Pengenalan wajah tokoh karakter

Nama Tokoh:

1} Devian Almero

2} Diandra

3} Gio

4} Zea

5} Chester

6} Arley**

7} Felix

8} Aland

9} Halbert

10} Danzel**

Devian merasa tubuhnya kini melayang tinggi menembus langit. Sentuhan kecupan bibir Diandra membuat pipinya menghangat bersemu merah merona. Mulut Devian sedikit nampak menganga. Ia masih tak menyangka bahwa cewek manis yang duduk di sebelahnya ini berani terlebih dahulu menciumnya walau hanya bersifat kecupan singkat. Ia terdiam sambil memegangi pipi kananya.

"Soory, gue lancang." Cewek itu menunduk sambil menyentuh bibirnya sendiri.

Devian tak ingin melewatkan sedikitpun momen hangat keromantisan yang terjalin malam ini. Ia meraih bagian belakang kepala Diandra, lalu menariknya ke dalam pelukan. Rasa bahagia kentara menghiasi raut wajah keduanya. Tak ingin kalah dari Diandra, ia pun turut menghujani puncak kepala Diandra dengan banyak kecupan.

"Gue bener\-bener sayang sama lo, Diandra. Gue mohon, lo jangan pernah berfikir untuk pergi bagaimana pun keadaanya," pinta Devian terdengar sungguh\-sungguh.

"Iya...gue juga sayang sama lo. Gue kan sudah bilang, kalau gue ini rumah tempat lo pulang." Diandra tersenyum senang. Sedikitpun tak terbesit di fikiranya untuk pergi meninggalkan Devian. Walau pun Diandra tahu, bertahan di sisi Devian itu butuh perjuangan besar, mengetahui pacarnya itu ialah seorang psikopat.

Devian menatap pahatan wajah cantik dari ciptaan mahluk Tuhan yang baginya paling sempurna. Masih dalam situasi kencan di malam minggu, Devian tak ingin sedetik pun mengalihkan pandanganya.

"Bintangnya indah banget ya Devian," ujar Diandra menatap langit. Ia mungkin tak sadar jika sedari tadi cowok di sampingnya itu sedang memperhatikanya.

"Indah banget. Bintang itu bersinar terang sampai ngebuat gue kagum."

Diandra beralih menatap Devian. Pacarnya itu menyambutnya dengan seulas senyum manis. Ya, Diandra sangat suka dengan senyuman itu. Senyum yang paling terindah baginya.

Mendadak hujan turun mengguyur. Tanpa adanya tanda\-tanda seperti munculnya kilat pada umumnya. Devian berdecak kesal, "nggak ngertiin banget orang lagi enak\-enaknya kencan. Oh dasar hujan!" keluh Devian mengundang tawa jenaka dari Diandra.

Devian segera menekan tombol dalam mobil, mengembalikan atap mobilnya menjadi tertutup. Keduanya sama\-sama membeku dalam duduk. Entah, rasa canggung kini terasa menyelimuti.

Untuk mencairkan suasana, terbesit suatu ide dalam fikiran Devian. Ia menghidupkan audio dalam mobil, memutar lagu dari penyanyi Tompi yang berjudul 'Sedari Dulu'.

Benar saja, ide Devian tadi sangatlah tepat. Kebetulan Diandra juga sangat menyukai lagu tersebut, sampai lagu itu selalu ia bawakan saat menyanyi mengisi acara di berbagai cafe.

Mereka berdua sama\-sama mengalun dalam lagu. Sebentar\-sebentar tanpa sengaja wajah mereka saling bertemu beradu pandang.

Tapi sayangnya, di saat keromantisan itu berlangsung, terdengar suara ponsel berdering. Suara itu berasal dari ponsel milik Devian.

Ia meraih ponsel di atas dashboard. Terlihat di layar ponselnya, panggilan dari Arley.

"Kenapa nggak cepet di jawab?" tanya Diandra. Ia melihat Devian seperti malas menanggapi panggilan tersebut.

"Gue males, sayang. Ini dari Arley."

"Siapa Arley?"

