BAB 7

Sky kembali ke kelas dan duduk di bangkunya. Dia hanya melirik Arnav yang masuk ke dalam kelas bersama Gita. Mulai sekarang dia tidak akan peduli lagi dengan Gita. Sekali dia dikhianati, maka selamanya dia tidak akan memaafkannya.

Sky kini mengambil ponsel Gala dan mencari kontak Shena. Benar saja, ternyata Gala menyimpan nomor Shena dan ada tanda hatinya.

Jadi sebenarnya Gala beneran naksir Shena.

Sky kini melihat keseluruhan isi ponsel Gala. Dia melihat banyak foto Shena di galeri ponsel Gala yang diambil diam-diam. Ternyata Gala sudah lama memendam perasaannya pada Shena.

Shena memang cantik dan baik sama Gala, jelas saja Gala suka. Tapi sayang dia adiknya Arnav.

Sky memutar-mutar ponselnya sambil berpikir. Dia tersenyum dalam hatinya.

Shena, gue pasti akan dapatin lo. Arnav pasti akan hancur saat melihat adiknya hancur.

...***...

"Nungguin Arnav?" tanya Sky. Dia kini duduk di samping Shena yang sedang menunggu Arnav di tempat parkir.

Shena menganggukkan kepalanya. "Iya, lama banget Kak Arnav pasti mojok dulu sama Kak Gita. Tahu gitu aku tadi pulang sama Vicky. Kak Arnav selalu aja gini. Chat dulu kan bisa biar aku gak nunggu lama," cerocos Shena.

Sky hanya tertegun menatap Shena. Dia hanya bertanya dua kata tapi jawabannya sangat panjang.

"Kamu sudah punya pacar?" tanya Sky. Dia bukan Gala yang takut untuk berkata jujur.

Shena menggelengkan kepalanya. "Belum punya. Ya, aku belum kepikiran untuk punya pacar. Selain gak boleh sama Ayah dan Ibu, aku sendiri juga belum menemukan cowok yang tepat."

"Kalau Vicky?" tanya Sky.

Shena menatap Sky sambil tertawa. "Kak Gala beneran lupa. Kak Vicky itu kan saudara aku. Dia Kakak sepupu aku."

"Oo," Sky baru tahu jika dalam geng phoenix ada circle keluaga juga.

Shena masih saja tertawa. "Aneh, kenapa aku merasa Kak Gala ini kayak orang lain ya."

Sky hanya tersenyum kecil. Lalu dia menatap langit yang sudah mendung. "Aku antar kamu pulang saja, udah mendung banget mau hujan. Eh, tapi aku lupa rumah kamu."

"Sebentar aku chat Kak Arnav dulu." Shena mengirim pesan pada Arnav. Entah sekarang Arnav sedang mojok dimana. "Ya udah Kak Gala antar aja. Biasanya kalau pulang sama Kak Gala, Ibu dan Kak Arnav gak akan marah."

Sky kini berdiri dan berjalan menuju motornya. Dia masih saja tersenyum dalam hatinya. Tinggal dekati Shena lalu hempaskan.

Setelah mereka berdua naik ke atas motor, Sky segera melajukan motornya. "Shen, aku beneran lupa rumah kamu."

Shena mendekatkan dirinya agar suaranya bisa Sky dengar. "Lurus aja. Nanti ada perempatan belok kanan."

Masih setengah perjalanan, tiba-tiba hujan turun dengan deras. "Hujan." Sky menepikan motornya di depan sebuah ruko yang tutup.

Shena segera turun dan berteduh di ruko itu. Sedangkan Sky kini membuka jok motor dan mencari jas hujan tapi jas hujan itu tidak ada. Sky semakin tersenyum karena keadaan benar-benar mendukungnya.

"Aku lupa gak bawa jas hujan. Kita berteduh dulu ya."

"Iya, gak papa." Shena mendekap dirinya sendiri karena hujan saat itu disertai angin.

Sky melepas helmnya lalu melepas kacamatanya yang basah.

Dia seperti bukan Gala. Shena semakin menatap Sky. Rambut yang teracak dan tanpa memakai kacamata, dia terlihat tampan. Apa ini wajah asli Gala?

