semakin membangkang
"Ibu bertanya atau menyindir ku, kau tahu aku akan mencari pekerjaan tidak dapat atau tidak itu urusan ku". Laura menatap sinis lalu kembali ke meja makan di sana sudah ada Gian yang menghampiri kedua wanita itu
"Lihat istri mu itu semakin hari semakin membangkang saja!".
"Ibu ini masih pagi kalian selalu saja ribut di saat yang tidak tepat, aku akan bekerja!". Gian malas lalu kembali duduk memakan roti yang sudah istri nya sediakan "Di mana Yeni suruh dia makan sini, dia sudah dewasa dia terlalu manja jika harus di perhatikan detail".
"Yeni sedang lelah sayang kau tahu dia bekerja di perusahaan besar". Mata berucap dengan bangga "Kau tahu dia sedang merawat diri CEO sekaligus pemilik perusahaan mereka akan kembali, Yeni begitu cantik dia sangat serasi dengan bosnya pasti"
"Benarkah?". Gian menatap ibunya
"Tentu saja nak..".
Laura hanya tersenyum miring sambil mengumpat dalam hatinya dia tahu betul busuknya semua wanita di rumah itu sangat egois, Laura bahkan tahu jika Yeni masuk ke sana bukan karena prestasi tapi dengan menggunakan tubuhnya untuk menggoda manajer tua di sana
Anak ibu sama saja. Laura melanjutkan makanannya dia cukup senang pagi ini ketika Gian menegur mertua dan adik iparnya
"jika kau mau pergi jangan lupa untuk membuang sampah di depan sana". Mata menatap Laura
"Baik Bu". Laura menatap suaminya yang baru saja selesai memakan sarapan "Sayang... aku bisa bersama dengan mu, salah satu perusahaan yang ku daftar searah dengan perusahaan tempat ku bekerja".
Gian berpikir sejenak sambil memandangi penampilan istrinya yang kusam . Cih aku bisa malu nanti, kenapa dia begitu tidak terawat sekarang kurus dan kulit kusam itu dia bukan Laura yang dulu... aku tidak bisa membanggakannya
"Sayang!". Laura memanggil lagi karena pria itu tidak kunjung menjawab nya "aku bisa menumpang kan".
"Ah maaf sayang... aku harus melakukan meeting di perusahaan lain bersama bos ku maaf ya..". Gian mencoba menghindar rapat itu sebenarnya akan di laksanakan sore tapi pria itu tidak ingin mengambil resiko dengan menunjukan istrinya itu di depan umum
"Baiklah jaga diri mu sayang, aku akan berangkat dulu kalau begitu". Laura berdiri sambil mencium suaminya dengan perhatian "Sampai jumpa sayang..."
"Sampai jumpa sayang ku, kau punya uang untuk ongkos?". Gia perhatian untuk menutupi kebohongannya "Ini ambillah kau akan membutuhkannya"
Laura tersenyum sumringah saat menerima uang limapuluh ribu itu, hingga Maya menatap tidak suka
"Heh itu terlalu berlebihan kemarikan!". Maya tidak suka jika Gian memberikan uang tanpa harus ke dirinya terlebih dahulu
"Ibu sudahlah, Istri ku akan sangat membutuhkan nya gaji ku juga sepenuhnya sama ibu kan". Gian protes
Rasakan itu!. Laura menatap senang sebelum dia benar-benar pergi meninggalkan wanita dan suaminya itu
****
Laura sampai di perusahaan tujuannya perusahaan terdekat yang akan dia kunjungi hari ini membawa semua berkas penting dan persiapan dirinya sendiri
"Apa anda benar-benar mau melamar pekerjaan di sini?". Seorang resepsionis menyambut wanita itu dengan sinis. Dia kusam sekali lihat wajahnya yang penuh flek itu dia bahkan tidak merawat dirinya
"Ya saya akan mendaftar di sini, ini formulirnya". Laura menunjukan berkas pendaftaran dan menuju ruangan HRD yang di tunjukkan
penguji menatap Laura dengan seksama dia tidak yakin jika wanita itu bisa lulus dengan mudah karena pekerjaannya yang harus memerhatikan penampilan juga
"Ujian anda memiliki nilai yang baik dan wawancara anda juga baik". Pria paruh baya itu menatap Laura yang kini tengah berharap
"Apa saya berkemungkinan masuk pak?". Laura bertanya penuh harap "Sayang benar-benar membutuhkan pekerjaan ini"
"Maaf tapi penampilan di perusahaan ini juga harus memadai sementara anda....". Pria itu diam sesaat hingga dia benar-benar memberikan pernyataan tidak lulus yang membuat hati laura terasa sakit
Bagaimana mau terawat orang di rumah aku benar-benar seperti pembantu. Laura bergumam sedih sambil menatap jalanan tanpa sadar dia sudah dekat dengan perusahaan sang suami
Ada satu perusahaan lagi untuk hari ini ku harap aku punya kesempatan aku benar-benar ingin berkarir lagi. Laura memakan roti yang dia beli karena hari sudah menunjukan siang perutnya terasa lapar tapi dia harus berhemat ada beberapa perjalanan lagi yang harus dia tempuh beberapa hari ke depan . Ck bukankah itu Gian, dia sedang bersama siapa?
Laura menatap pria yang tengah duduk bersama seorang wanita lalu beberapa orang juga menghampiri kedua insan itu
"Itu benar-benar Gian, apa aku bisa ke sana?". Laura berpikir sejenak sampai dia benar-benar meyakinkan dirinya . "Ah apa salahnya diakan suami ku".
Wanita itu berjalan menghampiri beberapa orang itu dia sangat ingin bercerita sedikit tentang pengalamannya hari ini bersama Gian
"Gian....". Laura memanggil lembut suaminya, aku bisa bergabung Laura menatap semua orang di sana dengan sopan
Gian kelabakan sendiri melihat istrinya ada di sana dengan penampilan seperti orang kalangan bawah membuat Gian merasa malu terutama wanita cantik yang duduk di sampingnya
"Bro dia siapa?". seorang pria di depan Gian bertanya aneh sambil menatap Laura sinis "Dia kusam sekali, kau kenal dengan nya?"
"A..aku". Laura ingin berbicara tapi Gian sudah lebih dulu memotongnya
"Dia tetangga ku, kami kenal dia sedang mencari pekerjaan di sekitar ini". Gian berkata tanpa menatap Laura yang sedang shock dengan jawaban pria itu
"Gian apa maksud mu!". Laura kesal sambil mendekat tapi tatapan tajam Gian menghentikan gerakan wanita itu . Pulanglah dan berkaca begitu maksud tatapan pria itu
"Nona Laura maaf kami sedang makan siang, tolong jangan mengganggu saya sedang bersama bos saya akan membantu anda nanti"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Dek Erna II
buang aja suami model begitu laura...
2023-09-02
1