“Apa ada masalah?”. Gerald menatap Sekretarisnya seksama, wajah wanita di depannya menunjukan kesedihan yang begitu nyata
Laura menggeleng baginya waktu yang di berikan oleh Gerald sudah cukup untuk menyelesaikan masalahnya walaupun hatinya belum tenang
Gerald sendiri memilih untuk diam sambil mengamati Laura dia tidak ingin langsung ikut campur masalah Laura dan membuat hati wanita itu tidak nyaman
“Selesaikan makan mu”. Gerald membersihkan sisa makanan di bibirnya lalu mengambil ponsel untuk mencari kesibukan, sesekali pria itu menatap ke arah wanita di depannya
Tidak menunggu beberapa lama Laura selesai menghabiskan sarapannya da juga beberapa makanan yang ditambah Gerald kedalam piringnya mau tidak mau Laur harus menghabiskan makanan itu
“Kita kembali ke kantor”. Gerald menatap jam tangan mahal yang melingkar di tangan nya
“Bagaimana dengan rekan kita pak, bukankah pertemuan akan di adakan sebentar lagi?”. Laura bertanya tapi dia juga mengikuti Gerald yang sudah berjalan menuju luar restoran
“Aku sudah menundanya kemungkinan akan di adakan minggu depan”. Gerald terlihat sibuk di bangku belakang dan Laura hanya mengeluarkan nafas beratnya
Kenapa hati tidak bisa tenang sejak tadi, huh hati istri mana juga yang tenang melihat suaminya berselingkuh tapi lebih baik aku tidak gegabah mungkin aku hanya salah paham. Laura berguman sendiri dan fokus dengan harinya
Laura mengerjakan pekerjaan nya seperti biasa hari itu dan Gerald juga lebih banyak diam membuat Laura merasa bersalah tentu dia memikirkan kejadian pagi itu hingga menjelang sore pria yang biasanya banyak bicara itu terlihat sangat diam
“Pak Gerald…”. Laura menatap bos nya seksama waktu sudah menunjukkan jam pulang jadi dia ingin menyelesaikan masalah yang kecil itu
“Ada apa kau tidak pulang?”. Herald bertanya balik “Ini sudah menunjukan waktunya pulang”
“Umh apa bisa sekertaris kembali lebih dulu dari pada atasannya”. Laura basa-basi tidak terlalu menyenangkan jika dia langsung ke inti masalah
“Lalu? Kau ingin menemani ku di sini sampai kita menghabiskan malam bersama”. Gerald menatap wanita di sampingnya dengan tatapan menggoda
Sedangkan pikiran aura sudah terbang entah ke mana . Ah bos sialan apa dia menggoda ku, terserah tapi aku jadi takut!
“Bukan begitu pak maksud saya maaf saya hanya ingin mengatakan sesuatu”
“Hmm katakanlah”. Gerald kembali fokus pada Mac Book dan dokumen yang berada di depanya
‘Saya minta maaf, atas kejadian tadi”. Laura menunduk hormat “Saya tidak akan mengulanginya lagi”
Gerald tersenyum ternyata wanita di depannya cukup peka juga dia sangat menyukai nya walau sebenarnya Gerald tidak terlalu ambil pusing juga dia hanya sdang banyak pekerjaan saja
“Baguslah jika kau menyadarinya”.
“Apa masih ada yang anda butuhkan sebelum sayang kembali pulang?”. Laura menatap pria di depannya dengan tatapan yang lebih baik
“Tidak pulang lah dan istirahat, aku tidak ingin ada masalah kecil lagi saat kau bekerja itu saja”. gerald memberi nasehat “Oh ya satu lagi, jangan terlalu mengikuti kata hati mu, jika kau merasa itu terlalu menyakiti mu kau juga harus berpindah kadang kala tetap bertahan tidak akan memperbaiki situasi”
Laura terenyuh dengan perkataan Gerald perkataan pria itu sangat cocok untuk keadaannya sekarang
“baik pak aku mengerti, semoga malam anda menyenangkan”. Laura keluar dari ruangan Gerad dengan hati yang lebih tenang dan memikirkan tentang Gian dan Salsa
“Kakak!”. Rose yang melihat Laura keluar dari ruangan Gerald dengan cepat menyapa wanita itu “Ayo pulang bersama, aku sudah berjanji kan mengenalkan kakak pada keluarga ku”
“Oh iya aku lupa”. Laura menepuk jidatnya “Maafkan aku, huh untung saja ak Gerald tidak mengajak ku untuk lembur”
“Lembur?”. Rose merasa aneh kenapa Gerald terdengar baik biasanya pria itu suka menyiksa karyawan dengan menyuruh lembur “Apa kakak membuat masalah?”