Sky memakai kacamatanya lagi lalu melepas jaketnya. "Kamu pakai biar gak dingin."

Shena hanya terdiam saat Sky memakaikan jaket di punggungnya.

Sky kini duduk di lantai dan bersandar di tembok. Dia menatap langit yang hujan dan sangat mendung itu. Pikirannya kini melayang jauh.

"Kak Gala kenapa?" Shena kini juga duduk di samping Sky. "Kalau dingin pakai saja jaketnya, aku gak papa."

Sky menggelengkan kepalanya. "Aku gak papa. Hanya pusing saja. Luka aku perih kena air hujan." Tiba-tiba Sky bersandar di bahu Shena. Hanya bermodalkan akting dia akan membuat Shena semakin dekat dengannya.

Shena sedikit terkejut karena tidak biasanya Gala berani melakukan ini padanya. Ya, mungkin Kak Gala beneran sakit.

Kenapa rasanya nyaman seperti ini? Sial, gue gak boleh baper beneran sama Shena. Pandangan mata Sky semakin menunduk ke bawah. Sexy juga nih cewek. Sky semakin menunduk sampai hidung mancungnya hampir menyentuh dada Shena.

"Eh Kak, hujannya udah reda." Shena menggeser dirinya karena dia merasa risih dengan tingkah Sky.

"Oke, kita pulang saja." Sky berdiri dan memakai helmnya lagi. Dia kini naik ke atas motornya.

"Hmm, Kak jaketnya pakai aja."

"Gak usah, kamu pakai aja. Gak papa."

Shena akhirnya naik ke boncengan Sky. Beberapa saat kemudian motor Sky telah melaju.

Nanti gue cari waktu yang tepat baru gue akan jalankan rencana gue.

Sky tersenyum miring di balik kaca helmnya.

...***...

"Kamu lanjutin aja gak papa. Shena sudah pulang sama Gala," kata Arnav setelah membaca pesan dari adiknya. Saat ini dia sedang di aula menemani Gita latihan menari.

"Sorry ya, tahu gitu tadi bilang dulu sama Shena biar dia gak nunggu," kata Gita karena latihannya kali ini sangat mendadak.

"Gak papa. Shena pulang sama Gala kok jadi aman." Arnav memang sangat percaya dengan Gala. Dia tidak tahu jika Gala sekarang adalah Sky yang sedang mengintai Shena.

"Ya udah, aku titip hp dulu ya." Gita menyerahkan ponselnya pada Arnav lalu dia naik ke atas panggung.

Sesekali dia melihat Gita di atas panggung tapi dia lebih tertarik dengan ponsel yang ada ditangannya. Dia berpacaran dengan Gita sudah lima bulan tapi sama sekali belum pernah melihat isi ponsel Gita.

Dia menghidupkan ponsel Gita dan membuka kunci layar yang berpola itu. Tentu saja Arnav bisa membobolnya dengan teknik tersendiri.

Hal yang dia tuju adalah pesan whatsapp.

"My Sky?" Arnav mengernyitkan dahinya melihat nama kontak itu lalu dia melihat foto profilnya. "Ini Sky."

Arnav membuka chat terakhir mereka dan membacanya. Seketika hatinya terasa panas, benarkah selama ini Gita juga berpacaran dengan Sky.

"Honey?"

Arnav berdengus kesal lalu mematikan lagi ponsel Gita. Dia kini melipat kedua tangannya sambil melihat Gita yang turun dari panggung dan tersenyum menghampirinya.

"Kita langsung pulang atau jalan dulu?" tanya Gita sambil mengambil ponselnya dari tangan Arnav.

"Kita langsung pulang aja ya. Nanti malam kita jalan yuk," anak Arnav. Dia ingin memancing kejujuran Gita.

"Aku gak bisa, nanti malam Mama minta ditemani ke mall."

Arnav hanya mengangguk. "Oke, kalau gitu kapan-kapan aja." Kemudian dia mendahului Gita berjalan.

Gak nyangka ternyata Gita seorang pembohong. Nanti malam aku akan mengakhiri kebohongan kamu!

.

💕💕💕

.

Like dan komen ya.. 😲

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***