Dengan semangat Andi mulai membersihkan beberapa helai baju yang tergeletak di kasur, dia mengambil penebah untuk membersihkan debu di kasur.
Setelah dirasa bersih, andi mengajak antoni untuk membersihkan diri ke kamar mandi.
"Oh aku melupakan tas dan barang-barangku" kata antoni sambil menepuk keningnya.
Sejenak antoni lupa dengan dirinya, dengan gawainya, dengan pekerjaannya dan dengan kehidupannya kemarin. Dia terlalu fokus pada ingatan-ingatan dan kenangan masa lalunya.
Dia terbuai.
Seperti kemarau yang terguyur hujan. Kerongkongannya seperti basah setelah kering berpuasa, karena bahagia yang luar biasa bisa pulang ke kampungnya meski masih menjadi orang asing.
"Andi, temani aku mengambil tas di mobil" ajak antoni.
"Aaayok" jawabnya dengan semangat.
Keluar dari pintu depan, angin dingin menyambut lembut. Suara jangkrik bersahutan seperti nyanyian malam yang tak pernah dia dengar. Bulu tangannya berdiri karena dingin yang menyergap. Tangannya menyikap dan telapak tangannya menggosok naik turun untuk menghangatkan lengannya.
Ketika melintas di depan rumah bu ratih, antoni memperlambat langkahnya, dia memperhatikan rumah yang nampak tenang karena penghuninya sudah terlelap. Lampu kuning remang yang menerangi menambah keheningan dirumah itu.
"Ayo kak" ajak andi sambil menggoyangkan lengan antoni.
"Kakak kenapa, jam segini bu ratih sudah tidur. Dia akan bangun besok pagi-pagi sekali."
"Apa dia tinggal sendiri?"tanya antoni penasaran.
"Iya dia tinggal sendiri".
"Ouhhh..." antoni mengangguk tanda megerti.
Dalam hati dia bertanya, "dimanakah adik perempuannya, bukankah dulu dia meninggalkan ibu bersama adiknya, lalu kemana adiknya pergi?" "huh...." antoni menghembuskan nafas besar. "Pasti akan kutemukan jawabannya".
Mereka kembali berjalan menuju mobil yang terparkir di mulut gang.
Setelah mengambil tas, antoni mengecek mobilnya dan kemudian mengunci otomatis.
"Tuit tuit..." bunyi mobilnya.
"Wihhhh.... keren" kagum andi
"Ajak aku jalan-jalan berkeliling dengan mobil kak"
"Ok, besok ya. Sekarang ayo kita kembali".
"Siap boss".
Sesampainya di rumah andi, antoni ke kamar mandi dan membersihkan diri.
"Huh,,, segar rasanya" seru antoni sambil berjalan ke sofa.
"Ayo kak, kita tidur berdua" ajak andi dengan tak sabar.
"Kakak adalah orang pertama yang menginp disini".
"Oh iya" tanya andi dengan nada tidak percaya.
"Iya kak, ayo sini ayo sini" rengeknya sambil menepuk-nepuk kasur, seperti merengek kepada kakak atau ayahnya.
Hati antoni serasa tak percaya bahwa anak sekecil ini hidup sendiri dengan mandiri.
Mereka berbaring bersebelahan.
"Andi kamu usia berapa?"awal pertanyaan antoni
"Sembilan tahun".
"Apa hobi kamu?"
"Apa itu hobi kak?"
"Hobi adalah suatu kegiatan yang membuat kamu bahagia dan bisa mengisi waktu luangmu" jelas antoni dengan gamblang.
"Oooh, kalau begitu, hobiku bermain bersama teman-taman, karena dengan bermain aku bisa bahagia dan lupa waktu".
"Apa temanmu banyak?"
"Iya, ada rohman, maulana,dika dan yang lainnya. Biasanya kami akan main sepak bola di pantai".
Fikiran antoni kembali melayang ke masa lalunya, saat dia bermain bersama teman-temannya. Senyum kecil yang manis menghiasi bibirnya.
"Hemmm andi, apa kamu tidak takut tidur sendirian?"
"Terkadang aku takut, tapi lebih banyak tidak takutnya sih" jelas andi dengan suara kecilnya.
"Kamu tahu tidak nama nenekmu?" Pertanyaan antoni mulai serius.
"Nek izah" jawabnya enteng.
"Betulkah?? lalu ibumu siapa namanya apa kamu ingat?"
"Hemmmmm........" andi berpikir sejenak.
"Aku sudah ngantuk kak, mau tidur dulu ya. Besok aku harus membantu pak wanto pagi-pagi". Kata andi sambil menarik selimut dan membelakangi antoni.
Andi menutup obrolan itu seakan dia tak ingin membahas tentang kedua orang tuanya.
"Ok" jawab antoni.
Sudah 2 kali andi tidak menanggapi pertanyaan tentang orang tuanya.
"Aku akan coba lain waktu dengan perlahan."
Setelah memastikan andi tertidur, antoni bangun menuju sofa dimana dia meletakkan barang-barangnya.
Dia membuka ponselnya, benar saja ada ratusan notif panggilan tak terjawab dari sekertaris kang. Dilihatnya jam yang menujukkan pukul 11 malam.
Dia membuka pesan, ada pesan dari sekertarisnya "pak tolong dijawab, proyek besar ini membutuhkan persetujuan anda".
Dengan sigap antoni menekan nomor itu untuk melakukan panggilan.
Dia memasang headfone supaya tidak terlalu berisik.
Tuuutt..tuuutt. "halo pak"
Suara berat sekertaris di sebrang sana.
"Bagaimana pak kang, maaf tadi saya banyak urusan"
Pak kang menjelaskan dengan panjang apa yang harus dilakukan oleh antoni.
Antoni membuka dan menyalakan laptopnya. Dia mulai membuka file demi file yang dikirim pak kang. Antoni akan menyelesaikan pekerjaan ini dengan cepat. Jemarinya yang lentik dengan lihai mengetik laptop itu.
Tak terasa jam menunjukkan pukul 3 dini hari.
Tiktiktiktiktktktktk...... suara keyboard laptop sepertinya membangunkan andi.
"Apa yang kakak lakukan?" Tanya andi sambil mengucek matanya yang masih mengantuk.
"Hemmmmm kakak bekerja sebentar".
"Apa ini punya kakak? Aku pernah melihat ini punya guruku"
"Oh iya, sebentar ya kakak selesaikan ini " suara sexynya menggema.
"Baiklah". Andi menurut dan menemaninya duduk di sofa.
30 menit berlalu, dan terdengar suara ketukan pintu.
Tok tok tok.... "andi apa kamu sudah bangun?"suara di balik pintu itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
AmanteDelYaoi:3
Pantesan populernya naik, sukses terus thor 👍
2023-07-16
1
Wesal Mohmad
Tidak sabar untuk sekuelnya!
2023-07-16
1
Nino
Lanjut dong, ceritanya makin seru!
2023-07-16
1