Pagi-pagi sekali Laura seperti biasa bangun dari tidurnya yang nyenyak hanya untuk mengerjakan pekerjaan rumah, dan juga menyediakan sarapan
Dia baru saja bekerja dan tidak punya uang untuk menyewa asisten rumah tangga, tapi dia cukup bersyukur karena dia masih bisa mendapat pekerjaan setelah tiga tahu menganggur
"Gian aku tidak bangun kata mu kau ada rapat dengan perusaan lain kan". Laura membangunkan suaminya lebih awal karena Gian juga sudah memesankan nya sejak semalam "Sayang nanti kau telat, mandilah aku sudah menyiapkan perlengkapan mu"
"Hmmmhh". Gian terpaksa bangun dengan pandangan yang masih berat pria itu melangkah ke arah kamar mandi, dan belum membuka matanya sepenuhnya "dingin sekali..."
Laura bahkan sampai tertawa kecil melihat tingkah suaminya, wanita itu sudah selesai mandi sekarang Laura akan bersiap juga ke kantor
"Ck semua yang di pilih Rose sangat bagus, bajunya juga cukup mahal". Laura tampak berpikir karena satu hal yang mengganjal di hatinya "Tapi apa ini tidak apa-apa, tuan Graham memberi uang yang cukup banyak apa mungkin dia akan memotong gaji ku bulan depan, sial!"
Laura memilih salah satu baju yang menurutnya pas dan juga peralatan make up yang baru dia beli bersama Rose, peralatan itu sangat cocok untuknya dan tidak membuat kulitnya kasar seperti makeup murah yang dia beli
Hingga beberapa menit wanita itu selesai berdandan, bajunya sedikit longgar sama seperti yang Rose katakan jika dia sedikit kurus
"Aku harus mengatur pola makan ku lagi kalau seperti ini". Laura menatap sayang tubuhnya "Aku harus mengatur keuangan ku dengan baik"
Gian yang baru saja selesai mandi menatap istrinya yang sedang bercermin wanita itu nampak semakin cantik saja. Dari mana barang-barang itu perasaan aku tidak memberi uang. Gian bingung
"Ehhhemmm...". Gian berdehem untuk menyadarkan Laura jika dia berdiri di sana
"Gian kau sudah selesai?". Laura menatap suaminya sekolah lalu kembali ke barang-barangnya membereskan semuanya karena dia sudah selesai memakai "Aku akan berangkat sebentar lagi, kau juga harus berangkat bukan"
Gian merapikan lengan kemeja nya, Laura dengan cepat membantu suaminya memasang dasi hingga jarak mereka begitu dekat "Dari mana kau dapat semua barang-barang itu?".
"Oh itu Atasan ku memberinya untuk keperluan, mungkin akan potong gaji ku nanti". Laura menjelaskan singkat namun Gian masih penasaran
"Bukankah itu aneh, apa barang seperti itu keperluan kantor?".
"Ya aku akan menjadi Sekertaris jadi aku perlu tampil lebih rapi lagi".
Gian semakin kesal saja "Kenapa harus kau, bukankah kau baru saja ada di sana mereka bisa mencari sekertaris lainkan"
"Kau cemburu?". Laura menatap intens suaminya "Kau tenang saja, atasan ku tahu kalau aku sudah menikah lagipula aku bukan kriterianya dia masih single dan belum menikah banyak wanita lain yang menghampirinya aku cukup sadar diri"
Yang di katakan Laura memang benar tapi lagi dan lagi Gian merasa tidak suka
ck apa yang ku khawatirkan Laura tidak secantik dulu dia kenapa aku cemburu hanya karena dia sedikit cantik, lagi pula tidak mungkin atasan ternama bisa menyukainya . Gian menatap sinis istrinya . Salsa bahkan lebih cantik wanita secantik itu bahkan menyukai ku yang sudah beristri apalagi Laura dia tidak akan meninggalkan ku
Gian mencoba berfikir positif bagaimana pun Laura adalah istrinya pria itu tidak akan tinggal diam jika orang lain melirik istrinya
"Aku akan mengantar mu". Gian mengatakan hal yang membuat Laura terkejut karena inisiatif suaminya
"Tapi bukankah kau ada rapat penting, sudahlah aku bisa sendiri sayang aku tidak ingin merepotkan mu". Laura tersenyum manis "Aku akan pergi sendiri oke"
"Tidak aku akan tetap mengantar mu". Gian bersih keras
"Baiklah jika itu mau mu, ayo kita berangkat..."
*****
Laura tersenyum saat pertama kali memasuki mobil berdua dengan Gian sudah lama mereka tidak sedekat itu membuat Laura sedikit canggung
"Kenapa diam, apa ada yang kau pikirkan?". Gian heran karena tingkah istrinya sedikit aneh
"Tidak aku hanya sedang gugup".
"Gugup?". Gian bingung "Memang ada apa?"
"Entah lah aku seperti jatuh cinta kesekian kali pada pria di samping ku". Laura mengatakan nya langsung dia senang jika bisa berdua dengan suaminya tanpa mertua dan pengganggu saat mereka ada di rumah
Gian hanya tersenyum mendengar tanggapan istrinya itu cukup membuatnya bahagia karena dia tidak perlu khawatir jika istrinya menyukai orang lain, pria itu tahu jika Laura begitu mencintai dirinya
Laura menatap sebuah benda yang tidak asing berada di kakinya. Apa ini, bukankah ini kuku palsu?
Wanita itu menatap aneh tangannya terulur dan mengambil benda kecil itu dan benar saja benda itu adalah kuku palsu wanita berwarna maroon dan terlihat sangat cantik
"Sayang apa ini, apa ada ini milik Yeni?"
Gian melirik sekilas . Ck sial itukan milik Salsa kenapa bisa terjatuh di sana sih. "Ya ku pikir begitu sayang aku juga kurang tahu"
Pria itu menjawab asal, Laura tidak berfikir macam-macam karena Yeni memang sering terlihat menggonta-ganti kukunya
"Baiklah boleh aku buang? sepertinya Yeni tidak membutuhkan nya lagi?"
"Ya buang saja sayang". Gai tersenyum manis
"Sudah sampai...". Gian menghentikan mobil nya di depan perusahaan Graham setelah beberapa menit perjalanan . Besar sekali, ini lebih besar dari cabang A tempat Yeni bekerja huh, aku jadi minder lagi dengan pekerjaan Laura
Gian bergumam tidak suka karena melihat perusaan raksasa itu, dia juga ingin bekerja di sana
"Terimakasih Gian sudah mengantar ku, aku masuk dulu". Laura mencium pipi Gian sebelum dia pergi
"Apa sih mengotori wajah ku saja". Gian menghapus bekas bibir istrinya "Untuk saat ini hanya dia yang bisa menyentuhnya"
Gian berlalu dari depan perusahaan itu menuju kantor tempat dia bekerja, setelah pria itu memastikan istrinya masuk tanpa satupun pria yang terlihat dekat dengan nya
Di sini lain seorang pria yang sudah mengikuti mereka dari dalam menatap tajam ke arah mobil Gian dan Laura yang baru saja masuk perusahaan
"Jadi itu suaminya, kenapa pria itu mengantar Laura bukankah pria itu sangat cuek terhadap istrinya?".
"Umh aku juga tidak tahu ku pikir dia hanya sedang memastikan saja bagaimana pekerjaan istrinya". Hanzo memajukan mobil nya tepat di depan pintu masuk perusahaan itu "silahkan Gerald.."
Hanzo membukakan pintu untuk teman sekaligus atasannya hingga seluruh mata kaum hawa menatap pria yang baru saja keluar dari mobil dengan angkuh
"Bukankah itu tuan Graham? dia tampan sekali
"Kau benar lihat tuan Hanzo juga tidak kalah tampan mereka membuat ku mau pingsan saja
"Aku rela menemani nya tidur semalam hahahaha
Beberapa karyawan menatap atasan mereka dengan kekaguman tapi mereka tentunya tidak berani mendekat mereka cukup sadar diri
Lagipula mereka tahu tentang rumor Graham yang memiliki sifat kejam dia tidak suka diganggu pria yang di kenal sebagai Casanova yang suka berganti wanita
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments