"Kenapa? memangnya kau ingin seperti ini setiap hari huh bertengkar dengan ibu setiap saat karena uang yang paspasan kau pikir aku tidak stress huh!". Laura berteriak emosi, Gian terlalu egois
"Ternyata benar kata ibu kau terlalu boros, untung saja ibu yang menyimpan gaji ku sepenuhnya dan bukan kau"
"Lihat kau memihak ibu mu sepenuhnya, aku mengerti itu Gian tetapi ini sudah keterlaluan aku tidak bisa hidup seperti ini setiap saat". Laura menangis hanya karena mengingat waktu yang sudah terbuang dalam hidupnya "kau hanya punya dua pilihan Gian, membiarkan aku bekerja atau di rumah tapi kau harus menyerahkan setengah gaji mu untuk ku dan ibu mu tidak mengurusi ku lagi".
"Kau pikir aku akan menyerah kepada ibu ku tidak akan". Gian tidak terima
"Baik kau sudah membuat keputusan berarti aku akan segera mendaftar pekerjaan lagi aku tidak akan bekerja di rumah lagi"
"Maksud mu ibu ku akan mengerjakan pekerjaan rumah maksud mu, ibu ku itu sudah tua!".
"Ya jika aku mengurusi ibu mu aku bisa menerima nya tapi adik dan kakak mu itu, apakah aku juga harus mencuci pakaian mereka apa aku ini pembantu gratisan bagi mu begitu!".
Laura semakin tidak terima kedua orang bertengkar hebat hingga Laura melembutkan suaranya dengan permohonan terakhir
"Gian ayo berpikirlah positif jika aku bekerja nanti aku akan membayar pembantu jika itu adalah yang kau keluhkan tapi aku tidak bisa lagi tinggal di sini seperti ini tanpa pekerjaan".
"Baiklah jika itu yang kau mau, tapi jika dalam waktu seminggu kau tidak mendapat pekerjaan kau harus kembali ke rumah". Gian akhirnya luluh dengan wanita di depannya itu "Dan lagi kerjakan pekerjaan rumah sebelum berangkat ibu ku tidak akan sanggup mengerjakannya sendiri"
"Baik". Ya Tuhan apa aku bisa bertahan tolong bantu aku
*****
Laura membuka buku-buku lamanya di gudang belakang rumah Gian dia tidak pernah membuang buku-buku penting itu karena itu adalah harapan yang akan dia pegang jika waktu mendadak
Uang bisa raib kapan saja tapi ilmu akan dia manfaatkan dalam waktu apapun, Laura membuka lembar demi lembar bukunya yang sudah berdebu itu
"Uhhukk!!!". Laura terbatuk di lembar pertama karena debu yang begitu banyak "Buku ini sangat penting karena ini tes psikotes dan hitungan aku tidak bisa gagal dalam bidang ini aku harus mendapat nilai penuh"
Laura menatap beberapa buku lagi dan yang lainya dia pisahkan mengambil buku yang paling penting untuknya sekarang
"Baik ini semua cukup, aku harus mengatur waktu begadang pun tidak apa, aku harus memulainya sekarang masih pukul jam sembilan malam aku masih bisa belajar sampai jam dua belas malam". Laura dengan semangat membawa semau buku yang sudah dia persiapkan ke kamarnya
"Untuk apa semu buku ini?". Gian menatap aneh istrinya itu dia juga belum tidur karena pekerjaan kantor "Tidurlah sekarang sudah malam besok kau terlambat lagi, kau harus tetap membuat sarapan"
"Tenang saja aku akan bangun seperti biasa tapi aku harus mempelajari ini semua aku akan menghabiskan waktu dia hari belajar sebelum melewati pendaftaran". Laura adalah wanita yang jenius, dia akan memperhitungkan segala sesuatunya dengan baik karena itu dia bekerja dengan jabatan yang lebih tinggi dari pada Gian dulu
terserahlah lakukan apa yang kau mau. Gian melanjutkan pekerjaannya tanpa memandang lagi sang istri
Pria itu sesekali tersenyum menatap layar handphonenya dan itu adalah hal biasa di lihat oleh Laura
Wanita itu juga tidak cemburuan karena dia begitu percaya pada Gia suaminya dia juga sudah pernah mempertanyakan hal itu dan Gian hanya bilang jika dia sedang bercanda di grup Laura dengan percaya tinggi pada Gian karena dia begitu mencintai Suaminya tanpa menaruh kecemburuan apapun
*****
Laura memulai hari-harinya seperti biasa hanya saja dia melakukannya dengan lebih empat memasak dan membersihkan rumah dia harus menyisihkan waktunya
Wanita itu bahkan membawa bukunya ke dapur sekalian dia memasak untuk makanan keluarga itu
"Kak kenapa makanan ini terus sih buat muak saja, makanan di kantin kantor ku bahkan lebih enak dari sini!". Yeni cemberut melihat makanan itu "Ah sudahlah aku makan di luar saja malas di sini"
"Sayang kau mau ke mana?". Maya baru saja ke luar melihat putrinya "Tidak makan dulu?".
