Emosi

Thalia kini sedang berada di dapur sambil membantu sang Bunda untuk menyiapkan makan malam mereka.

Dan beberapa menit kemudian Tristan dan Keenan telah berdatangan dan duduk di meja makan.

"Wah, Bunda malam ini masak apa ya?" Tanya Tristan, Papa Keenan

"Menu makan malam hari ini Bunda cuma bikin ayam goreng sama sambel goreng kentang aja, Pah." Jawab Vina, istrinya.

"Ah, aku sudah mulai lapar nih, Bun?" Tristan terkekeh sambil menggoda istrinya.

"Ya, Pah. Nanti Bunda siap kan ya."

Sedangkan Thalia hanya terdiam dan menundukkan kepalanya hingga membuat Ayah dan Ibunya merasa aneh. Ya, seperti ada yang di sembunyikan oleh anak perempuannya itu.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Tristan, Ayah tirinya.

"Asal Papa tahu ya? Tadi dia itu pacaran di cafe. Untung ketemu sama aku, dan aku langsung mengajaknya pulang bareng. Karena itu juga aku sampe ninggalin meeting penting ku ku hanya demi Thalia. Jadi, Papa itu jangan terlalu membebaskan Thalia, karena Thalia itu anak cewek."

"Kak Keenan apa-apaan sih?!" Seru Tahlia dengan mendengus kesal. "Aku di Cafe itu kan bersama dengan teman - temanku, siapa juga yang lagi pacaran?! Kak Keenan gak usah ngomong yang aneh-aneh deh?"

"Thalia?! Yang Kakak kamu katakan itu benar. Kalau gak bener kamu jangan kesal begitu dong? Atau, jangan - jangan yang di bilang Kakak kamu bener ya. Thalia, kamu sekarang sudah besar, sudah bisa menjaga diri dengan baik. Dan pilihlah teman yang baik jangan sampai terjerumus ke pergaulan bebas. Karena Bunda dan Papa juga sudah kasih kebebasan untuk kamu. Tinggal kamu saja yang harus berhati-hati dalam memilih teman. Dan kalau kamu masih ingin keluyuran mendingan gak usah sekolah. Toh, nanti kamu bakalan jadi ibu rumah tangga juga."

"Mereka itu cuma temen - temen aku, Kak? Kenapa sih Kak Keenan selalu mengadu domba aku dengan Bunda. Sekarang Bunda jadi nyalahin aku lagi kan?" ucap Thalia dengan nada kesal.

Dan kini Thalia hanya bisa menatap kecewa ke arah Ibunya.Ya, Sebegitu percayanya Ibunya itu terhadap Kakak tirinya.

"Sudah - sudah! Kenapa kalian malah berdebat. Kita itu sedang makan. Lebih baik kalian selesaikan makan malam kalian, lalu kalian istirahat." ucap Tristan, Ayah tirinya Thalia. " Ingat Thalia, jangan mogok makan. Nanti kamu beneran sakit. Ayah mau lanjutin pekerjaan Ayah dulu." Kemudian Tristan langsung meninggalkan ruang makan.

"Ya sudah, kalau begitu Bunda langsung ke kamar ya. Selesai makan taruh piring kotor kalian di wastafel. Biar Bunda yang nanti cuci."

"Iya Bun, biar sekalian aku dan Thalia aja yang cuci piring kotornya." ucap Keenan

"Benarkah? Memangnya kamu tidak masalah, Ken?" tanyanya ragu

"Bunda tenang aja. Waktu aku berada di negara E. Aku sudah terbiasa cuci piring sendiri kok." jawab Keenan dengan senyumannya.

"Kalau begitu Bunda langsung ke kamar ya. Dan Keenan tolong pantau Thalia agar dia itu mau menghabiskan makan malamnya."

"Kak Keenan! Bisakah Kak Keenan tidak menggangguku. Jangan buat aku marah! Aku itu sudah sabar ya. Kalau Kak Keenan seperti ini terus aku bakalan aduin ke Papa!" Bentak Thalia dengan nada sedikit keras.

"Diam, Thalia!" Seru Keenan.