"Dia sahabat rasa keluarga. Juga satu tempat tinggal sama gue."

Selama mereka berpacaran, Devian belum pernah bercerita tentang keluarga maupun orang terdekat di sekitarnya. Bahkan Diandra pun belum tahu pacarnya itu tinggal di mana.

"Angkat aja sayang. Siapa tahu ada hal penting." ucap Diandra.

"Iya sayang, sebentar ya."

Devian menjawab panggilan dari Arley.

"Lo di mana sih? Ayolah sini gabung sama kita, Devian. Nggak ada lo, rasanya nggak rame tauk!" Suara Arley terdengar lantang dari sana.

"Ogah! Gue masih kencan sekarang."

"Woow dracula tampan lagi kencan ternyata. Kenalin dong ke kita\-kita pasangan lo. Selama ini kan cuma lo aja yang nggak pernah punya pacar. Gue jadi penasaran, cewek mana yang beruntung dapetin lo."

"Ntar lah gue tanya dulu sama pacar gue. Lagian, gue takut kalian bakal nikung pacar gue. Jadi mikir gue mau ngenalin ke kalian semua."

"Dih, soory brother. Kita bukan type cowok main tikung gebetan temen sendiri. Ah, alasan lo aja itu. Lo nggak mau ngenalin cewek lo mungkin wajahnya jelek ya?"

"Be\*engs\*k! Ok tunggu kalian semua di sana. Pacar gue cantiknya ngalahin bidadari tauk!"

"Oke buktiin gih sama kita\-kita. Kita tunggu di clubnya Felix tempat biasa."

Panggilan itu di akhiri oleh Devian.

Devian nampak kesal setelah mengakhiri panggilan dari Arley. Ia tak terima si pacar kesayanganya di ejek oleh Arley. Mengejek Diandra sama saja menginjak harga dirinya. Duh! Sayang banget sih babang Devian ini sama Diandra.

"Kenapa sama temen lo tadi?" Diandra menatap Devian bingung. Mengernyitkan keningnya.

"Itu anu...lo mau nggak gue kenalin ke temen\-temen gue?" Devian gugup. Ia takut pertanyaan darinya itu membuat Diandra tak nyaman.

Diandra terkekeh. Hanya masalah seperti itu saja Devian mengutarakanya sampai gugup. Tetapi bukankah harusnya begitu? Si cowok harus memikirkan rasa kenyamanan dari pasangan!

"Gue mau kok. Gue nggak keberatan. Malah gue seneng bisa kenal dekat sama mereka." Ucapan Diandra terdengar ringan.

"Oke kita kesana sekarang."

\*

"Loh ini kan..." Pupil Diandra bergetar saat mobil Devian berhenti di suatu tempat. Tempat di mana pada malam itu Roberto terbunuh. Kejadian kelam yang sudah berlalu itu kembali teruar di ingatanya.

"Lo nggak papa?" Devian menyadari perubahan air muka Diandra.

"Kita pergi aja ya sayang," pinta Devian mendapati keadaan Diandra yang sedang tak baik.

"Jangan Devian. Gue beneran nggak papa kok!" Senyum lebar ditunjukan Diandra.

Devian memutuskan masuk ke dalam Club setelah di paksa Diandra. Cowok itu mengayunkan kaki jenjangnya sembari menggenggam erat tangan Diandra.

Setibanya di meja perkumpulan Keluarga Breadsley, Devian dikagetkan oleh hadirnya sosok Zea yang sedang duduk di samping Aland.

Mereka si tampan dari Keluarga Breadsley, tak hentinya menyoroti wajah seseorang yang baru saja tiba bersama Devian. Yang jelas hal itu membuat Devian geram karena mereka semua menatap Diandra dengan pandangan kagum terkecuali Zea. Ia memperlihatkan wajah masam melihat Devian bergandengan tangan dengan Diandra.

"Woy... gue congkel juga tu mata kalian semua ya! Sudah\-sudah ngeliatin pacar gue begitu!" ancam Devian lantang.

Mendengar Devian menyebut kata 'pacar' Zea yang sedang meminum wine langsung tersedak. "lo nggak papa, nona manis?" Aland memberi perhatian. Mengusap lembut punggung Zea berulang kali.

Zea menggeleng kepala. Ia baik\-baik saja.

"Sini sayang duduk." Devian menepuk kursi kosong di sebelahnya.

Diandra segera duduk mendengar titah dari pacarnya. "*Dia kan cewek waktu itu. Kenapa dia juga di sini*? *Oh, *gue** *mencium hawa kebusukan di* *sini. *Cewek itu kayaknya punya maksud tertentu**," celoteh Diandra dalam batin. Diandra ini memang peka banget deh!

"Eh dracula...kenalin dong pacar lo yang cantik sama kita semua!" Danzel berucap sambil terus memandang Diandra.

"Oh iya...kenalin nama gue Diandra. Senang bisa bertemu kalian semua." Diandra memperkenalkan dirinya dengan ramah. Tak ketinggalan, ia juga mengembangkan senyum terbaik.

"Gue\-\-"

"Dia Danzel." Devian memotong ucapan Danzel.

"Kalau yang itu Felix, Chester, Halbert, Arley, Aland," ucap Devian memperkenalkan sendiri satu per satu keluarga Breadsley.

"Kalau gue Zea." Dirinya memperkenalkan diri. Jelas ia merasa di bedakan. Namanya tak di sebutkan oleh Devian.

"Oh hallo Zea." Diandra menyapa dan tersenyum.

Yang lain sedang asyik bergurau. Terkecuali Zea. Ia hanya diam sambil terus mengisi wine di gelasnya jika sudah kosong. "*Buset dah tu cewek! *Kuat juga dia minum**," batin Diandra.

"Eh si kampret minum banyak banget! Kalau dia mabuk, biar Aland yang urus. Kan si Aland yang ngizinin tu betina ikut kemari." Chester berdecak kesal. Dari awal ia memang tak suka dengan Zea.

"Eh lo banci kaleng, enak banget manggil gue kampret! Gue ini sudah sabar ya setiap lo ngatain gue dengan ucapan lo yang kasar itu," sergah Zea sambil menunjuk wajah Chester. Sepertinya wine itu mulai bekerja. Ia mabuk dan tak terkontrol dari segi ucapan.

"Minta di jait nih mulut betina! Manggil gue banci kaleng lagi. Sialan!"

"Lo sih Chester...cowok tapi hobinya masak sama design baju pengantin! Nggak salah sih Zea manggil lo banci." Aland membantu Zea. Dia ini selalu aja belain Zea. Jangan\-jangan...??

"Eh udah gih. Mending kita main sebuah game aja. Gimana?" Arley si bijak selalu menjadi penengah di keluarga Breadsley.

"Main game apa?" tanya Devian berminat.

"*Truth or dare*. Kebenaran atau tantangan." Arley menyeringai jahil.

"Oke, siapa takut. Gue setuju." Semuanya pun ikut setuju mengikuti game yang di ajukan oleh Arley malam ini.

Terpopuler

Comments

Ande Pesik

Ande Pesik

ah thor foto zea kok lbh cantik dr pd diandra...ga rela

2021-07-20

0

HNF G

HNF G

zea bego....byk cogan2 disekitarnya trs tinggal pilih koq malah mau rebut devian. gak punya otak tuh orang😂😂😂😂😂😂😂😂😂

2021-06-20

0

ponakan ultramen

ponakan ultramen

halbert sama danzel 😍😍

2021-05-24

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Pertemuan
2 Love at the first sight
3 Namanya?
4 Rumah Untuk Tinggal
5 Momen bertaburan gula
6 Terang Bulan Full Keju
7 Jantung Sialan
8 Mencintaimu haruskah sesakit ini?
9 Penyesalan terdalam
10 Jiwaku terasa Mati
11 Pengenalan wajah tokoh karakter
12 Truth or dare??
13 Terjebak rasa nyaman
14 Guru killer
15 Kejutan berujung celaka
16 Serigala berbulu domba
17 Makanan Coki
18 Dua permohonan
19 Job menyanyi
20 Guru matematika baru?
21 Anabelle
22 Sean Ravanega??
23 Devian VS Chester
24 Diandra atau Zea???
25 Kebenaran?
26 Menyakitimu sama halnya menginjak harga diriku
27 Diandra's Diary
28 Ancaman musuh
29 Bertaruh aset berharga
30 Jangan coba bermain api, jika tak ingin terbakar dan terluka
31 Apakah ini menjadi bagian akhir?
32 Pahlawan untuk Zea
33 Aku punya kaki untuk melangkah pergi
34 Sesuatu yang sudah ia genggam, tak akan mudah dilepas begitu saja
35 Sosok Sean
36 Cemburu mode on
37 Tunggu aku kembali
38 Hari penuh air mata
39 Bentangan jarak antara kita
40 Kesempatan bagi Sean
41 Jangan panggil aku Aco
42 Bayang Devian
43 Pelaku Penembak Aland
44 Dalang Dibalik Semuanya
45 Arga Dan Zea
46 Devian Terluka
47 Gior dan Kimberly
48 Satu tahun kemudian
49 Pulang Dari Jepang
50 Takut kehilangan
51 Gior kembali?
52 Melody, aku merindukanmu.
53 Apa yang terjadi?
54 Kesalahan Fatal
55 Benci
56 Positive or negative?
57 Aku Mencintaimu Sampai Kapanpun
58 Ulang Tahun
59 Kamu hamil?
60 Sosok pewaris sebutan Anabelle
61 Ngidam
62 Si Tampan Le Min Ho
63 Felix si Penyelidik
64 Es Krim Cokelat
65 Happy wedding
66 Rindu
67 Surat milik Hanung
68 Pergi
69 Susah menerima
70 Tamat
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Awal Pertemuan
2
Love at the first sight
3
Namanya?
4
Rumah Untuk Tinggal
5
Momen bertaburan gula
6
Terang Bulan Full Keju
7
Jantung Sialan
8
Mencintaimu haruskah sesakit ini?
9
Penyesalan terdalam
10
Jiwaku terasa Mati
11
Pengenalan wajah tokoh karakter
12
Truth or dare??
13
Terjebak rasa nyaman
14
Guru killer
15
Kejutan berujung celaka
16
Serigala berbulu domba
17
Makanan Coki
18
Dua permohonan
19
Job menyanyi
20
Guru matematika baru?
21
Anabelle
22
Sean Ravanega??
23
Devian VS Chester
24
Diandra atau Zea???
25
Kebenaran?
26
Menyakitimu sama halnya menginjak harga diriku
27
Diandra's Diary
28
Ancaman musuh
29
Bertaruh aset berharga
30
Jangan coba bermain api, jika tak ingin terbakar dan terluka
31
Apakah ini menjadi bagian akhir?
32
Pahlawan untuk Zea
33
Aku punya kaki untuk melangkah pergi
34
Sesuatu yang sudah ia genggam, tak akan mudah dilepas begitu saja
35
Sosok Sean
36
Cemburu mode on
37
Tunggu aku kembali
38
Hari penuh air mata
39
Bentangan jarak antara kita
40
Kesempatan bagi Sean
41
Jangan panggil aku Aco
42
Bayang Devian
43
Pelaku Penembak Aland
44
Dalang Dibalik Semuanya
45
Arga Dan Zea
46
Devian Terluka
47
Gior dan Kimberly
48
Satu tahun kemudian
49
Pulang Dari Jepang
50
Takut kehilangan
51
Gior kembali?
52
Melody, aku merindukanmu.
53
Apa yang terjadi?
54
Kesalahan Fatal
55
Benci
56
Positive or negative?
57
Aku Mencintaimu Sampai Kapanpun
58
Ulang Tahun
59
Kamu hamil?
60
Sosok pewaris sebutan Anabelle
61
Ngidam
62
Si Tampan Le Min Ho
63
Felix si Penyelidik
64
Es Krim Cokelat
65
Happy wedding
66
Rindu
67
Surat milik Hanung
68
Pergi
69
Susah menerima
70
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!