"Ah malas masakan kakak ipar kampungan sekali!". Yeni langsung beranjak ke luar taksi sudah menunggu di depan sana, wanita itu akan berangkat kekantor
Maya melirik masakan Laura dan wanita itu hanya memasak sayur tumis dan ikat kering saja
"Kau gila kenapa tidak ada daging dan sup ke mana uang yang di berikan anak ku kepadamu"
"Yang delapan puluh ribu itu?". Laura tidak menatap mertua seperti biasa dia melirik buku dan kembali pada piring kotor mencucinya wanita itu sangat sibuk "pembersih lantai, detergen dan pengharum kamar mandi habis lagi aku memakainya untuk membeli itu limapuluh ribu hanya untuk ketiga benda itu"
"Kau mengabiskan nya, kau tidak punya otak untuk membeli yang lain!". Maya tidak terima
"Lalu mau apa lagi Bu, kau tidak memberikan uang selain jatuh makan delapan puluh itu kau mau mengharapkan apa dari membantu mu yang pengangguran ini?". Laura jengah karena maya terus bertanya
Maya hanya terdiam dia tidak punya kata-kata lagi untuk menegur dia menatap sekitarnya untuk di jadikan bahan menghina wanita itu
"Fokuslah mencuci piring kenapa kau membaca apa gunanya itu huh!"
"Aku akan bekerja beberapa hari lagi lamaran ku sudah di terima di beberapa perusahaan hanya tinggal ujian masuk saja". Laura masih fokus kepada bukunya
"Jadi kau tidak akan mengerjakan pekerjaan rumah lagi terus apa guna mu di sini huh!". Maya tidak terima jika dia harus bekerja di rumah seperti dulu adanya Laura di sana membuatnya benar-benar seperti nyonya besar yang tinggal mengatur saja
"Ibu aku adalah menantu bukan pembantu gratisan mu aku punya hak". Laura melotot dia tidak ingin harga dirinya di injak lagi
"Ada apa ini?". Lisa anak pertama Maya datang ke sana wanita itu sering sekali datang hanya untuk menumpang sarapan bersm putri kecilnya "Kau membentak ibu ku?"
ckk dasar wanita sialan dasar beban datang hanya untuk makan mintalah suami mu menghidupi mu jangan hanya menumpang saja. Laura menatap sinis "Kakak ipar untuk apa datang ke sini? sarapa? oh tentu saja sudah selesai silahkan".
"Hanya ini kenapa tidak sarapan seperti biasanya" . Lisa menatap menunduk sana tidak suka "Kau tidak pintar membahagiakan suami pantas saja Gian tidak bahagia kemana uang Gian semua!".
"ya aku belikan detergen, makanlah aku menaruhnya di kamar mandi". Laura mengambil bukunya setelah selesai mencuci piring ."Oh ya Bu semuanya sudah beres aku ada pekerjaan jangan panggil aku suruh putri mu mengurus dirimu aku bukan suster jompo"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Uthie
Bagus 👍😏
2024-02-29
1
Dek Erna II
bagus thor... semangat ya
2023-09-01
1