"Berani sekali kau membentak ku, Hah? Kalau kamu mau mengadu ayo katakan saja pada mereka? Tapi ingat, Thalia. Sekalinya kamu mengadu pada Papa dan Bunda, aku itu tidak akan segan-segan untuk menghancurkan masa depanmu!"

"Berhenti mengancam ku terus - terusan, Kak!"

"Dengar Thalia, aku itu tidak pernah mengancam mu. Kalau kamu tidak percaya, ayo ikut aku. Karena aku akan membuktikan jika ini bukan sekedar ancaman!"

"Kak Keenan itu memang sudah gila!" Seru Thalia dan hendak beranjak dari tempat duduknya

"Tetap di sini!" Keenan berteriak begitu keras hingga membuat Thalia kembali terduduk di tempat semula.

"Gadis penurut." puji Keenan sambil mengacak pucuk kepala Thalia, saat melihat ekspresi wajah Thalia yang tampak kesal menatap ke arahnya.

"Kakak jahat!"

"Kakak egois!"

Ya, di dalam hatinya. Thalia hanya bisa mengucapkan sumpah serapahnya. Dia benar-benar sangat kesal dengan Kakak tirinya itu. Rasa amarahnya sudah sampai ke ubun-ubun siap untuk meledak di detik ini juga dan sekuat semampunya. Jika Thalia berusaha dengan sekuat tenaga untuk menahan amarahnya agar tidak meledak.

"Ayo makan." Thalia mengerutkan keningnya. Ya, pasalnya kini ia sedang bingung dengan tingkah laku Keenan. Perasaan tadi Ibunya itu tidak menyuruh Kakak tirinya itu untuk menyuapi dirinya hanya menyuruhnya untuk memantau saja. Bukankah ini sangat berlebihan?

"Tidak perlu. Aku bisa makan sendiri, Kak." tolak Thalia

"Dengar, Thalia. Kamu tahukan jika Kakakmu itu tidak sabaran apalagi dengan kata penolakkan juga. Jadi, kamu tinggal pilih mau buka mulut sendiri atau Kakak sendiri yang membuka mulutmu dengan paksa, agar kamu itu mau makan? Bagaimana?" tawar Keenan sambil tersenyum senang.

"Tidak. Lebih baik aku makan sendiri saja." tolak Thalia cepat dan bersamaan dengan itu, Thalia berusaha sekuat mungkin untuk mendorong tubuh Keenan agar posisi duduknya tidak terlalu dekat dengannya.

"Kalau begitu, buka mulutmu dan aaaaaaaaa...." ucap Keenan sambil menyuapkan sesendok makanan

"Lebih baik Kakak menjauh dariku. Aku, tidak ingin nafsu makanku kembali hilang saat melihat wajah mesum Kak Keenan. Apalagi jarak Kak Keenan begitu dekat sekali denganku."

"Baiklah, tapi kakak tetap ada di sini sambil memantau kamu selesai makan."

Sedangkan Thalia hanya mengangkat bahunya pelan, dan tidak perduli dengan keberadaan Keenan di sampingnya.

"Karena makananku sudah habis. Jadi, aku pamit undur diri dari hadapan Kakak."ucap Thalia setelah selesai menghabiskan makanannya.

"Thalia. Mau pergi kemana, kamu?"tanya Keenan.

"Aku hanya ingin masuk kedalam kamarku lalu tidur, Kak. Kenapa?" ucap Thalia.

"Kamu itu tidak boleh pergi kemana - mana. Sebelum kamu mencuci piring kotor itu agar bersih kembali. Dan Kakak akan membersihkan meja makan."

"Iya, Kak."

"Nah, Kalau kamu nurut kayak begini, kan Kakak jadi senang hingga membuat kadar cinta Kakak padamu semakin bertambah."

"Mendingan Kak Keenan diam aja deh?'

"Kenapa, sayang?"

"Bisa tidak Kak Keenan berhenti memanggilku dengan sebutan sayang?"

"Tidak mau. Karena itu panggilan sayangku untuk kamu."

******

Hay... hay! Kalian yang sudah baca Bab ini jangan lupa kasih likenya dong untuk author.D

Kalau ada yang mau ngasih 🌷atau ☕ juga boleh kok hehehe. Seperti biasa author juga mau mengingatkan pada para reader ku. Yuk, kasih sajen votenya untuk author. Komentarnya juga jangan sampai lupa yah~

Author selalu menunggu komenan dari kalian loh😁

Makasih...

Bersambung....

Terima kasih sudah membaca. Maaf jika masih banyak typho.

Episodes
1 Obsesi Kakak Tiri
2 Menjemput Keenan Di Bandara
3 Keenan Beraksi
4 Drama Keenan
5 Kegilaan Keenan
6 Malas Berdebat
7 Kemarahan Keenan
8 Selalu mengancam
9 Emosi
10 Keenan Brengsek
11 Perdebatan Thalia Dan Keenan
12 Menunggu Jemputan
13 Keenan Bertemu Axel
14 Lagi - lagi Mengancam
15 Peringatan Keenan Pada Axel
16 Menyelamatkan Tepat Waktu
17 Thalia Sakit
18 Bertemu Sahabat
19 Perdebatan Keenan Dan Tristan
20 Cinta Dan Obsesi
21 Keenan Menyebalkan
22 Pulang Bersama Axel
23 Hampir Ketahuan
24 Berbahaya
25 Keributan
26 Pertengkaran
27 Awkward Moment
28 Puaskan Aku Sebelum Dengannya
29 Kau adalah Milikku
30 Menyelamatkan Thalia
31 Nasehat Papa
32 Kau Adalah Milikku,Sayang
33 Keenan Merenggutnya
34 Maafkan Aku
35 Memberitahu
36 Ke Toko Perhiasan
37 Penjelasan Thalia
38 Kau Di Bawah Kendaliku
39 Aku Memang Sudah Gila
40 Masih Memiliki Belas Kasih
41 Tingkah Thalia Yang Sedang Marah
42 Peringatan Dari Keenan
43 Sebuah Ancaman
44 Halte bus
45 Memaksanya
46 Aku Sudah Sangat Kotor
47 Menjenguk Axel
48 Meminta Penjelasan Dari Keenan
49 Rasa Penasaran Siska
50 Mengajak Ke Pesta
51 Pergi Ke Pesta
52 Cheesecake
53 Perdebatan Mario Dan Keenan
54 Amarah Keenan
55 Tanda Merah Di Tubuhmu
56 Kedatangan Keenan
57 Dasar Devil Sialan!
58 Kesedihan Thalia
59 Bertemu Mario
60 Ketahuan Keenan
61 Kesalahpahaman
62 Tidak Ingin Pulang
63 Penjelasan Mario
64 Pertengkaran
65 Tingkah Thalia Yang Aneh
66 Tidak Biasanya
67 Bercinta Untuk Yang Terakhir Kalinya
68 Ingin Bunuh Diri
69 Kekhawatiran Keenan
70 Terbongkar
71 Telat Datang Bulan
72 Dua garis Dan Penolakan Thalia
73 Ketakutan Angga
74 Permintaan Thalia
75 Melihat Kebun
76 Periksa Kandungan
77 Pria Misterius
78 Hasil Laporan
79 Kedatangan Logan Ke Villa
80 Kecurigaan Keenan
81 Peringatan Dari Logan
82 Kedatangan Keenan Di Klinik
83 Menangkap Mata - Mata
84 Kedatangan Abella
85 Ingin Rujak
86 Kesedihan Vina Dan Kemarahan Abella
87 Kedatangan Tiga Sahabat
88 Yang Sebenarnya
89 Pingsan
90 Mungkinkah Cemburu
91 Pengakuan Dari Thalia
92 Kedatangan Tamu
93 Wanita Menyebalkan
94 Ke Klinik
95 Memfitnah
96 Tidak Menyadari
97 Butuh Me Time
98 Mencari Thalia
99 Menemukan Thalia
100 Berbaikan
101 Melakukan Pembicaraan
102 Menagih Janji
103 Cerita Masa Lalu
104 Acara Reuni
105 Cerita Masa Lalu
106 Merasa Menyesal
107 Thalia Demam
108 Keadaan Thalia
109 Keenan Mengetahui Kehamilannya Thalia
110 Keputusan Angga
111 Mengurangi Rasa Mual
112 Menemui Logan
113 Kunjungan Dokter
114 Pulang Ke Villa
115 Merasa Bosan
116 Ingin Ikut
117 Bertemu Wanita Menyebalkan
118 Keributan Di Kafetaria
119 Permintaan Kecil Thalia
120 Angga Merasa Khawatir
121 Bertahan Atau Menyerah
122 Belajar Membuat Kopi
123 Perubahan Sikap Angga
124 Dasar Pembohong
125 Terlanjur Kecewa
126 Mencoba Mengungkapkan
127 Hasil Laporan
128 Melancarkan Aksinya
129 Menceritakan Semuanya
130 Memperoleh Bantuan
131 Menjauh Dari Angga
132 Apartemen
133 Mencari Pekerjaan
134 Tawaran Pekerjaan
135 Bertemu Sahabat
136 Obrolan Thalia Dan Siska
137 Tetangga Baru
138 Dia Kembali
139 Seperti Lelaki Penggoda
140 Tingkah Keenan Yang Menyebalkan
141 Menjadi Pusat Perhatian
142 Kedatangan Billy Dan Perintah Keenan
143 Keadaan Angga Dan Kebingungan Thalia
144 Mengunjungi Si Pengirim Paket
145 Gara - Gara Melamun
146 Menuju Rumah Nenek Ratna
147 Obrolan Thalia Dan Nenek Ratna
148 Kekhawatiran Keenan
149 Perdebatan
150 Pantai
151 Keributan Di Pantai
152 Penjelasan Dari Thalia
153 Belum Sepenuhnya Move On
154 Meminta Penjelasan
155 Drama Bingkisan Hadiah Dari Keenan
156 Hadiah Spesial
157 Periksa Kandungan Bersama Keenan
158 Perasaan Aneh
159 Laki - Laki Berjas Hitam
160 Kekaguman Vivi Pada Keenan
161 Tindakan Keenan
162 Kebingungan Thalia
163 Tiba - Tiba Memulai Sidang
164 Pengakuan Keenan
165 Hasil Sidang
166 Keputusan Hasil Sidang
167 Paket Makan Siang
168 Pertanyaan Dava
169 Tawaran Dava
170 Keenan VS Dava
171 Tidak Bisa Tidur
172 Keinginan Thalia
173 Informasi Dari Celine
174 Emosi Angga
175 Belum Percaya Seratus Persen
176 Pertanyaan Vivi
177 Ada Banyak Sekali Pertimbangan
178 Keadaan Lia
179 Bertemu Dava Di Mall
180 Menunggu Dava
181 Ketahuan Keenan
182 Penjelasan Thalia
183 Nasehat Nyonya Debora
184 Permintaan Maaf Thalia
