"Kak, Keenan! Lepasin, Kak!"
Thalia menangis dalam diam menahan rasa malu karena menjadi tontonan banyak orang.
"Kamu itu, bukannya pergi ke sekolah malah kelayapan gak jelas. Ngapain aja kamu di cafe itu?Apa kamu itu mau jadi cewek yang gak bener, Hah?!" Bentak Keenan keras
"Tapi, Kak. Thalia hanya sedang berkumpul dengan teman-teman Thalia aja. Sekalian ngerjain tugas sekolah." jawab Thalia.
"Kakak tidak perduli dengan alasanmu. Sekarang pulang!" Bentak Keenan dan lanjut menarik tangan Thalia dengan kasar.
Thalia langsung menciut, dia tidak berani berkutik ketika Keenan yang telah mengambil tindakan.
Keenan menarik paksa tangan Thalia hingga menuju ke arah parkiran. Bahkan, Keenan tidak menghiraukan rintihan Thalia yang menahan sakit di pergelangan tangannya.
Keenan langsung membuka pintu mobilnya dan dengan kasar langsung mendorong tubuh Thalia dengan sangat kasar.
"Kak Keenan, sakit." lirih Thalia sambil memegangi tangannya yang sudah memerah akibat cengkraman tangan dari Keenan yang terlalu kuat.
Sedangkan Keenan hanya memberikan tatapan datarnya kepada Thalia yang sedang meringis kesakitan. Kemudian, Keenan segera masuk kedalam mobilnya dan segera mengemudikannya.
"Thalia, dengarkan Kakak. Kamu itu udah gede, dan harusnya kamu itu udah tahu bagaimana caranya harus menghargai waktu. Kalau sudah waktunya pulang sekolah ya kamu itu harus pulang. Jangan malah keluyuran kayak tadi, Kakak itu gak suka ya kalau kamu berulah seperti tadi. Sekarang yang pegang kendali buat memantau kamu itu Kakak, dan bukannya Bunda atau Papa lagi. Jadi, kamu itu harus nurut apa yang Kakak perintahkan. Jika kamu tidak mau menurut, maka kamu akan tanggung sendiri akibatnya." ucap Keenan memberikan peringatan pada Thalia sambil fokus mengendarai mobil.
Sedangkan Thalia yang mendengarkan ucapan dari sang Kakaknya hanya bisa diam dan menundukkan kepalanya. Ya, Thalia tidak ingin membuat Kakaknya semakin marah padanya, apalagi jika dia melawan Kakaknya.
"Sebenarnya kamu itu mendengarkan ucapan Kakak nggak sih, Thalia!" Bentak Keenan yang kini sedang menatap Thalia lewat kaca spion.
Thalia langsung mendongak gelagapan ketika mendengar suara Kakak tirinya itu yang membentak dirinya.
"Iya, Kak. Lia denger Kok." Jawa Tahlia sambil menahan rasa takutnya.
"Awas aja kalau kamu berani kelayapan seperti tadi. Ingat, sebelum kamu mau pergi itu harus ijin dulu dengan Kakak. Kakak gak akan segan - segan memberikan hukuman untuk kamu jika kamu tidak patuh dengan Kakak." ancam Keenan.
Thalia pun hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan patuh. Ya, pada akhirnya Thalia lagi dan lagi tidak bisa menolak apa yang Kakaknya itu ucapkan.
"Kamu itu perempuan, Thalia . Dari pada kamu kelayapan sama teman - teman kamu mendingan kamu langsung pulang dan bantu - bantu Bunda yang sedang berada di dapur. Sekalian kamu itu belajar memasak jangan keluyuran gak jelas seperti tadi. Karena nantinya kamu itu bakalan jadi istri dan jadi seorang ibu. Coba bayangkan kalau nantinya kamu udah berumah tangga dan gak bisa masak ataupun melakukan hal yang lainnya, terus gimana dengan nasib suami kamu dong nanti, bisa mati kelaparan jika kamu gak bisa melayani ya." tegur Keenan yang tidak henti - hentinya mengomeli Thalia.
"Iya - iya, baiklah. Aku akan nurut sama Kakak. Tapi tolong jangan ngebut - ngebut bawa mobilnya. Thalia takut, Kak." pinta Thalia dengan raut wajah yang memucat karena ketakutan.
"Hm, baiklah." jawab Keenan. Dan keenan pun langsung mengurangi kecepatan dari mobilnya.
Dan selama perjalanan pulang ke rumahnya, Thalia hanya diam dan memasang ekspresi wajah yang terlihat kesal. Ya, Thalia sangat malu saat berada di cafe tadi, saat dia di bentak - bentak oleh Kakak tirinya. Dan ia juga sangat malu dengan teman - temannya yang sudah melihat perilaku buruk dari Kakak tirinya itu. Padahal Thalia jarang sekali ikut jalan - jalan bersama dengan teman - temannya. Dia berfikir jika bersama dengan teman - temannya bisa melupakan sedikit rasa ketakutan yang dialaminya pada Kakak tirinya itu.
***
Begitu mobil yang di tumpangi oleh Keenan dan Thalia sampai di depan Mansion mereka, Thalia pun langsung membuka pintu mobil dan langsung berlari sangat kencang memasuki rumah tersebut. Dan Thalia langsung berlari menuju ke arah kamarnya yang berada di lantai dua, dan langsung mengunci pintunya dari dalam kamarnya.
Dan tidak lama kemudian, sebuah gedoran pintu kembali terdengar sangat keras dan berhasil mengejutkan Thalia.
"Thalia. Buka pintunya sekarang!! Jika sampai hitungan ke tiga kamu masih tidak membuka pintu ini. Aku bersumpah akan langsung mendobrak pintu kamarmu dan menghukum mu dengan sangat berat." Teriak Keenan dan masih menggedor pintu kamar Thalia dengan sangat keras.
Mendengar teriakan dari sang Kakak tirinya, membuat Thalia takut dan bimbang.Ya, Tahlia pun tahu, jika Keenan akan selalu serius dengan ucapannya. Namun, Thalia juga tahu jika ia membuka pintu kamarnya sekarang dia pasti akan mendapatkan hukuman juga dari Kakak tirinya itu.
"Satu..." teriak Keenan, hingga membuat badan Thalia mulai gemetar ketakutan.
"Dua..."
"Tiga."
Brak.
Saat Thalia hendak membuka pintu kamarnya, Keenan sudah lebih dulu mendobrak pintu kamar Thalia. Hingga membuat Thalia yang ada di depan pintu kamarnya langsung terdorong dengan begitu keras dan terjatuh di lantai.
"Kak Keenan apa - apaan sih? Kenapa langsung mendobrak pintu kamarku dengan kasar begitu. Lenganku kan jadi sakit!" Seru Thalia sambil mengeluhkan kondisinya akibat ulah Kakak tirinya yang mendobrak pintu kamarnya dengan sangat cepat.
"Apa kau masih ingin di hukum lagi olehku, Hm?" Ucap Keenan yang tidak memperdulikan keluhan dari Thalia.
"Kalau begitu, kau itu jangan pernah membantah ucapan Kakak lagi. Apa kau paham?" peringat Keenan yang langsung di balas oleh anggukan kepala dari Thalia.
"Good, girl." ucap Keenan sambil mengusap dengan pelan puncak kepala Thalia. "Kalau gitu kamu mandi dan setelah itu kita makan siang bersama. Kamu tadi belum makan siang, bukan?" lanjutnya
"Belum," jawab Thalia dengan pelan.
"Baiklah. Setelah kamu selesai mandi kita langsung makan siang bersama." ucap Keenan.
"Kalau begitu aku mandi dulu ya, Kak." jawab Thalia sambil berjalan masuk kedalam ruangan kamar mandi.
Setelah itu, Keenan langsung masuk kedalam kamarnya, untuk mengerjakan pekerjaan yang sempat terbengkalai saat dirinya sedang meeting. Dan Keenan pun langsung menelepon rekan bisnisnya yang sudah ia tinggalkan di cafe saat melihat adiknya sedang berada di sana.
******
Hay... hay! Kalian yang sudah baca Bab ini jangan lupa kasih likenya dong untuk author.D
Kalau ada yang mau ngasih 🌷atau ☕ juga boleh kok hehehe. Seperti biasa author juga mau mengingatkan pada para reader ku. Yuk, kasih sajen votenya untuk author. Komentarnya juga jangan sampai lupa yah~
Author selalu menunggu komenan dari kalian loh😁
Makasih...
Bersambung....
Terima kasih sudah membaca. Maaf jika masih banyak typho.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 278 Episodes
Comments
Launia
sangat gila kakak tirinya ini
2023-08-06
3