Impian sederhana semua perempuan adalah mengadakan sebuah prosesi sakral dengan orang yang dia cintai. Kemudian setelah prosesi sakral sudah dilalui, akan ada sebuah pesta megah yang hanya akan di alami sekali seumur hidup. Dengan mengenakan pakaian adat dan make up, di iringi lantunan musik yang khas dalam pernikahan. Selain itu juga di hadiri oleh orang terdekat dan juga kerabat, di tambah dengan perasaan bahagia yang penuh gelak tawa disana dan disini.
Impian yang hanya bisa dirasakan sekali seumur hidup Rena hancur seketika. Saat ini, di rumah sakit akan segera dilaksanakan prosesi sakral pernikahan dia dan Allan. Tidak ada pakaian adat, tidak ada make up istimewa di wajahnya, tidak ada gelak tawa, juga tidak ada satupun orang terdekat dia datang. Rena sampai belum yakin, apakah benar mereka akan melaksanakan prosesi itu sekarang? Tanpa sebuah persiapan yang matang ini?
Namun, dia melakukan ini demi kesembuhan seseorang yang berada di depan dia saat ini. Tetapi ini cukup mendadak untuk Rena, dia juga masih cukup muda untuk memahami hal apa yang akan dia lakukannya nanti setelah menikah.
Laki-laki yang usianya lebih dewasa dari Rena saat ini berada disampingnya. Rena melihat seseorang yang mengulurkan tangan, lalu kemudian memulai prosesi. Tidak lama setelah seseorang itu berhenti berbicara, laki-laki yang duduk disampingnya ini segera melakukan prosesinya. Rena terkejut karena bahkan dia sudah memiliki persiapan. Bagaimana tidak, dia bahkan sudah hafal nama panjang Rena. Yang jika pun Rena di tanya saat ini juga, dia tidak akan tahu siapa nama panjang calon suaminya ini. Prosesi demi prosesi telah dilalui dan sekarang Rena sudah sah menjadi istri seseorang yang duduk disampingnya ini.
Tidak ada senyum bahagia yang tergores di wajah Rena dan juga Allan. Seperti sedang bermain mainan anak kecil, mereka hanya melakukan setiap proses yang di perintahkan. Persis seperti dua orang yang sama-sama tidak memiliki perasaan dan terpaksa menikah demi seseorang.
Meski tidak memiliki ekspresi yang jelas, Rena sedikit merasakan nyeri di dadanya. Dia harus mengakhiri masa gadisnya untuk seseorang yang baru dikenalnya. Dia juga sedih karena bahkan untuk membayangkan bersanding di pelaminan dengan Gilang saja, dia sudah tidak berani. Tanpa sadar Rena meneteskan air mata sedihnya, dia pun segera menghapus air matanya.
Rena bingung jika nanti Gilang bertanya suatu hal, dia tidak ingin Gilang mengetahui bahwa dia sudah menikah. Meskipun hanya menikah kontrak, tetapi saat ini statusnya sudah berubah. Rena takut Gilang tidak lagi mau berteman dengannya. Apalagi dengan status Gilang adalah orang yang disukai Rena. Rena masih berharap nanti dia bisa bersanding bersama dengan Gilang.
Saat pikirannya dipenuhi dengan hal ini dan itu, tiba-tiba saja semua orang yang menjadi saksi di ruangan itu memberikan selamat padanya. Seperti sedang melakukan sebuah permainan, Rena ingin segera menyudahi permainan saat ini juga. Setelah mereka selesai memberikan salam, satu persatu dari mereka pergi meninggalkan ruangan. Sedangkan Allan mendekati Fara seraya mengajaknya berbicara.
"Kamu lihat kan? Aku melakukan apa yang kamu mau, sebagai balasannya. Kamu harus semangat untuk sembuh, janji ya?" ucap Allan pada Fara.
Kemudian Fara pun hanya bisa menjawab pertanyaan Allan dengan kedipan matanya. Setelah melihat respon Fara, Allan pun mulai tersenyum kembali. Rena juga melihat senyum Allan yang tulus pada Fara. Senyuman yang tidak pernah dia lihat dari pria ini sebelumnya. Atau mungkin sampai kapanpun dia tidak akan pernah bisa melihat senyuman itu lagi.
Rena pun teringat dengan Gilang, alangkah baiknya jika prosesi sakral tadi dia jalani bersama dengan Gilang. Alangkah bahagianya dia saat ini pasti. Lalu kemudian dengan sedikit canggung karena takut merusak suasana Allan dan Fara, dia perlahan mendekati Allan lalu memberikan isyarat untuk berbicara diluar. Setelah Rena pamit dari Fara, Rena pun segera keluar. Lalu kemudian Allan pun mengikuti langkahnya.
Mereka berhenti di depan lorong ruang VIP.
Lalu kemudian Rena memulai pembicaraan.
"Kita perlu perjelas semua ini dulu. Diluar dari jangkauan bu Fara, kita cukup harus jadi orang asing seperti kesepakatan awal. Gue masih bisa ngelakuin apa aja yang gue suka, ke kampus, main sama temen gue, dan deket sama orang yang gue suka om." ucap Rena.
"Oke, kita cuman perlu bersandiwara di depan Fara aja. Tapi tetap harus diingat, jangan berbuat hal yang aneh-aneh di luaran sana. Karena mau bagaimana pun kamu sudah menjadi istri sah saya. Tentang persyaratan hukum, besok akan di urus sekertaris saya. Jadi jangan lakukan apapun yang akan membuat saya malu," ucap Allan.
"Lu pikir, gue anak kuliahan yang seperti apa? Nggak perlu di ingetin gue udah tau, tenang aja om. Gue nggak bisa terlalu lama di sini, gue harus balik ke kampus," ucap Rena lalu berbalik arah menuju luar rumah sakit.
Namun langkah Rena di tahan Allan,
"Urusan kampus sudah saya mintakan izin. Untuk hari ini tidak perlu kembali ke kampus dulu. Kamu hanya perlu membereskan barang-barang yang ada di kos lama, lalu semua dipindahkan ke rumah saya." ucap Allan.
"Apa-apaan ini? Gue juga harus tinggal dierumah lu, om? Nggak bisa gini dong," ucap Rena tidak setuju.
"Tenang saja, ini bukan keinginan pribadi saya. Tapi keinginan istri saya, Fara. Sebelum dia drop, dia sudah memerintah sekertaris saya untuk menyiapkan kamar. Tidak perlu melakukan apapun, hanya tinggal di rumah saja. Nanti kalau istri saya sudah bisa pulang, dia pasti akan drop lagi kalau tahu kamu tidak tinggal di rumah," ucap Allan cukup panjang.
"Okey fine, terserah om saja. Gue akan tinggal di rumah lu sementara waktu, bukan selamanya." ucap Rena lalu segera bergegas pulang.
Namun belum beberapa langkah ia berjalan, Rena melihat Gilang dan Ajeng yang berjalan bersama. Mereka sedang mengobrol dengan pembicaraan yang sepertinya cukup seru. Bahkan Rena sudah lama tidak melihat senyum lebar terukir dari wajah tampan Gilang.
Terakhir dia melihat Gilang tersenyum padanya adalah saat Gilang belum mengenal dunia kedokteran. Dulu ada banyak hal yang bisa mereka bicarakan bersama. Namun setelah Gilang belajar kedokteran, ada banyak pembicaraan yang mulai tidak dipahami Rena. Hingga semakin lama membuat hubungan mereka semakin merenggang.
Rena tahu betul dengan jurusan Gilang yang di fakultas kedokteran dengan Ajeng yang berada di fakultas perawat. Ada banyak topik pembicaraan yang bisa mereka bahas bersama. Rena mulai takut jika nanti mereka berdua semakin dekat, apakah harapan Rena bersanding dengan Gilang akan semakin kecil? Meskipun dia sudah menikah, namun yang masih sangat Rena cintai adalah Gilang.
Tanpa sadar air matanya jatuh lagi. Cinta dalam diamnya selama ini akankah berakhir sia-sia? Jika tidak dengan Gilang, Rena pun tidak bisa memikirkan bersama siapa lagi dia bisa bahagia. Hatinya seperti disayat belati. Langkah Gilang dan Ajeng yang kini semakin dekat dengan mereka, membuat Rena bingung kelabakan. Lalu dengan kesigapan Allan, dia pun menutupi tubuh Rena dengan tubuhnya. Dia memeluk Rena kedalam pelukannya.
Setelah Gilang dan Ajeng pergi. Air mata Rena semakin tidak bisa di tahan, dia menangis di pelukan Allan. Lalu kemudian Rena keluar dari pelukan si om, dengan langkah lemahnya Rena berjalan menyusuri koridor. Karena melihat Rena berjalan dengan tatapan kosong, Allan pun kemudian menyusulnya dari belakang.
"kalau memang mereka berkhianat, yaudah lepasin aja," ucap Allan pada Rena.
"Akan lebih baik jika hal itu terjadi, tapi bahkan gue belum jadi pacar dia," ucap Rena.
"Bagus kalau gitu, lagi pula kamu istri saya sekarang," ucap Allan realistis.
"Bisa nggak, nggak usah bahas itu dulu om. Apa yang lu ucapin itu makin bikin gue sedih, Lu mau gue beresin barang gue kan? Gue akan lakuin itu, please biarin gue jalan sendiri dulu," ucap Rena.
Langkah Allan pun akhirnya terhenti, meski dia cukup dingin seperti kulkas pada orang lain, kasar dan terlihat tidak berperasaan. Namun saat melihat Rena dengan kondisinya saat ini, hatinya sedikit luluh. Mungkin karena dia sudah menikahinya, jadi sekarang dia memiliki perasaan ini, perasaan empati pada seseorang.
Kemudian Allan merogoh kantongnya untuk mengambil handphone, lalu mengirimkan pesan pada sekretarisnya. Dia meminta pada Fathur untuk pergi mengikuti langkah Rena dan kemudian mengantarkan dia ke rumah.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Elizabeth Zulfa
brrti nikahnya Allan Rena sah secara hukum dan agama za meski kontrak dan bukan cuma nikah siri doank
2023-11-28
2