185 Keputusan Thalia Dan Laporan Billy
186 Menemui Marvel
187 Marvel, Keenan, Celine Dan Rencananya
188 Penawaran Celine
189 Angga Mengetahuinya
190 Keenan Mabuk
191 Bagaimana Rasanya?
192 Dan Akhirnya...
193 Membangunkan Thalia
194 Mencoba Menghindar
195 Informasi Dari Celine
196 Rencana Keenan
197 Semakin Sempit Saja
198 Masih Ragu
199 Berita Mengejutkan
200 Pertanyaan Thalia Pada Billy
201 Rasa Penasaran Thalia
202 Menolak Permintaan Keenan
203 Rumah Siapa Ini?
204 Hadiah Dari Keenan
205 Kekesalan Thalia
206 Jangan Sentuh Aku
207 Rencana Keenan
208 Bertemu Sang Ayah
209 Aku Tidak Perduli
210 Merasa Di Ikuti
211 Wanita Hamil Itu Merepotkan
212 Bertemu Lia
213 Permintaan Lia
214 Kekhawatiran Keenan Dan Ancaman Lia
215 Keenan Dan Amarahnya
216 Ketakutan Thalia
217 Bunga Mawar
218 Laporan Billy Dan Amarah Keenan
219 Ketakutan Marvel Dan Rencana Angga
220 Rencana Untuk Menyingkirkan Keenan
221 Kedatangan Angga Di Perusahaan Keenan
222 Pertanyaan Thalia Pada Vivi
223 Kecurigaan Vivi
224 Perdebatan Thalia Dan Keenan.
225 Bentak Kan Keenan
226 Kesedihan Thalia
227 Perdebatan Logan Dan Ayahnya
228 Pertunangan Dan Pernikahan
229 Penolakan Thalia
230 Rasa Curiga
231 Menjalankan Misi
232 Keterkejutan Thalia
233 Baru Menyadari Kehilangan Thalia
234 Jangan Pernah Melewati Batasmu
235 Hasil Rekaman CCTV
236 Rasa Penasaran
237 Kebingungan Thalia
238 Indentitas Pria Paruh Baya
239 Penolakan Thalia
240 Tidak Ingin Memberikan Harapan Palsu
241 Hasil Rekaman CCTV
242 Mendobrak Pintu Kamar
243 Keegoisan Dan Perhatian Angga
244 Ajakan Angga
245 Pertengkaran
246 Penjelasan Thalia
247 Hinaan Abella Dan Kemarahan Thalia
248 Kekhawatiran Angga
249 Mencoba Menenangkan
250 Melakukan Misi Penyelamatan
251 Bertemu Thalia
252 Keenan Terluka.
253 Provokasi Keenan
254 Flashback
255 Tidak Menyangka
256 Keadaan Keenan Dan Thalia
257 Rumah Sakit
258 Kelahiran Si Kembar
259 Donor Darah
260 Menenangkan Thalia
261 Cerita Angga
262 Berdamai Dan Melepaskan.
263 Belajar Memberikan ASI
264 Kondisi Keenan Dan Thalia
265 Rencana Siska Dan Nino
266 Mengikuti Rencana
267 Keenan Sadar
268 Meyakinkan Keenan.
269 Permintaan Keenan
270 Ucapan Keenan
271 Ethan Sykes Alexander Dan Nathan Sykes Alexander
272 Kekhawatiran Thalia
273 Respon Keenan
274 Permintaan Maaf
275 Marry Me
276 Mencari Ethan dan Nathan.
Episodes

Updated 276 Episodes

1
Obsesi Kakak Tiri
2
Menjemput Keenan Di Bandara
3
Keenan Beraksi
4
Drama Keenan
5
Kegilaan Keenan
6
Malas Berdebat
7
Kemarahan Keenan
8
Selalu mengancam
9
Emosi
10
Keenan Brengsek
11
Perdebatan Thalia Dan Keenan
12
Menunggu Jemputan
13
Keenan Bertemu Axel
14
Lagi - lagi Mengancam
15
Peringatan Keenan Pada Axel
16
Menyelamatkan Tepat Waktu
17
Thalia Sakit
18
Bertemu Sahabat
19
Perdebatan Keenan Dan Tristan
20
Cinta Dan Obsesi
21
Keenan Menyebalkan
22
Pulang Bersama Axel
23
Hampir Ketahuan
24
Berbahaya
25
Keributan
26
Pertengkaran
27
Awkward Moment
28
Puaskan Aku Sebelum Dengannya
29
Kau adalah Milikku
30
Menyelamatkan Thalia
31
Nasehat Papa
32
Kau Adalah Milikku,Sayang
33
Keenan Merenggutnya
34
Maafkan Aku
35
Memberitahu
36
Ke Toko Perhiasan
37
Penjelasan Thalia
38
Kau Di Bawah Kendaliku
39
Aku Memang Sudah Gila
40
Masih Memiliki Belas Kasih
41
Tingkah Thalia Yang Sedang Marah
42
Peringatan Dari Keenan
43
Sebuah Ancaman
44
Halte bus
45
Memaksanya
46
Aku Sudah Sangat Kotor
47
Menjenguk Axel
48
Meminta Penjelasan Dari Keenan
49
Rasa Penasaran Siska
50
Mengajak Ke Pesta
51
Pergi Ke Pesta
52
Cheesecake
53
Perdebatan Mario Dan Keenan
54
Amarah Keenan
55
Tanda Merah Di Tubuhmu
56
Kedatangan Keenan
57
Dasar Devil Sialan!
58
Kesedihan Thalia
59
Bertemu Mario
60
Ketahuan Keenan
61
Kesalahpahaman
62
Tidak Ingin Pulang
63
Penjelasan Mario
64
Pertengkaran
65
Tingkah Thalia Yang Aneh
66
Tidak Biasanya
67
Bercinta Untuk Yang Terakhir Kalinya
68
Ingin Bunuh Diri
69
Kekhawatiran Keenan
70
Terbongkar
71
Telat Datang Bulan
72
Dua garis Dan Penolakan Thalia
73
Ketakutan Angga
74
Permintaan Thalia
75
Melihat Kebun
76
Periksa Kandungan
77
Pria Misterius
78
Hasil Laporan
79
Kedatangan Logan Ke Villa
80
Kecurigaan Keenan
81
Peringatan Dari Logan
82
Kedatangan Keenan Di Klinik
83
Menangkap Mata - Mata
84
Kedatangan Abella
85
Ingin Rujak
86
Kesedihan Vina Dan Kemarahan Abella
87
Kedatangan Tiga Sahabat
88
Yang Sebenarnya
89
Pingsan
90
Mungkinkah Cemburu
91
Pengakuan Dari Thalia
92
Kedatangan Tamu
93
Wanita Menyebalkan
94
Ke Klinik
95
Memfitnah
96
Tidak Menyadari
97
Butuh Me Time
98
Mencari Thalia
99
Menemukan Thalia
100
Berbaikan
101
Melakukan Pembicaraan
102
Menagih Janji
103
Cerita Masa Lalu
104
Acara Reuni
105
Cerita Masa Lalu
106
Merasa Menyesal
107
Thalia Demam
108
Keadaan Thalia
109
Keenan Mengetahui Kehamilannya Thalia
110
Keputusan Angga
111
Mengurangi Rasa Mual
112
Menemui Logan
113
Kunjungan Dokter
114
Pulang Ke Villa
115
Merasa Bosan
116
Ingin Ikut
117
Bertemu Wanita Menyebalkan
118
Keributan Di Kafetaria
119
Permintaan Kecil Thalia
120
Angga Merasa Khawatir
121
Bertahan Atau Menyerah
122
Belajar Membuat Kopi
123
Perubahan Sikap Angga
124
Dasar Pembohong
125
Terlanjur Kecewa
126
Mencoba Mengungkapkan
127
Hasil Laporan
128
Melancarkan Aksinya
129
Menceritakan Semuanya
130
Memperoleh Bantuan
131
Menjauh Dari Angga
132
Apartemen
133
Mencari Pekerjaan
134
Tawaran Pekerjaan
135
Bertemu Sahabat
136
Obrolan Thalia Dan Siska
137
Tetangga Baru
138
Dia Kembali
139
Seperti Lelaki Penggoda
140
Tingkah Keenan Yang Menyebalkan
141
Menjadi Pusat Perhatian
142
Kedatangan Billy Dan Perintah Keenan
143
Keadaan Angga Dan Kebingungan Thalia
144
Mengunjungi Si Pengirim Paket
145
Gara - Gara Melamun
146
Menuju Rumah Nenek Ratna
