Sesampainya di UGD, dokter yang biasanya merawat Faranabila Awalia pun segera datang. Ini kali kesekian seorang Allan Kusuma Pratama dibuat cemas oleh sang istri. Fara telah di vonis terkena kanker pankreas.
Selama 1 tahun kebelakang ini, Fara dan Allan sudah mengupayakan segalanya. Namun karena penyakit ini muncul tanpa ada aba-aba, datangnya juga sama seperti orang yang sedang sakit perut, jadi penanganan untuk Fara berjalan terlambat.
Penyakitnya sudah menjalar, semakin parah dan fokus mereka mulai memudar untuk anak-anak. Fara juga menyadari akan hal ini, maka dari itu. Selama 2 bulan ini ia sudah memohon pada Allan agar bisa menikahi seseorang lagi. Fara juga sudah mulai mencari seseorang yang cocok untuk menjadi calon ibu sambung anak-anaknya.
Namun tentu saja, permintaan Fara tidak bisa di setujui oleh Allan. Allan bisa menyetujui semua permintaan Fara kecuali yang satu ini. Selama 1 bulan terakhir juga, Fara mulai tidak rutin melakukan pengobatan karena ingin lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga. Puncak nya di pagi hari ini, setelah mereka menolong seseorang. Penyakit Fara mendadak kambuh. Penyakitnya seperti tahu, bahwa Fara sedang menginjakkan kaki di rumah sakit, maka ini juga saat nya ia perlu di obati.
Raut muka cemas Allan tidak bisa di tutupi. Ia terus menunggu istrinya siuman dari pingsan nya. Sudah hampir gelap langit di luar rumah sakit, namun Fara belum membuka matanya. Ia bahkan lupa bahwa anak-anaknya pasti sudah merindukannya.
Kata dokter Fara akan segera siuman, namun sampai langit gelap tidak ada tanda ia akan siuman. Hingga anak-anak mereka pun sudah tidak tahan di tinggal orangtuanya sendiri. Mereka pun menangis di rumah, lalu kemudian baby sitter Ian menelepon Allan. Untuk menanyakan apakah boleh anak-anak menyusul ke rumah sakit. Karena sedang kalut dan cemas, Allan pun menyetujuinya. Tidak ada pilihan lain selain membawa mereka ke rumah sakit. Dengan begini dia juga bisa menjaga istri dan anak nya sekaligus.
Alea, baby sitter dan Ian pun sudah sampai di rumah sakit. Mereka pun segera di bawa keruangan Mamanya. Karena merasa bosan, Ian pun mengajak sang kakak untuk berkeliling rumah sakit di temani baby sitter mereka. Setelah itu pandangan mereka terhenti di depan kamar baby. Mereka senang sekali melihat ada banyak baby yang baru lahir.
Hingga kemudian pandangan Ian teralihkan oleh seorang kakak cantik. Kakak cantik itu berjalan melewati mereka, lalu kemudian Ian segera menghampiri kakak cantik itu.
"Kakak cantik, Nama ku Ian," ucap Ian sambil mengulurkan tangan nya.
Ternyata kakak cantik itu adalah Rena. Dia baru saja sampai di rumah sakit untuk menjemput Zanna pulang. Sedangkan Abel dan juga Ajeng sudah dari sore mereka sampai di rumah sakit. Saat hampir sampai di kamar Zanna, Rena di hentikan oleh anak kecil yang ingin mengajaknya berkenalan.
"Oh hi, Nama kakak Rena. Kamu sama siapa disini?" Tanya Rena sambil mengedarkan pandangannya.
Lalu ia sadar bahwa anak laki-laki itu sedang bersama baby sitter dan kakaknya.
"Kakak Lena? Kakak cantik" ucap Ian sambil tersenyum.
Hal yang dilakukan Ian cukup membuat siapa saja yang melihat aksinya merasa gemas dengannya. Tidak lama setelah itu baby sitter nya pun menghampiri mereka,
"Maaf kan anak majikan saya ya Mbak," ucapnya.
"Iya tidak menggangu juga kok. Hei cantik, ini sudah malam. Kamu belum pulang ke rumah?" Tanya Rena kepada Alea.
"Nggak kak, Alea hari ini sepertinya harus menginap disini. Sama Papa sama adek sama sus juga," ucap Alea.
"Oh gitu ya, Sudah makan belum?"
Gadis kecil itu pun hanya menganggukkan kepalanya, tanda jika dia sudah makan malam. Lalu kemudian Rena mengambil tempat makan nya yang berisi sandwich, lalu diberikan pada Alea.
"Di makan ya sama adek sama mbak nya juga, untuk camilan malam ini," ucap Rena.
"Makasih kakak," ucap Alea dan Ian bersamaan.
"Makasih ya mbak, mereka pasti sangat senang. Biasanya untuk sandwich mereka selalu di buatkan mama mereka, akhir-akhir ini mama mereka sudah lama tidak membuat kan menu ini karena sakit.."
"Iya sama-sama mbak, kalau gitu saya permisi dulu"
Rena pun melambaikan tangan ke arah anak-anak itu lalu segera berjalan menuju ke ruangan Zanna.
Sedangkan anak-anak tadi segera di ajak susternya kembali ke ruangan mama mereka. Sesampainya di kamar, mereka sudah melihat mama dan papa nya sedang mengobrol bersama. Lalu Ian menunjukkan sandwich yang ia bawa ke mereka,
"Mama.. Papa.. Ian makan sandwich dari kakak cantik," ucap Ian sambil menyantap makanannya.
"Wah pasti enak ya sandwich nya? Alea dan Ian dapat dari suster siapa?" tanya Fara kepada anaknya dengan suara lemah.
"Alea dapat dari kakak Rena Ma. Ian yang menghampiri kakak Rena," jawab Alea.
"Benar apa yang dibilang Alea sus?" tanya Fara heran.
Karena biasanya Ian tidak terlalu terbuka dengan orang asing. Ian selalu pilih-pilih dalam berkenalan dengan orang baru. Tentu saja hal ini cukup berbanding terbalik dengan apa yang baru saja Ian lakukan.
"Iya Bu benar," jawab sus Rini.
Lalu Fara pun tersenyum. Dia menyuruh suster untuk menidurkan anak-anaknya di ruangan sebelah. Fara selalu berada di kamar VIP rumah sakit, selain karena jabatan suaminya, hal ini juga agar mempermudah anak-anaknya saat ingin menginap.
Setelah suster menidurkan anak-anaknya ke ruangan sebelah, Fara pun mulai mendiskusikan hal yang menyulut emosi suaminya.
Fara membicarakan tentang poligami dengan suaminya. Bagaimana pun juga, Fara tidak ingin dengan kesehatannya membuat suami dan anak-anak menjadi tidak terawat. Ditambah dengan hadirnya seseorang yang membuat Ian, anaknya yang cukup pemilih memulai pembicaraan dengan orang asing. Fara tidak keberatan apabila suaminya melakukan poligami. Ini juga untuk kebaikan semuanya. Namun Allan tidak menerima permintaan Fara, di tambah dengan Fara yang membicarakan apabila nanti ia sudah tiada.
Meledak sudah amarah Allan, karena cukup emosi Allan pun berdiri dan segera berjalan keluar ruangan. Kaki nya terus melangkah hingga berhenti di bangku taman rumah sakit, ia meninggalkan istrinya di kamar ruangan rumah sakit.
......................
Di tempat yang juga di rumah sakit, Rena dan teman-teman sedang merapikan ruangan karena mereka akan segera meninggalkan rumah sakit. Setelah selesai merapikan semuanya, mereka pun segera berjalan keluar dan Rena berinisiatif untuk melakukan pembayaran akhir. Jadilah ia berjalan ke kasir rumah sakit. Setelah melakukan pembayaran, ia melihat seseorang yang cukup putus asa dari belakang punggungnya.
Dengan sikap yang Rena punya, ia pun ingin mencoba untuk menenangkan seseorang itu. Ia takut karena putus asanya, seseorang itu bisa mencoba melakukan sesuatu yang akan ia sesali nanti. Seseorang itu kini sedang duduk di bangku taman rumah sakit, lalu kemudian dia mulai berbicara,
"Semua masalah itu pasti akan ada yang di sesali tapi juga akan ada jalan keluarnya. Coba di pikirin lagi, jangan sampai menyesal nantinya. Apalagi semua orang yang datang ke rumah sakit pasti..." ucap Rena namun tidak selesai dia ucapkan.
Dia melihat jika seseorang yang ada di depannya saat ini hanya memandangi dia tanpa berucap. Dan saat itu juga Rena baru menyadari, bahwa seseorang itu adalah orang yang kemarin dan tadi pagi dia temui.
"Raut nyebelin ini bisa dihilangin nggak? Oh ya ini kan rumah sakit, coba berobat sama dokter deh. Pasti ada obatnya," ucap Rena dengan santai sambil berjalan pergi.
Rena sadar jika ucapan yang dia katakan tidak tepat. Tapi hanya ini yang terpikirkan di kepalanya untuk mencoba membuat orang yang ada didepannya tidak terhanyut dalam emosi. Apalagi sedari dia berjalan melalui lorong hingga kini, raut emosi dan kesalnya sangat kentara. Tentu saja Rena tidak bisa tinggal diam saja, meskipun kini orang yang ada didepannya bukan orang yang dia sukai.
"Anda jangan mencoba untuk dekat dengan saya, apa yang saya lakukan tidak ada kaitannya dengan anda," ucap Allan lalu pergi meninggalkan Rena.
"Kok jadi gue yang ditinggalin? Dasar aneh, mau ngehibur malah diginiin.." ucap Rena menggerutu.
Lalu setelah itu dia segera bergegas ke tempat teman-temannya berada. Kemudian sesampainya dia di depan lobi, karena cukup lama Rena pun mendapatkan amukan dari teman-temannya. Rena hanya membalas dengan senyuman konyol saja. Apalagi masih ada Gilang di sana.
Setelah itu mereka pun segera menaiki taksi dan kemudian sesampainya di kosan, mereka kembali memulai aktivitas seperti biasanya. Mereka makan malam bersama, lalu mengerjakan tugas kampus di kamar masing-masing.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Atha Diyuta
bagus, semangat thor
2023-12-16
1