My Demon Queen

My Demon Queen

Bab 1

Flashback

Bagaimana nanti kalian berpikir kelahiranmu di dunia ini menjadi pasangan pemimpin atau raja dari suku iblis pemangsa manusia. Mana sang raja sangat bucin dan posesif parah ditambah dengan tradisi istana. Aku adalah manusia tulen, memiliki kehidupan biasa, wanita yang terlalu banyak drama tapi memiliki takdir menjadi istri seorang raja iblis. Aku dilahirkan dalam keluarga yang sederhana dan dari ibu yang mengajarkan anak perempuannya untuk bisa hidup mandiri.

Ya aku kagum dengan ibuku, dia adalah wanita yang selalu menginginkan anaknya untuk terus berkembang. Waktu itu aku betulan tidak tahu kalau senior yang menjadi sahabat baikku adalah raja iblis dalam mode manusia nya tetapi jujur aku sayang dan nyaman sama dia sebagai sahabatku paling berharga. Aku kuliah di Politeknik Perhotelan Makassar, sekarang aku lagi fokus menyusun KRS ku dan menunggu namaku dipanggil. Sudah lama aku tidak contact kan dengan senior sahabatku alias sang raja iblis tapi,

" Elia !!!! rupanya kau disini, aku tadi mencari mu kemana-mana, apa masih lama ? huft huft" teman baik ku kayaknya kecapekan entah lari darimana,

" Mega... apa itu? tanyaku menunjuk ke setumpukkan bingkisan kecil, buket mawar, dan kotak coklat yang sangat banyak yang dibawa oleh Mega. Mega duduk disebelah ku dan meletakkan semua barang yang dibawa di sebelahnya,

" pakai tanya lagi, ini semua punyamu lah, bawa sana... fans-fans mu sudah menggila" omel Mega tetapi aku tahu Mega sangat peduli padaku dan dia tidak marah terhadapku,

" hehehehe.... taruh saja disitu dulu" kataku sambil berpura-pura menggaruk kepalaku,

" Elia" panggil Mega,

" hmmm" jawabku sambil menscroll Handphone melihat beranda yang muncul di instagramku,

" apa masih ada yang menganggumu ?" tanya Mega yang ikut juga menemaniku menunggu KRS ku selesai,

" banyak !!!! tawaran jadi pacar, endorse, minta follback, huh.... tidak ada privasi ku sama sekali" keluhku, Mega paling mengerti saat aku tidak baik-baik saja,

" hahaha.... siapa suruh punya wajah yang sangat cantik, mending mandi lumpur dan aku upload di Instagram " jawab Mega yang memang akhlaknya minus tapi aku tidak bosan menunggu,

" hahaha" jawabku geleng-geleng kepala,

" permisi, apa kamu Elia Wijaya dari Prodi PPH ? tolong terima lah " tiba-tiba aku dihampiri seorang mahasiswa yang memberikanku hadiah lagi,

" ia... oh, terima kasih" jawabku dan ku perhatikan mahasiswa itu pergi dengan senang karena aku telah menerima hadiahnya,

"tingg".... aku merasakan ada satu pesan whatsapp masuk di hp ku dan kemudian aku membukanya,

" kau yakin menerimanya ?" tanya Mega yang mengirimkannya di whatsapp lalu aku balas

" ok" ya satu-satunya cara berkomunikasi dengan Mega tanpa membuat siapapun merasa tersinggung. Akhirnya aku dipanggil untuk mengurus KRS ku dan pendaftaran ulang semester 5. Untungnya Mega di kampus membawa mobilnya jadi tidak susah payah buatku membawa semua hadiah ini.

" tadi senior kita Kak Ilham meminta nomor handphone mu ke saya waktu saya tanpa sengaja bertemu di gedung kelas, orangnya reseh sekali jadi kuberikan nomor Kak Difika... senior prodi ku yang sangat gatal" Cerita Mega yang membantuku menyimpan semua hadiah-hadiah ku di bagasi mobilnya,

" hahahaha... jangan begitu, kasihan Kak Ilham" jawabku duduk disebelah kursi pengemudi,

" biarkan saja... reseh soalnya " kata Mega dan menjalankan mobilnya kita pun pulang dulu menuju apartemennya. Beruntung sahabat baik ku ini anak orang kaya dan para pelayan nya sekejab membantu kami berdua mengangkat parcel-parcel hadiahku. Ya apartemen Mega juga ada para pelayan nya tapi para pelayan itu tidak tinggal di dalam, pada pukul 15.00 mereka semua kembali ke mansion. Kami berdua membongkar parcel-parcel dan melihat apa-apa saja diberikan, ada barang unik, barang cantik, dan berbagai barang lainnya.

" Elia... apa kamu tidak enak, tiap hari diberikan hadiah tapi perasaan mereka tidak bisa kamu balas ?" tanya Mega ke diriku, aku juga aslinya bingung bagaimana, mau menolak sebentar aku dikiranya sombong karena pertanyaan Mega ada benarnya, aku takut ketika aku ditagih tentang perasaan.

" aku juga tidak tahu, aku takut, sebentar aku dikira sombong" jawabku tertunduk lesu lalu Mega memberikan ku saran

" Elia, kau harus belajar bagaimana caranya menolak... Kau harus ambil resiko tapi yang jelas ingat ini semua demi kebaikan bersama" Mega memberiku saran yang bagus dan aku mengangguk setuju. Sementara di sebuah mansion yang besar dan mewah terlihat seorang pria dewasa yang gagah dengan badannya berotot serta menampilkan perut sixpacknya sambil memegang gelas berisikan wine anggur merah tengah bersantai menatap lingkungan kota. Pria itu tersenyum dan sedang menunggu hal yang sangat penting,

" tuan... proses pembelian Kampus Politeknik Perhotelan Makassar sudah selesai tuan" jawab sekretarisnya yang melapor akan proses pembelian kampus Politeknik Perhotelan Makassar,

" baiklah, besok kita akan menghadiri acara penyambutan di kampus itu... Aku tidak sabar melihat wajah cantiknya" jawab pria itu yang masih menatap lingkungan malam kota Makassar dengan dihiasi beberapa lampu-lampu,

" baiklah tuan... Aku permisi" jawab sekretarisnya pamit untuk pulang karena pekerjaan terakhirnya sudah dilaksanakan,

" aku tidak sabar bertemu denganmu, sejauh apapun kamu lari aku tetap akan menemukanmu karena aku adalah raja iblis yang bisa mengubah segalanya ratuku" gumam pria itu dan malah tersenyum senang, Elia yang merasa aneh kayak seperti ada yang membicarainya tiba-tiba merasa merinding sampai Mega bertanya kenapa.

" tidak... Firasatku akan ada yang heboh besok tapi aku tidak mengerti" jawab Elia yang masih terus mengaduk adonan kuenya karena dirinya dan Mega tengah praktik belajar membuat cake coklat di apartement Mega

" hahahah.... mana ada, kita ini manusia.... akan ada hal apa besok itu semua sudah rencana Tuhan Elia, ayo fokus keburu kuemu sangat lembut kalau kau terus mengaduknya" jawab Mega dan Elia sadar dia tengah lagi mengaduk adonan kue. Mega dan Elia selalu berlatih memasak apalagi Mega adalah mahasiswi dari prodi Tata Boga, Mega selalu sabar mengajarkan Elia memasak katanya sebagai latihan untuk dia menjadi guru memasak. Setelah selesai membuat cake Choco Pie Ice Cream, Mega menaruhnya di lemari esnya dan akan membagikan nya pada semua anak yatim piatu, ya itu adalah tradisi mereka berdua.

" Mega... jam berapa sekarang ?" tanya Elia dan Mega menunjuk dimana lokasi jamnya,

" astaga sudah pukul 08.00 malam, aku takut Elina akan sendirian lagi, aku pulang ya" pamit Elia dan Mega mengangguk mengerti, untungnya lokasi apartement Mega dekat dengan tempat perhentian bus dan mansion Elia juga sama berada dekat dengan perhentian bus jadi dia gampang pulang tanpa perlu adanya rasa takut. Besok adalah pertemuan pertama sang raja iblis dan ratunya yang bisa mengunjang sejarah dunia iblis.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!