Mobil ferari merah melaju dengan kecepatan sedang, di bangku kemudi ada pria bertubuh tinggi tegap, rambut kecoklatan dengan belah tengah rapi, memakai kaca mata hitam yang menutupi mata coklat indahnya. Dia sedang menikmati aroma pantai dan pesisir yg terbentang sepanjang kiri jalan, aroma gelombang yang tak asing membuat fikirannya kembali ke masa lalu. Dimana setiap hari dia akan bermain bersama teman sebayanya di bibir pantai indah ini. Ketika sedang tenggelam dalam ingatan masa lalunya tak sadar matanya yang indah tertutup ketika bayangan perempuan muda hadir di ingatannya, namun tiba-tiba, "braaaaaakkkk!!" Suara itu mengagetkannya dan spontan menginjak pedal rem dengan cepat "ciiitttttttttt!!!!!" Matanya seketika terbuka dan bingung dengan apa yang terjadi.
Kemudian dia segera keluar dari mobilnya dan mencari tahu apa yang terjadi. Dia menuju depan mobilnya dan mendapati seorang anak kecil sekira umur 9 tahun meringkuk di aspal dengan semua barang dan beberapa ikan yang dia bawa berserakan di sekelilingnya.
"Hei, apa kamu baik- baik saja? Tanyanya dengan gugup.
"Ya, a..a..aku tidak apa-apa" jawabnya dengan terbata dan meringis kesakitan.
Dengan sigap sang pengemudi ferari membopong tubuh anak itu dan di dudukkan di bangku mobil yang masih terbuka pintunya.
"Aduh, bagaimana ini? Apa perlu aku bawa ke rumah sakit? Apa ini sakit ? Tanyanya dengan wajah bingung sambil menunjuk ke arah lutut dan siku si anak.
"Tidak, aku tidak apa-apa" si anak langsung bangkit dari duduknya menuju depan mobil, kemudian jongkok sambil memunguti barangnya yang berserakan. Pemuda itu mengikuti langkah si anak dengan khawatir. "Biar aku saja, kamu duduklah disana" cegahnya sambil memungut ikan yang berserakan. "Tidak apa-apa kakak, lain kali berhati-hatilah bila berkendara, jangan melamun".
"Iya, aku minta maaf. Aku sedang tidak fokus tadi".
Setelah mereka selesai memungut barang-barang dan beberapa ikan tadi mereka pun berdiri.
"Mari aku antar kamu pulang, dimana rumahmu? Tanya pemuda itu.
"Disana". Sambil menunjuk sebuah arah yang diikuti pandangan pemuda itu, namun ia tak melihat perkampungan, ia berpikir bahwa rumah anak ini jauh dan dia harus berjalan dengan kaki terluka. Hatinya tak tega dan merasa bersalah.
"Baiklah, mari aku antar".
"Apa aku tidak akan mengotori mobilmu dengan barang bawaanku ini? Tanya si anak dengan ragu karena yang terlihat mobil itu sangat bagus dan mengkilap bahkan dia belum pernah melihat secara langsung mobil seperti itu.
"Aah tentu saja tidak". Pemuda itu mengambil barang bawaan sianak dan di letakkan di belakang. Kemudian anak itu duduk di sebelah pengemudi, tak lupa sabuk pengaman di kenakan.
"Ayo, kamu siap?"
"Ya" jawabnya dengan semangat. Dari raut wajahnya dia sangat senang bisa naik mobil sebagus itu, kesempatan yang tidak akan pernah datang dua kali, pikirnya.
Mobil pun melaju dengan santai.
Di sepanjang perjalanan mereka mengobrol dengan santai.
"Siapa namamu? Tanya pemuda itu
"Namaku andi, tapi teman-teman biasa memanggilku kelling"
"Kenapa?" Tanya pemuda itu sambil tertawa kecil.
"Ya kakak bisa tahu sendiri kenapa mereka memanggilku kelling" gerutu andi dengan pelan.
Ya karena andi bertubuh kecil agak kurus dan kulitnya sedikit gelap.
"Ada-ada saja temanmu itu" pemuda itu tertawa sambil mengelus kepala andi. Tawanya sangat manis yang melihatkan lesung pipinya.
"Kalau kakak siapa nama nya?"
"Hmmmmm, jawab gak ya" godanya pada andi.
"Ya harus di jawab kak, kan andi bertanya" tegas andi dengan suara kecilnya.
"Nama kakak antoni, teman kakak dulu memanggil kakak dengan sebutan sipit, hahahaha " jawabnya sambil tertawa.
"Kenapa begitu,padahal mata kakak tidak sipit" gumam andi sambil melihat mata pemuda itu dengan seksama.
"Iya, entahlah. Mungkin karena mata kakak lebih sipit dari teman yang lain, Heheheh" jawabnya sambil terkekeh.
"Kakak sepertinya bukan dari sini, ada urusan apa kakak datang kesini, apa mau berlibur?"cecar andi.
"Hmmmmm, kakak ada sedikit urusan di kampung S".
"Rumahku juga di kampung S kak, kakak mau kerumah siapa biar aku tunjukkan."
"Oh iya, kebetulan sekali kita bertemu, ini namanya keberuntungan iya kan" antoni tersenyum dengan mata menggoda.
"Memang kak antoni mau kerumah siapa, biar aku tunjukkan. Aku mengenal semua orang yang ada disana. Dari anak-anak hingga orang tua, kakak mau kerumah siapa heh heh" jelas andi.
"Oh iyaaa, wah kamu terkenal juga ya" nada antoni dengan kagum
"Iya kak, semua orang akan memanggilku untuk membantu melakukan sebuah pekerjaan".
"Apa kamu tidak sekolah?"
"Aku sekolah setiap hari sabtu dan minggu saja karena senin sampai jumat guruku mengajar di kota" terang andi dengan suara yang bersemangat.
"Apa masih tidak ada sekolah disana?"
Andi diam dan hanya menggelengkan kepalanya.
Antoni hanya tersenyum sambil mengusap kepala andi.
Antoni berpikir, kenapa kampungnya tidak ada perubahan selama 10 tahun.
Antoni berasal dari kampung S, dia besar disana hingga usia 17 tahun, kemudian dia diajak ayahnya pergi dari kampung itu menuju negara lain, negara K yaitu negara asal ayahnya. Dia meninggalkan ibunya dengan seorang adik perempuan yang amat dia sayangi.
Tanpa perlawanan dan penjelasan apapun ibunya melepas antoni pergi bersama orang asing yang dijumpainya baru beberapa jam. Saat itu antoni meminta penjelasan kepada ibunya sambil memohon dan menangis tapi ibunya hanya diam tanpa expresi, "apa ibu senang jika aku pergi? Jika itu yang ibu inginkan maka aku akan pergi seperti kemauan ibu". Rengeknya sambil terisak. Dengan sinis ibunya menjawab "ya pergilah bersamanya, kamu akan bahagia disana, ibu lelah mengurus kalian biar adikmu disini bersamaku". Setelah mendengar kata-kata ibunya, antoni hanya bisa pasrah mengikuti perintahnya.
Antoni mengikuti orang asing yang memperkenalkan dirinya sebagai ayah kandungnya. Seorang ayah yang belum pernah ia jumpai sedari kecil. Karena ketika antoni bertanya tentang ayah kepada ibunya, ibunya pasti akan menjawab bahwa ayahnya sudah bahagia dan tak perlu lagi di tanyakan. Sejak itupun antoni menghapus sosok ayah dalam dirinya.
Tak terasa hampir 1 jam perjalanan menuju kampung S, dan mereka pun sampai.
Hati antoni berdesir merasakan udara di kampung halamannya, rasa haru, rindu, dan nyaman bercampur menjadi satu. Dia memandangi setiap sudut kampung yang dapat di jangkaunya. Kampung itu tidak banyak berubah, hanya ada beberapa rumah baru yang berdiri, rumah lama yang sudah di renovasi, dan ada juga beberapa toko besar sejenis minimarket yang berdiri. fikirannya melayang kemasa indahnya dulu, walau hidup dengan sangat sederhana tapi dia merasa bahagia. Ahh rasanya ingin kembali ke masa itu. Dia memejamkan mata dalam-dalam. Setelah beberapa detik dia berusaha menyadarkan diri dan membuka matanya kembali.
"Rumahmu dimana, mari aku antar?" Tanya antoni sambari mengeluarkan barang-barang andi.
"Disana kak", sambil menunjuk satu gang.
Mereka berjalan menyusuri gang kecil. Sebuah gang yang sangat familiar diingatannya.
Pikiran antoni berlayar kemasa lalu, disaat dia sedang berlarian bersama teman-tamannya, main kejar-kejaran, bersembunyi dirumah warga sekitar.
Saat dia lelah bermain dan pulang kemudian di sambut oleh sang ibu dengan pelukan hangat, saat-saat dia bersantai di teras rumah dipangkuan ibunya, itulah kenangan yang paling membekas dalam ingatannya.
Senyum kecil tersungging di bibirnya.
Tiba-tiba netranya tertuju ke sebuah rumah yang tak asing, sebuah rumah sederhana yang terlihat terawat meski hanya terbuat dari anyaman bambu.
Saat melintas di depan rumah itu, terdapat sebuah bangku panjang lawas yang sangat dia kenal. Di sana ada seorang perempuan tua yang kurus sekira umur 55 tahun dengan rambut putih menutup seluruh kepalanya duduk termenung. Pandangannya kosong kearah jalan, seakan dia sedang menunggu seseorang.
"Bu ratih, mari", sapa andi kepadanya. Ya nama ibu itu bu ratih.
Seketika lamunan bu ratih pecah, "eh andi sini, mampir sini sebentar Ibu punya sesuatu", panggil ibu ratih sembari melambaikan tangannya.
"Iya bu".
Andi dengan sigap berlari kearah bu ratih.
"Sebentar ya kak".
Antoni mengangguk sambil tersenyum. Pandangannya nanar, badannya bergetar, bibirnya terkatup menahan gejolak emosi di hatinya, tangannya menggenggam kuat menahan tubuhnya yang seolah ingin berlari menghampiri ibu ratih, rasa rindu yang membuncah, rasa benci karena kejadian saat itu, perasaan ingin memeluk dan menciuminya, ahh pokoknya semua rasa campur aduk yang tidak bisa diungkapkan.
Dia menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya dengan kasar, itu dia lakukan berulang-ulang sampai dia merasa tenang.
Ya benar,, Ibu ratih adalah ibu antoni yang sangat dia sayangi. Ibu yang ia rindukan dan ia kasihi. Tapi dia tak bisa langsung memeluknya karena ada banyak hal yang ingin dia ketahui tentang masa lalunya.
Karena selama 10 tahun dia tinggal bersama ayahnya, tak pernah sekalipun ia bertanya tentang kisah kedua orang tuanya. Hanya menganggapnya sebagai orang asing yang memperkerjakannya untuk di jadikan ceo perusahaan olahan makanan miliknya. Karena tubuh lelaki itu semakin lama semakin tua dan tak kuat lagi untuk memimpin perusahaan.
Tak lama andi kembali dengan wajah yang sumringah, dia menenteng sesuatu. "Ayo kak kita lanjut".
"Ok".
"Kamu membawa apa andi?"
"Makanan dan buah apel merah kak, bu ratih setiap hari memberiku makanan dan apel merah. Dia memasak ayam goreng setiap hari. Dirumahnya juga banyak apel merah, katanya untuk anak lelakinya yang akan pulang, tapi sayang anaknya tidak kunjung pulang, jadi aku yang menghabiskan ayam goreng dan apel-apel itu" jelas andi.
Perasaan antoni kembali resah setelah beberapa saat tenang, dia tahu benar bahwa ayam goreng dan apel merah adalah makanan favoritnya dulu, ketika hendak tidur ibunya akan bertanya "besok mau dimasakin apa?".
Jawaban antoni pasti ayam goreng. Namun setelah ia pergi ke negara K, ia tak lagi makan ayam goreng dan apel merah, karena hal itu menyakitkan hatinya dan menambah kerinduan pada ibunya.
Dengan suara bergetar antoni bertanya"Kenapa putranya tak kunjung pulang, memang kemana putranya?"
"Entahlah, menurut orang-orang putranya pergi memilih untuk tinggal bersama ayahnya di luar negri".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Dậu nè Phèo ơi
Aku sangat penasaran! Kapan Thor akan update lagi?
2023-07-14
1
Renji Abarai
Aku bisa tunggu thor, tapi tolong update secepatnya.
2023-07-14
1