"Shena, kamu kenapa menangis?" tanya Arnav saat menerima telepon dari Shena. "Iya, iya, aku ke sana sekarang." Arnav menyimpan ponselnya kembali di saku jaketnya setelah melihat share lokasi terkini dari Shena.
"Shena kenapa?" tanya Vicky.
"Gak tahu, dia nangis. Gue mau ke sana sekarang."
"Kata lo dia keluar sama Gala. Jangan-jangan Gala sudah apa-apain Shena." Vicky masih mengikuti Arnav.
"Gue akan hajar siapapun yang menyakiti Shena." Arnav memakai helmnya lalu naik ke atas motornya.
Vicky juga mengikuti Arnav dengan motornya.
Sesekali Arnav melihat ponselnya memastikan tempat yang dia tuju. Setelah sampai, Arnav melihat Shena yang masih saja menangis di pinggir jalan. Arnav segera turun dan menghampirinya. "Shena kamu kenapa?" tanya Arnav sambil melepas helmnya.
Seketika Shena menatap nanar Arnav lalu memeluknya.
"Shena, kenapa kamu berantakan kayak gini. Apa yang sudah Gala lakukan sama kamu?"
Shena semakin menangis di pelukan Arnav. "Dia bukan Gala, Kak."
Arnav dan Vicky melebarkan matanya. "Maksud kamu?"
Vicky kini juga duduk di sebelah Shena. Dia melepas jaketnya dan menutupi rok Shena yang terlihat lusuh.
"Maksud kamu apa?" tanya Arsen lagi.
"Gala udah mati dan selama ini yang menjadi Gala adalah Sky, saudara kembar Gala," cerita Shena di sela isak tangisnya.
"Sky? Gak mungkin. Sky dan Gala itu berbeda."
Seketika Vicky menepuk lengan Arnav. "Iya, berarti bener firasat gue. Tatapan mata Gala waktu itu tatapan mata Sky. Lo ingat-ingat wajah Sky dan Gala, mereka itu mirip yang membedakan mereka hanya kacamata dan penampilannya."
Arnav mengacak rambutnya sendiri, bagaimana mungkin dia bisa tidak menyadari dan justru membiarkan adiknya pergi bersama musuhnya. "Shena, apa yang sudah Sky lakukan sama kamu?"
"Kak Arnav sekarang jujur sama aku, apa Kak Armav yang menabrak Gala sampai meninggal?"
"Aku gak menabrak Gala. Anak buahnya Sky sendiri yang menabrak Gala. Jadi benar Gala udah meninggal?"
"Tapi kata Sky, Kak Arnav yang menabrak dan Sky balas dendam atas kematian adiknya."
Arnav memegang kedua pundak Shena. "Apa yang udah Sky lakukan sama kamu?"
Shena masih saja terisak. Rasanya dia tidak sanggup bercerita yang sebenarnya pada Arnav. "Sky udah..."
Tanpa Shena menjelaskan, dia sudah paham apa yang dilakukan Sky pada Shena. Rambut lusuh dan rok Shena yang berantakan, jelas saja Sky sudah menyentuh adiknya. Arnav mendekap kepala Shena dan mengusap rambutnya. "Maafkan aku, Shena. Aku gak bisa jagain kamu."
"Kak Arnav jangan bilang masalah ini sama Ibu dan Ayah."
"Tapi Shena..."
Shena menggelengkan kepalanya. "Kalau Kak Arnav bilang, yang dimarahi Ayah pasti Kak Arnav."
Arnav semakin mengepalkan tangannya lalu dia melepas pelukannya. "Vicky, bawa Shena pulang. Gue akan membuat perhitungan pada Sky."
Arnav berdiri lalu menghubungi anak buahnya untuk berkumpul menyerang basecamp Sky.
Mendengar perintah Arnav pada anak buahnya, Shena menatap Arnav. "Kak, jangan nambah masalah lagi, jangan sampai ada korban lagi dalam masalah ini. Kak Arnav harus buktiin kalau Kak Arnav bukan pembunuh Gala tapi bukan dengan cara kekerasan."
Arnav membungkukkan badannya dan menangkup pipi Shena. "Iya, aku tahu. Tapi aku tetap gak bisa terima dengan apa yang dilakukan Sky sama kamu. Dia harus mendapatkan hukumannya."
Kemudian Arnav naik ke atas motornya dan memakai helmnya lagi. Beberapa saat kemudian Arnav melajukan motornya dengan kencang.
"Shena, ayo, aku antar pulang," kata Vicky sambil mengusap bahu Shena.
Shena hanya menatap kosong jalanan dengan mata yang berurai air mata. "Kak Vicky, hidup aku udah hancur. Aku udah kotor."
"Shena..." Satu tangan Vicky mendekap bahu Shena. "Sudah jangan menangis. Sky akan mendapat hukuman dari perbuatannya ini."
"Tapi Kak Arnav beneran gak bunuh Gala kan?"
"Shena, aku saksi matanya. Anak Langit sendiri yang menabrak Gala dan menghalangi Arnav menolong Gala." Vicky melepas dekapannya lalu menghapus air mata Shena. "Jangan menangis lagi."
"Hidup aku udah hancur, Kak. Kalau memang Sky mau balas dendam, mengapa dia gak bunuh aku aja daripada lakuin ini sama aku."
"Sssttt, jangan bilang seperti itu. Kamu masih bisa memperbaikinya."
Shena menggelengkan kepalanya. "Gak mungkin bisa. Sky udah ambil sesuatu yang berharga itu, gak akan mungkin bisa kembali lagi seperti sebelumnya."
Vicky semakin menatap Shena. Baru kali ini dia melihat Shena hancur seperti ini. Rasanya dia juga ikut hancur. Andai saja dia bisa menghapus kesedihan Shena. "Shena, apapun yang terjadi sama kamu, aku akan tetap sayang sama kamu."
"Sayang?" Seketika Shena menatap Vicky. Ungkapan sayang dari Vicky kali ini sangat berbeda dari biasanya.
"Iya, aku sangat sayang sama kamu. Aku sangat mencintai kamu. Melihat kamu menangis seperti ini hati aku ikut hancur."
"Sayang kakak ke adik?" tanya Shena memastikan lagi.
Vicky menggelengkan kepalanya pelan. "Rasa cinta dan sayang seorang laki-laki pada wanitanya."
Shena membulatkan matanya lalu dia membuang wajahnya. Bagaimana bisa Vicky memiliki perasaan itu padanya? Mereka sudah bersama-sama sejak kecil sebagai keluarga, harusnya perasaan itu tidak ada.
"Maaf, aku justru menambah beban pikiran kamu. Lupakan soal itu, anggap saja aku tidak pernah mengatakannya. Ayo, aku antar kamu pulang."
Shena hanya menganggukkan kepalanya. Setelah Vicky naik ke atas motornya, Shena kesulitan untuk menaiki motor sport yang lumayan tinggi itu karena bagian bawah tubuhnya masih terasa sangat sakit.
"Gak bisa?" Vicky menjagrak motornya lalu dia turun dan mengangkat tubuh Shena naik ke atas motor. "Kamu duduk miring saja, aku jalan pelan-pelan."
Setelah Vicky naik ke atas motornya, dia segera melajukan motornya dengan kecepatan standart.
Di belakangnya kedua tangan Shena berpegangan pada pinggangnya. Dia usap tangan itu sesaat. Entah mengapa perasaannya pada Shena semakin besar dari hari ke hari.
"Kak Vicky gak akan jauhin aku kan?" tanya Shena sambil menempelkan dagunya di bahu Vicky.
"Gak akan. Aku akan selalu ada untuk kamu sampai kapanpun."
Shena semakin mengeratkan pelukannya. Seandainya tidak ada hubungan keluarga di antara mereka pasti Shena bisa membalas cinta Vicky. Tapi sejak kecil yang Shena rasakan hanyalah sebatas rada sayang antara kakak dan adik.
Beberapa saat kemudian Vicky menghentikan motornya di depan rumah Shena. Dia menjagrak motornya lalu turun dan membantu Shena turun.
"Makasih, Kak," kata Shena. "Kak Vicky tolong susul Kak Arnav. Pastikan Kak Arnav gak kenapa-napa. Aku gak mau Kak Arnav menuruti emosinya."
Vicky hanya menganggukkan kepalanya. Meskipun dia sendiri juga sangat ingin menghajar Sky. "Ya sudah, kamu sekarang masuk dan istirahat."
Shena menganggukkan kepalanya lalu masuk ke dalam rumah.
Vicky kembali menutup kaca helmnya. "Sky!" Vicky menghidupkan motornya lalu melajukan motornya dengan kencang menuju basecamp Langit.
.
💕💕💕
.
Like dan komen ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Eika
dendam hebat Arnav dan Vicky
2023-07-19
2
Nona Lengary
smga kW mnderita sky
2023-07-18
1