147
Obrolan Thalia Dan Nenek Ratna
148
Kekhawatiran Keenan
149
Perdebatan
150
Pantai
151
Keributan Di Pantai
152
Penjelasan Dari Thalia
153
Belum Sepenuhnya Move On
154
Meminta Penjelasan
155
Drama Bingkisan Hadiah Dari Keenan
156
Hadiah Spesial
157
Periksa Kandungan Bersama Keenan
158
Perasaan Aneh
159
Laki - Laki Berjas Hitam
160
Kekaguman Vivi Pada Keenan
161
Tindakan Keenan
162
Kebingungan Thalia
163
Tiba - Tiba Memulai Sidang
164
Pengakuan Keenan
165
Hasil Sidang
166
Keputusan Hasil Sidang
167
Paket Makan Siang
168
Pertanyaan Dava
169
Tawaran Dava
170
Keenan VS Dava
171
Tidak Bisa Tidur
172
Keinginan Thalia
173
Informasi Dari Celine
174
Emosi Angga
175
Belum Percaya Seratus Persen
176
Pertanyaan Vivi
177
Ada Banyak Sekali Pertimbangan
178
Keadaan Lia
179
Bertemu Dava Di Mall
180
Menunggu Dava
181
Ketahuan Keenan
182
Penjelasan Thalia
183
Nasehat Nyonya Debora
184
Permintaan Maaf Thalia
185
Keputusan Thalia Dan Laporan Billy
186
Menemui Marvel
187
Marvel, Keenan, Celine Dan Rencananya
188
Penawaran Celine
189
Angga Mengetahuinya
190
Keenan Mabuk
191
Bagaimana Rasanya?
192
Dan Akhirnya...
193
Membangunkan Thalia
194
Mencoba Menghindar
195
Informasi Dari Celine
196
Rencana Keenan
197
Semakin Sempit Saja
198
Masih Ragu
199
Berita Mengejutkan
200
Pertanyaan Thalia Pada Billy
201
Rasa Penasaran Thalia
202
Menolak Permintaan Keenan
203
Rumah Siapa Ini?
204
Hadiah Dari Keenan
205
Kekesalan Thalia
206
Jangan Sentuh Aku
207
Rencana Keenan
208
Bertemu Sang Ayah
209
Aku Tidak Perduli
210
Merasa Di Ikuti
211
Wanita Hamil Itu Merepotkan
212
Bertemu Lia
213
Permintaan Lia
214
Kekhawatiran Keenan Dan Ancaman Lia
215
Keenan Dan Amarahnya
216
Ketakutan Thalia
217
Bunga Mawar
218
Laporan Billy Dan Amarah Keenan
219
Ketakutan Marvel Dan Rencana Angga
220
Rencana Untuk Menyingkirkan Keenan
221
Kedatangan Angga Di Perusahaan Keenan
222
Pertanyaan Thalia Pada Vivi
223
Kecurigaan Vivi
224
Perdebatan Thalia Dan Keenan.
225
Bentak Kan Keenan
226
Kesedihan Thalia
227
Perdebatan Logan Dan Ayahnya
228
Pertunangan Dan Pernikahan
229
Penolakan Thalia
230
Rasa Curiga
231
Menjalankan Misi
232
Keterkejutan Thalia
233
Baru Menyadari Kehilangan Thalia
234
Jangan Pernah Melewati Batasmu
235
Hasil Rekaman CCTV
236
Rasa Penasaran
237
Kebingungan Thalia
238
Indentitas Pria Paruh Baya
239
Penolakan Thalia
240
Tidak Ingin Memberikan Harapan Palsu
241
Hasil Rekaman CCTV
242
Mendobrak Pintu Kamar
243
Keegoisan Dan Perhatian Angga
244
Ajakan Angga
245
Pertengkaran
246
Penjelasan Thalia
247
Hinaan Abella Dan Kemarahan Thalia
248
Kekhawatiran Angga
249
Mencoba Menenangkan
250
Melakukan Misi Penyelamatan
251
Bertemu Thalia
252
Keenan Terluka.
253
Provokasi Keenan
254
Flashback
255
Tidak Menyangka
256
Keadaan Keenan Dan Thalia
257
Rumah Sakit
258
Kelahiran Si Kembar
259
Donor Darah
260
Menenangkan Thalia
261
Cerita Angga
262
Berdamai Dan Melepaskan.
263
Belajar Memberikan ASI
264
Kondisi Keenan Dan Thalia
265
Rencana Siska Dan Nino
266
Mengikuti Rencana
267
Keenan Sadar
268
Meyakinkan Keenan.
269
Permintaan Keenan
270
Ucapan Keenan
271
Ethan Sykes Alexander Dan Nathan Sykes Alexander
272
Kekhawatiran Thalia
273
Respon Keenan
274
Permintaan Maaf
275
Marry Me
276
Mencari Ethan dan Nathan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!