"Ruangan khusus apa?" tanya jeni penasaran.
"Nanti saja aku jelaskan, cepat bantu aku buat beresin ini semua!" perintah yuta kang yang tak di bantah oaleh jeni.
Setelah beberapa menit, selesailah mereka membereskan file-file dan merubah ruangan menjadi ruang kerja biasa.
"Huh... rasanya seperti di kejar anjing" dengus jeni capek.
"Ini sih bukan anjing lagi, tapi bapaknya, hahahahhahaha...." mereka tertawa bersama.
Ketika sedang tertawa tiba-tiba "sreeeettt......."
Pintu geser itu terbuka dengan cepat.
Mereka berdua sontak diam dan berdiri dari duduknya.
Wajah yang tak asing ada di hadapan mereka.
Jeni dan yuta kang membungkuk tanda hormat.
"Sedang apa kalian disini?" tanya direktur dengan suara beratnya.
"Saya sedang membersihkan ruangan ini pak, karena akan saya buat kantor untuk staff magang bulan depan" bohong pak kang.
"Kalau aku kesini untuk bertemu antoni, tadi aku berpapasan di jalan dengan pak kang" aku jeni
"Baiklah ikut aku ke ruanganku" ajak antoni kepada jeni.
"Ok" jawab jeni ringan.
"Kau berhutang penjelasan padaku" bisik jeni pada pak kang sambil berlalu.
Pak direktur, antoni dan jeni pergi keluar ruangan.
Tinggallah pak kang seorang diri dengan kaki yang lemas.
"Huh......" hembusan nafas besarnya sambil bersandar di dinding.
"Baiklah yuta, kita lihat saja nanti apa yang akan terjadi" gumamnya lelah.
Setelah berkeliling kantor, pak direktur pun berpamitan pada antoni dan jeni untuk kembali kerumah.
"Jaga kesehatan mu, makanlah yang teratur, aku tunggu kehadiranmu dirumah" pesan pak direktur pada antoni sambil menepuk pundaknya.
Antoni hanya menunduk dan membungkukkan badannya tanda hormat diikuti oleh jeni, "hati-hati dijalan paman" kata jeni.
Antoni masuk ke dalam dan diikuti jeni, mereka menuju ruangan antoni yang besar.
"Duduklah! ada perlu apa kemari sepagi ini?" tanya antoni.
"Kebetulan saja aku lewat dan ingin sarapan bersamamu" jawab jeni.
"Baiklah mari kita makan, kau mau apa?" tanya antoni.
"Aku ingin roti isi".
"Baiklah, aku akan memesannya" kata antoni sambil mengutak-atik ponselnya.
"Kenapa tidak keluar dan membelinya" rengek jeni ditelinga antoni.
"Aku banyak kerjaan hari ini, kita makan disini saja ya, kain kali kita makan diluar".
"Ok boss" jawab jeni singkat sambil kembali duduk di sofa.
Selang beberapa menit, datanglah pengantar makanan membawa tiga roti isi dan tiga kopi panas.
"Datanglah keruanganku" telpon antoni.
Segera datang orang yang di maksud "iya tuan, ada yang bisa saya bantu" kata pak kang.
"Duduklah, mari kita makan bertiga, sudah lama tidak makan bertiga, yakan jen" ajak antoni.
"Baiklah tuan"
"Ketika seperti ini panggil saja aku antoni seperti dulu".
"Baik" jawab yuta kang sambil tersenyum menawan dan duduk di sofa.
Usia mereka bertiga tidaklah terpaut jauh. Antoni 27 tahun, jeni 25 tahun, dan yuta 29 tahun. Tapi yuta tahu tempat dan siapa dirinya, jadi dia harus mengikuti peraturan.
Mereka bertiga makan roti isi sambil senda gurau seakan bernostalgia.
Di sela pembicaraan, yuta diam-diam memperhatikan jeni yang tertawa lepas, tawa dan senyum yang masih sama seperti saat pertama bertemu dulu. Senyum menawan yang hanya jeni pemiliknya.
Senyum yang membuat hati dingin yuta meleleh.
"Sungguh senyum yang menawan tak lekang waktu" begitulah kira-kira arti pandangan itu.
"Baiklah, aku pergi dulu ya, terimakasih untuk sarapan dan waktunya, lain kali aku yang traktir, ok!!", pamit jeni.
"Aku akan mengantarmu" kata yuta sambil membukakan pintu untuk jeni.
"Kau masih berhutang penjelasan padaku" kata jeni dengan manja.
"Baiklah, ketika ada waktu aku akan menelponemu" jawab yuta dengan simpul senyumnya.
"Ok bye" pamit jeni sambil melambaikan tangannya.
"Hati-hati dijalan" jawab yuta dengan lambaian juga.
Malam menjelang
"Pulanglah pak kang, aku masih ada pekerjaan yang harus aku selesaikan" perintah antoni.
"Akan aku temani hingga selesai" kata pak kang.
"Tidak perlu, pulanglah! Aku sudah mengganggu pagimu tadi, sekarang beristirahatlah" paksa antoni.
"Baiklah, jika tuan memaksa" jawab pak kang pasrah.
"Selamat malam" sapa pak kang sambil membungkukkan badannya.
Di depan kantor, dia baru ingat kalau mobilnya dalam masalah. Yuta berjalan menuju halte terdekat sambil memainkan ponselnya. Sesekali ia menelpon seseorang dan menutupnya, ia menelpon lagi dan menutupnya lagi.
Yuta yang kesal, menendang sebuah batu kecil dan "aduh...." suara seorang wanita mengagetkan yuta yang masih tertunduk memandangi hanphonenya.
Reflek yuta mendongakkan kepala. Di lihatnya, seorang wanita yang tak asing.
"Sedang apa kamu malam-malam begini disini" tanya yuta pada jeni sambil berjalan menghampiri.
Ya..wanita itu jeni.
"Aku sedang menunggumu" jawab jeni ketus sambil mengelus-elus kepalanya yang terkena batu kecil.
"Kenapa kau tidak masuk atau menelponeku?" tanya yuta heran.
"Biarlah kau selesaikan pekerjaanmu, aku tahu bagaimana sifat atasanmu itu, hehehehehe... kekeh jeni meledek antoni yang tidak ada disana.
"Aku sudah memanggil orang untuk mengurus mobilmu" kata jeni.
"Oh.. syukurlah, dari tadi aku mencoba menghubungi beberapa bengkel, tapi karena sudah larut tidak ada yang bisa membantu."
"Terimakasih ya.. kau malaikat penolongku hari ini" puji yuta.
"Ayo aku traktir makanan enak" ajak yuta.
"Kau mau makan apa hem?" tanya yuta pada jeni sambil masuk kedalam mobil.
"Aku mau ceker pedas saja dan sedikit minum, sepertinya enak!
"Ok kita berangkat" kata yuta.
Di perjalanan mereka ngobrol banyak hal tentang masa dulu, teman-teman kuliah dulu dan lain sebagainya.
Sesampainya di kedai yang di maksud, jeni memesan dua porsi ceker pedas dan dua botol minuman.
"Wahhh ini enak sekali, menghangatkan di udara dingin ini" kata jeni sambil makan suapan pertama kemudian minum tegukkan pertama pula.
"Emmmm kau benar, aku bisa sedikit rilex berkatmu" gumam yuta sambil mengecap makanannya.
"Memang apa yang terjadi di ruangan rahasia tadi di kantor?" tanya jeni.
"Oh itu, file data kita telah ada yang membobolnya, jadi antoni memintaku untuk membentuk tim khusus untuk menyelidiki siapa yang masuk ke akses email perusahaan, tapi sudah 1 bulan ini belum juga ketemu titik terang, aku takut kalau ini terlalu lama, direktur akan mengetahuinya, dan tamatlah karir antoni dan aku" jelas yuta panjang degan raut muka sedih, membayangkan dia akan jadi pengangguran.
"Ya..tuhan... kenapa kalian diam saja, aku punya kenalan yang sangat ahli di bidang ini. Waktu satu bulan itu terlalu lama, bahkan dia bisa menyelesaikan dalam waktu tiga hari saja" teriak jeni sedikit kaget.
"Nanti aku hubungkan kalian ya" lajut jeni.
Yuta hanya mengangguk tanda setuju.
Setelah selesai makan dan bercerita, yuta akan membayar tagihan. Dia merogoh semua kantongnya. Kantong belakang, samping, kantong jas tapi tidak menemukan dompet yang ia cari.
Benda itu ada di tangan jeni. "Kau mencari ini?" tanya jeni sambil menunjukkan dompet hitam elegant.
"Oh syukurlah" yuta tenang sambil menyambar dompet itu dari tangan jeni.
"Tapi apa ini? Jelaskan padaku" selidik jeni.
"Kenapa foto antoni terlipat?" lanjutnya to the point
"Emmmmm, karena dompetnya tidak cukup jika tidak di lipat" alasan yuta.
Ternyata dompet yuta tertinggal di mobil jeni pagi tadi.
Tanpa sengaja dompet itu terbuka, ada sebuah foto yang tak asing bagi jeni.
Ya.. itu foto antoni, jeni dan yuta saat masih bersekolah bisnis dulu.
Tapi mengapa hanya ada yuta dan jeni disana.
Karena penasaran, Jeni mengeluarkan foto itu. Ternyata foto antoni terlipat kebelakang.
Jeni heran, kenapa yuta melakukan ini.
Hay teman-teman readers. jangan lupa kasih jempol, komen dan subscribe untuk mendapatkan notitikasi episode berikutnya.
next episode sangat menegangkan, nantikan ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments