Kaki yuta terasa lemas dan kesemutan hingga beberapa kali mencoba untuk berdiri.
"Aduh kakiku" pekik yuta.
"Kau ini kenapa pak kang, kenapa harus seserius ini?" tanya antoni membantu pak kang untuk berdiri.
"Tidak apa-apa tuan, saya permisi" kata pak kang sambil meringis.
Menjelang siang orang suruhan jeni pun tiba di kantor antoni.
Pak kang segera menjelaskan kronologi kejadiannya. Detektif muda berparas oriental itu mengangguk-angguk tanda mengerti. Jemarinya sesekali memainkan pena.
"Baiklah saya akan mulai mengerjakannya" kata detektif itu.
Pak kang segera memberikan semua berkas dan cctv yang di perlukan untuk penyelidikan.
Tiga hari berlalu.
"Hari ini tuan ada rapat dengan relasi pemegang saham baru, kemudian makan siang dengan tamu dari luar negri dan malam hari ada pesta ulang tahun nenek jeni yang ke 70 tahun.
"Kirim saja hadiah yang mewah dan besar, aku tidak ingin datang" kata antoni ketus.
"Apa saya yang harus mengirimnya?" tanya pak kang ragu, ia takut bertemu dengan jeni, pasalnya sejak kejadian malam itu yuta belum menelpone jeni ataupun sebaliknya.
Yuta takut akan reaksi jeni jika bertemu dengannya.
"Iya lah kamu masak art dirumah, kamu kan tangan kananku" jawab antoni ngegas.
"Baik tuan" jawab pak kang pasrah.
Yuta alias pak kang pergi ke pusat perbelanjaan. Ia mencari sebuah hadiah yang cocok di berikan kepada nenek jeni. Ia memutuskan untuk membeli perhiasan saja karena tidak mungkin juga diberikan boneka beruang.
Mata yuta bergerilya di hamparan perhiasan dan permata.
"Mbak tolong carikan yang pas untuk nenek-nenek" pinta yuta pada salah satu karyawan toko.
"Baik, mohon tunggu sebentar" jawab pegawai.
Mata yuta tiba-tiba tertuju pada sebuah liontin yang sangat berkilau, ia membayangkan jika di pakai di leher jeni pasti sangat bagus.
"Ini pak pesanannya" kata seorang pegawai yang membuyarkan lamunan yuta.
"Oh iya mb, terimakasih" kata yuta kaget.
Setelah bersiap, yuta pergi ke pesta ulang tahun nenek jeni, sedang antoni masih menghabiskan waktu di kantor.
Setibanya di hotel tempat ulang tahun nenek jeni, yuta masuk dengan perasaan gugup dan ah..... campur aduk.
Dia tidak tahu harus bagaimana ketika nanti bertemu dengan jeni. Apa jeni akan marah padaku atau dia tidak akan memaafkanku. Aduhh... kaki dan tangannya dingin karena gugup," mengapa kau jadi begini yuta? Bersikaplah biasa saja" ia bicara dengan diriny sendiri.
Yuta masuk dengan percaya diri, karena memang keluarga jeni juga sudah mengenal siapa yuta. Bahkan sebelumnya, yuta dan antoni sering main kerumah jeni saat masih study dulu.
Yuta berjalan menuju ratu malam itu yaitu nenek jeni. Yuta memberikan hadiah untuk nenek jeni dan menyampaikan hadiah juga dari antoni.
"Selamat ulang tahun nenek, semoga kau senantiasa sehat selalu" ucap yuta.
"Terimakasih, silahkan kau nikmati acaranya" sambut nenek.
Yuta mengambil segelas minum dan menjauh mencari tempat duduk yang sepi dari keramaian.
"Benar kata antoni, acara seperti ini membuat sesak saja" gumamnya dalam hati.
Ketika sedang menikmati semilir angin malam, tiba-tiba ada suara perempuan "kenapa sendirian disini?"
Yuta seketika menoleh,
"oh jeni, apa kabar?" tanya spontan yuta.
"Aku. Kau bertanya bagaimana kabarku setelah meninggalkan aku tanpa kabar apapun" ujar jeni.
"Ehmmmm... ehmmmmm..." suara yuta tercekat seperti sulit untuk berkata. Ia menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.
"Ah.. sudahlah..." kata jeni sebal sambil membalikkan badan hendak meninggalkan yuta.
Namun langkahnya tertahan saat yuta menarik tangan lembutnya.
"Jangan pergi" pinta yuta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments