Setelah Han Hao menelan Pill pemberian Ling Tian, Han Hao langsung bermeditasi sesuai arahan Ling Tian.
Tubuh Han Hao diselimuti oleh energi yang transparan.
"Sangat Lemah~ Energi ini bahkan belum menjadi Qi dan hanya dalam tahap awal pembentukan." Ling Tian bergumam sendiri.
Tahap awal pembentukan merupakan tingkat awal untuk menjadi seorang Kultivator. Seseorang akan menjadi Kultivator sejati jika dia sudah menjadikan Energi miliknya menjadi Energi Qi.
Sangat mudah untuk melihat jika seseorang sudah menjadi Kultivator Sejati. Apabila seseorang sudah menjadi Kultivator sejati, Energi yang dipancarkan-nya akan menjadi berwarna.
Untuk mencapai tingkatan tersebut, seseorang harus melewati dua tahap, yaitu awal pembentukan dan pembentukan tubuh.
Setelah melewati dua tahap tersebut maka barulah akan masuk ke tahap pembentukan Qi dimana mereka akan menghasilkan Energi Qi-nya.
Ling Tian tidak bisa tidak teringat akan dirinya pada tahap tersebut. "Karena bakat-ku, aku hanya melewati tahap itu semua hanya beberapa hari." Gumam Ling Tian tidak bisa menahan senyum-nya.
"Argh~"
Ling Tian melihat Han Hao yang sekujur tubuh-nya bermandikan keringat sambil menahan sakit-nya.
"Sekarang efek Pill-nya sedang mengobati semua luka pada tubuh-nya." Ucap Ling Tian.
"Pill yang baru saja kuberikan memang cukup rendah untuk seorang Dewa namun itu sangat berharga untuk seorang Kultivator terutama bagi mereka yang pada tahap pembentukan." Lanjut Ling Tian.
Bagi Ling Tian, dia dapat memberikan Pill tersebut seperti sampah. Pill yang dia berikan merupakan Pill yang dulunya dia simpan saat belum menjadi dewa sehingga dia memiliki banyak sekali Pill tersebut.
Satu Jam berlalu~
Hoam~ Ling Tian menguap. "Begitu lama? Hanya menyerap Pill itu saja begitu lama?" Ling Tian tampak begitu bosan hanya melihat Kakek tua tersebut bermeditasi.
Krek~ Tiba-tiba seseorang membuka pintu ruangan pribadi Han Hoa.
"Kakek, Aku masuk." Suara Han Nan terdengar kemudian dia masuk bersama dengan gadis kecil, Ling Mei.
"Ayah~" Ling Mei langsung berlari ke arah Ling Tian saat dia melihat-nya dan langsung melompat ke pangkuan-nya.
"Bagaimana? Apa kamu sudah bersenang-senang?" Tanya Ling Tian dengan lembut.
Ling Mei mengangguk seperti anak ayam. "Aku sangat senang, bahkan Kakak Nan banyak membelikan ku sesuatu." Katanya sambil memamerkan beberapa mainan yang dia beli bersama dengan Han Nan.
Melihat anak-nya yang begitu senang, Ling Tian mengusap kepala-nya dengan lembut.
"Apa yang sedang dilakukan Kakek? Mengapa dia bermeditasi?" Han Nan bertanya kepada Ling Tian dengan begitu penasaran.
"Dia sedang memulihkan dirinya." Kata Ling Tian dengan santai.
"Apa~ Penyakit Kakek bisa disembuhkan?" Dia berteriak cukup kaget, dia tentu tahu bagaimana Kakeknya begitu putus asa karena tidak ada yang menyembuhkan luka miliknya.
"Ayah, Apa Kakek Hao sakit?" Ling Mei yang berada di pangkuan Ling Tian menjadi penasaran.
"Benar, Kakek Hao sangat sakit dan rapuh. Ayahmu ini baru saja memberikan-nya obat." Ling Tian sedikit menyombong-kan dirinya kepada anak-nya.
"Hehehe~ Ayah membual. Meimei bahkan tidak pernah melihat ayah menggunakan pakaian dokter." Katanya dengan tawa.
Ling Mei merasa ayahnya hanya bermain main pada dirinya.
Ling Tian tersenyum canggung pada anak-nya tersebut, Ling Tian memaklumi dengan pikiran Ling Mei yang masih anak-anak.
"Aku awalnya ingin sombong padanya kalau ayahnya bisa menyembuhkan orang." Batin Ling Tian.
Sedangkan Han Nan hanya menatap Ling Tian dengan lama. "Dia bisa menyembuhkan kakek? Berapa umurnya? bagaimana bisa dia begitu ahli?" Begitu banyak pertanyaan dalam pikiran Han Nan.
Tidak lama kemudian,
Han Hao membuka mata-nya. Dia menghirup nafas dengan panjang lalu mengeluarkan-nya kembali.
Dia kemudian berdiri dan melihat sudah ada Ling Mei dan Han Nan lalu menatap Ling Tian.
"Terimakasih Tuan Ling, aku tidak pernah menyangka hari ini akan datang." Kata-nya dengan nada tulus sambil mengangkupkan tangan-nya.
"K-Kakek, apa kamu sudah sembuh?" Han Nan tidak bisa menahan penasaran-nya.
Han Hao mengangguk menanggapi pertanyaan cucunya.
Han Nan langsung berlari dan memeluk Kakeknya dengan penuh suka cita. "Kakek, akhirnya kamu sembuh." Ucapnya.
Ling Mei yang masih dipangkuan Ling Tian hanya menatap dengan bingung. "Kakek Hao, apakah ayah menyembuhkan kamu?" Ling Mei bertanya.
"Hm~ Iya, Ayah kamu yang menyembuhkan aku." Kata Han Hao tersenyum.
Dia bahkan menjawab pertanyaan Ling Mei dengan serius.
Ling Mei langsung berbalik menatap ayahnya dengan kaget, "Eh~ Ayah, Kamu benar-benar dokter?" Katanya dengan nada lucu.
"Bukankah ayah sudah mengatakan yang sebenarnya. Ayahmu ini bahkan lebih hebat dari dokter biasa." Kata Ling Tian kembali menyombongkan dirinya.
"Apakah kamu masih meragukan ayahmu ini seorang dokter?" Ling Tian berkata dengan sedikit tawa kecil.
"Hehehe~ Mana mungkin, aku selalu percaya pada ayah kok." Katanya tertawa.
Han Hao yang melihat Ling Tian tersenyum pada Ling Mei, dia tiba -tiba kembali teringat bagaimana saat dia melihat Ling Tian begitu marah dengan mengeluarkan niat membunuh-nya.
Han Hao yang cukup berpengalaman dimiliter dan sudah tidak pernah memiliki niat membunuh seperti Ling Tian.
"Nan'er, Kakek dan Tuan Ling ingin berbicara berdua lagi." Pinta Han Hao.
Han Nan langsung mengerti, dia kemudian mengajak Ling Mei keluar dari ruangan.
"Apa ada lagi yang kamu butuhkan?" Ling Tian berdiri dari tempat duduknya.
Dia penasaran mengapa Kakek Tua ini meminta untuk berbicara lagi dengan-nya.
"Tuan Ling, aku hanya ingin memastikan-nya. Apakah kamu yang membunuh penculikan anak-anak itu?" Han Hao bertanya dengan hati-hati agar tidak menyinggung perasaan Ling Tian.
Ling Tian menatap Han Hao, kedua mata mereka saling bertatapan namun tatapan itu sudah membuat tubuh Han Hao bergetar.
"Aku bukan menuduh kamu, aku hanya ingin tahu saja." Lanjutnya.
Setelah Han Hao bertemu Ling Tian di taman, dia sangat penasaran dengan identitas Ling Tian dan mencoba mencarinya.
Saat dia menemukan-nya, dia cukup kaget dengan identitas Ling Tian dan bagaimana dia berhubungan dengan seorang wanita dari Keluarga Mu dari Kota A, yang juga memiliki anak bernama Ling Mei, begitu juga data-datanya.
Dia juga tahu Ling Tian menghilang beberapa tahun dan tiba-tiba saja kembali bahkan yang lebih membuat Han Hao sangat heran karena Ling Tian menjadi begitu kuat dimana Niat membunuh-nya saja membuat dia gemetar.
Kemudian saat anak-nya datang dengan membawa sebuah kasus, dia teringat dengan nama sekolah Ling Mei yang sama dengan kasus penculikan tersebut dan bagaimana Ling Tian mengeluarkan Niat membunuh pada waktu bersamaan dengan penculikan tersebut.
Han Hao tidak menyalahkan tindakan Ling Tian, bahkan jika dia dalam posisi tersebut tentu akan membunuh semua penculik-nya.
Dia hanya penasaran bahwa master yang membunuh semua penculik tersebut adalah Ling Tian dan bukan orang lain.
"Benar, Itu aku."
[Bersambung]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Harman LokeST
maaaaannnntttttttttttttaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaappppp baaaaaaaaaaaaaaaaannnnggggasaaatttttt ceritanya author lanjut terus menerus
2023-09-07
0
Nur_aisyah Rahman
lanjut terus thor.. 1 vote setiap senin
2023-08-21
1
Ari Ekajaya
lanjut thor semangat yo
2023-08-21
0