“Ahk itu, kita cerita di jalan saja heheheh…”. Laura menggaruk kepalanya yang tidak gatal ternyata benar jika dirinya terlihat stress
“Sekarang Ayo ceritakan, kenapa pak Gerald sampai menyuruh kakak pulang duluan”. Rose menatap fokus ke jalan yang sedikit macet
“Itu….”. Laura nampak ragu untuk menceritakannya. “Aku….”
“Ayolah kenapa kakak tampak sangat gugup aku seperti orang lain saja”. Rose cemberut membuat Laura terkekeh
“Itu aku merasa curiga dengan hubungan Gian dan Salsa bosnya di kantor pertama Gian membawa wanita itu kerumah untuk makan malam bersama dan yang kedua tadi aku melihat mereka makan berdua di restoran”. Laura menceritakan yang sebenarnya terjadi
Rose yang tadinya tersenyum meledek sekarang berwajah datar membuat Laura merasa aneh “Ada apa Rose?”
“Entahlah kak aku sebenarnya merasa ragu untuk menceritakannya pada mu”. Rose berbicara serius “tapi menurut ku kakak tidak pantas berada di tengah keluarga itu terutama menjadi istri dari pria brengsek itu”
“a..apa maksud mu?!”.Laura terkejut dengan pengakuan rose
“Kakak maaf jika aku tidak mengatakannya di awal itu semua karena aku takut”. Rose memilih untuk meminggirkan mobil dia kendarai di sebuah trotoar “Aku sudah sering melihat mereka berduaan dan bahkan lebih dari itu”
Laura tercengang dengan perkataan Rose dia seolah tidak percaya tapi Rose adalah tipe orang yang tidak suka membual tak terasa butiran bening mengalir dari pipi wanita itu
“kakak….”. Rose menggenggam tangan Laura erat “ku tahu kakak begitu mencintai pria itu, tapi aku juga ingin kakak bahagia dengan diri kakak sendiri Gian bukan pria yang baik begitu juga dengan keluarganya”
“Hiks… Rose aku sudah menyerahkan semua perasaan ku pada Gian, dia yang pertama mengajarkan banyak hal kepada ku hiks…. aku begitu mencintai nya bagaimana aku bisa berpisah dengan nya hiks….”
Laura akhirnya mengeluarkan segala ketakutan nya mengenai perasaannya selama ini
“Kakak kau tidak mencintainya, kau hanya takut jika tidak mendapatkan perhatian itu lagi hingga kau mengorbankan segalanya”. Rose mengerti perasaan Laura sekarang tapi sekarang bukan waktu yang tepat untuke menasehati Laura
“Aku tidak sanggup Rose… hiks…”
Hingga beberapa saat Rose membiarkan wanita itu menangis mengeluarkan keluh kesahnya. Laura terdiam menatap kosong ke arah depan
“Kakak, aku tidak akan memaksa mu untuk berpisah dari suami mu sekarang aku ingin kau memikirkannya lagi walau pada akhirnya aku akan tetap mendukung perpisahan di antara kalian nantinya”.
Rose kembali memajukan mobil mereka menuju rumah di mana Rose mendapatkan keluarga yang menyayangi nya Rose memiliki kakak lelaki dan juga dua orang tua yang amat menyayangi dirinya
“Kakak tenangkan diri kakak, aku akan membawa kakak di mana kakak di hargai bukan di manfaatkan”. Rose berguman karena seja tadi Laura hanya dia dengan tatapan kosongnya
Mata Laura juga sudah bengkak karena wanita itu menangis cukup lama tadinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments