BAB 14.
Om Wiliam baru saja sampai di butik, dari dalam mobilnya ia memantau keadaan sekitar sambil menunggu instruksi dari Keyla.
Beberapa saat menunggu namun belum juga ada kabar dari Keyla, iapun mengeluarkan ponselnya untuk melihat foto yang dikirimkan keponakannya itu.
"Wajahmu benar-benar mirip dengan Papamu, kau juga sangat manis dan tampan tapi maaf aku harus memisahkan mu dengan Papamu." Gumamnya sambil menatap foto Farzan dilayar ponselnya.
Sungguh bocah yang malang. Terlahir tanpa ikatan pernikahan, masa pertumbuhannya tak didampingi sosok ayah, dan sekarang calon istri papanya ingin menyingkirkannya.
Om Wiliam sebenarnya merasa tak tega harus menyingkirkan bocah tampan itu, namun ancaman dari Keyla memaksanya harus tega dan menutup rasa perikemanusiaannya. Ia sudah kehilangan putri kecilnya, dan sekarang ia juga tidak ingin kehilangan Keyla satu-satunya keponakan yang sangat disayanginya, yang sudah ia anggap seperti putrinya sendiri.
Sementara itu didalam butik...
"Farhan, bagaimana penampilanku?" Tanya Keyla yang baru saja keluar dari ruang ganti. Ia memutar tubuhnya memperlihatkan gaun pengantin yang dipakainya.
"Gaunnya bagus," jawab Farhan tanpa ekspresi, yang membuat Keyla langsung cemberut karena Farhan hanya memuji gaun yang dipakainya dan bukan memuji penampilannya.
Namun, Farhan tak menghiraukannya. Ia mengalihkan pandangannya pada Farzan yang sedang mengobrol dengan mamanya, keduanya terlihat sangat asyik mengobrol, Farhan tersenyum melihatnya.
Perhatian Farhan terus tertuju pada ibu dan anak itu, hingga beberapa saat kemudian ia langsung mengusap wajahnya ketika tiba-tiba saja terlintas dipikirannya membayangkan Zana mengenakan gaun pengantin yang dipakai oleh Keyla. Oh apa-apaan ini, bagaimana bisa ia memikirkan wanita yang bisa dibilang baru dikenalnya. Keyla saja yang sebentar lagi akan menjadi istrinya tidak begitu ia pikirkan.
Melihat Farhan yang terus menatap Zana, membuat Keyla semakin kesal terlebih telah diacuhkan ketika menanyakan penampilannya. Ia tidak bisa tinggal diam lagi, yang menurutnya adalah ancaman baginya harus segera ia singkirkan.
"Farhan, ayo sekarang giliran mu yang mencoba pakaian pengantinmu." Ujar Keyla.
Farhan pun terkesiap, sekali lagi ia mengusap wajahnya lalu segera beranjak menuju ruang ganti tanpa mengucapkan sepatah katapun, sungguh ini adalah hari yang membosankan baginya. Jika ada pilihan, ia lebih baik menghabiskan waktunya seharian di kantor atau mengajak Farzan jalan-jalan daripada harus berada di butik itu.
Sementara itu Keyla langsung menghampiri Zana dan juga Farzan.
"Zana, apa aku boleh minta tolong?" Ujar Keyla ketika telah berdiri didepan Zana.
"Mau minta tolong apa?" Tanya Zana, ia terlihat canggung berhadapan dengan Keyla yang terlihat sangat cantik dengan gaun pengantin itu, sangat jauh berbeda dengannya yang penampilannya selalu sederhana bahkan tidak pernah merias wajahnya.
Keyla nampak berpikir sejenak, kira-kira apa yang harus ia lakukan agar Zana tak berada di samping Farzan dalam waktu yang cukup lama agar rencananya bisa berjalan dengan mulus.
"Oh tidak, tadi Farhan menyuruhku untuk memberitahu padamu. Kau silahkan pilih saja gaun atau pakaian apapun saja yang kau suka di butik ini dan ambil saja berapapun yang kau mau nanti Farhan yang akan membayarnya." Ujar Keyla setelah beberapa saat berpikir. Menurutnya itu adalah cara yang paling tepat untuk menjauhkan Zana dari putranya.
"Tidak perlu Keyla, aku tidak menginginkan apapun." Ujar Zana. Selain tidak ingin terus-terusan menerima apapun dari Farhan, ia juga merasa tak pantas memakai pakaian mahal seperti itu, dan yang lebih penting ia harus menjaga perasaan Keyla.
"Baiklah kalau kau tidak mau melakukannya karena itu permintaan Farhan, tapi sekarang lakukanlah atas permintaanku. Anggap saja sekarang kita berteman, dan aku ingin memberikan hadiah untukmu." Ujar Keyla lagi sambil tersenyum, dalam hati ia sudah merasa greget pada Zana yang terlalu banyak bicara. Ia khawatir Farhan akan segera keluar dari ruang ganti dan rencananya lagi-lagi akan gagal.
"Tapi,"
"Aku akan merasa sedih jika kau menolak."
Dan kali Zana merasa bimbang. Setelah beberapa saat berpikir iapun mengangguk. "Baiklah." Ujarnya.
"Bagus, kalau begitu ayo cepat sana pilih apapun yang kau mau. Farzan biar disini saja bersamaku." Ujar Keyla terlihat sangat antusias, dan itu tak lepas dari perhatian Farzan. Bocah tampan itu mengerutkan keningnya merasa curiga. Tidak mungkin wanita jahat itu sangat baik pada mamanya jika dirinya saja ingin dipisahkan dari papanya sendiri.
"Sayang, kamu baik-baik disini ya. Jangan merepotkan Tante Keyla." Ujar Zana pada putranya.
"Iya Ma," jawab Farzan. Zana pun lekas pergi memenuhi permintaan Keyla. Ia melangkah kearah deretan pakaian santai yang tetap bagus dipakai sehari-hari seperti tipenya selama ini. Sederhana.
Setelah Zana menjauh, Keyla pun mendudukkan tubuhnya di samping Farzan. Ia tersenyum pada bocah tampan itu.
"Tadi didepan Tante liat ada penjual ice cream, apa kau mau?"
Farzan menggeleng. Tatapannya begitu mengintimidasi. "Aku baru saja keluar dari rumah sakit, Dokter melarang ku memakan ice cream." Ujarnya.
"Ouh begitu, tapi apa kau mau membelikan ice cream itu untuk Tante? Tante ingin makan ice cream tapi Tante tidak bisa keluar dengan gaun ini." Ujar Keyla.
Farzan nampak berpikir sejenak, kemudian menganggukkan kepalanya.
"Terimakasih ganteng," ujar Keyla kemudian memberikan selembar uang ratusan pada Farzan.
Setelah mengambil uang itu, Farzan pun bergegas keluar. Sesekali ia menoleh menatap Keyla yang tampak tersenyum senang. Itu sangat mencurigakan baginya.
Ketika Farzan tak terlihat lagi, Keyla pun bergegas mengambil ponselnya lalu mengirim pesan pada om Wiliam.
[Anak itu sudah keluar. Om harus bergerak cepat!]
.
.
.
TBC.......✨✨✨
Tinggalkan like dan komennya dong, terimakasih. ☺️🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Maryami
jahatnya, smg kejahatannya ketahuan
2025-03-12
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
semoga rencana Keyla gak berhasil ya 🤔🤔🤔🤔
2023-11-10
1
Yani
Semoga rencananya tidak berhasil
2023-08-28
2