BAB 16

Shena duduk di dekat meja belajarnya pada malam hari itu. Dia melihat kalender kecil yang berdiri di atas mejanya.

"Kenapa gue baru nyadar kalau udah telat satu minggu lebih." Shena mengambil kalender itu dan menghitung hari setelah kejadian yang dilakukan Sky. "Sudah empat minggu berlalu sejak kejadian itu, gak mungkin kan kalau gue..."

Shena melempar kalender itu ke lantai. "Gak mungkin!" Shena memakai cardigan lalu membawa dompetnya keluar dari kamar. Dia melihat kedua orang tuanya tidak ada di rumah. Arnav juga belum pulang. Dia bergegas ke apotek yang ada di ujung gang kompleks perumahannya.

Setelah berhasil mendapatkan dua alat itu, dia kembali pulang. Untunglah masih tidak ada siapa-siapa di rumah. Dia masuk ke dalam kamarnya dan menyimpan alat itu untuk digunakan besok pagi agar lebih akurat.

Shena kini merebahkan dirinya di atas ranjang. Dia memiliki firasat buruk kali ini karena memang sudah beberapa hari ini kepalanya terasa sangat pusing dan mual.

Kemudian dia mengambil ponselnya dan menghubungi nomor Gala karena dia tidak mempunyai nomor Sky. Dia tidak akan bisa menerima kehamilannya, apalagi itu anak Sky.

Ternyata nomor Gala masih aktif dan Sky mengangkat panggilannya.

"Besok pagi jam enam, gue mau ketemu sama lo!" kata Shena langsung to the point. Biarkanlah dia membuat janji terlebih dahulu. Urusan positif atau negatif itu belakangan.

"Ada perlu apa?"

"Ada sesuatu yang mau gue omongin. Penting!"

"Lo hamil?"

Shena langsung mematikan panggilannya. Kemudian dia meletakkan kembali ponselnya di atas nakas.

"Gimana kalau gue beneran hamil? Nggak! Gue gak mau hamil anak Sky."

Shena menarik selimutnya dan berusaha memejamkan matanya. Dia harus bangun pagi-pagi dan mencari cara agar bisa berangkat sendiri tanpa Arnav.

Keesokan harinya saat matahari belum terbit. Shena bergegas ke kamar mandi untuk mengecek kehamilannya.

Dia duduk di atas kloset menunggu alat itu bereaksi. Setelah hampir satu menit, Shena melihat hasilnya.

Seketika air mata mengalir di pipinya. "Positif. Gue beneran hamil." Shena merenung sampai beberapa saat. Dia menangis tanpa suara. Mengapa semua ini terjadi padanya? Hidupnya sekarang benar-benar sudah hancur. "Pokoknya gue gak mau anak ini!"

Shena segera membasuh dirinya. Setelah itu dia memakai seragamnya, lalu menyisir rambutnya. Dia memasukkan bukunya ke dalam tas. Lalu dia harus cepat berangkat agar masalah itu segera berakhir.

Kemudian dia keluar dari kamar dan menuju dapur. "Ibu, Shena mau berangkat dulu ya."

"Tapi ini masih jam enam kurang. Kakak kamu saja belum keluar dari kamar."

"Ada prakarya yang harus selesai hari ini. Shena lupa. Di rumah Mila ada bahannya, makanya Shena mau ke rumah Mila dulu. Nanti Shena langsung berangkat sama Mila."

"Ya sudah. Makan roti dulu sama minum susunya."

Shena menganggukkan kepalanya lalu dia makan roti yang berisi selai coklat, setelah itu dia menghabiskan segelas susu.

"Shena berangkat dulu ya." Shena mencium punggung tangan Ibunya.

"Iya hati-hati." Naya mencium kedua pipi Shena lalu keningnya. "Kamu pucat? Kamu gak enak badan?"

Shena menggelengkan kepalanya. "Shena gak sempat dandan makanya terlihat pucat. Shena berangkat dulu." Kemudian Shena membalikkan badannya. Dia berusaha menahan air matanya agar tidak terjatuh.

Maafkan Shena, Ibu.

Shena segera keluar dari rumah, kemudian dia memesan ojek online menuju tempat janjiannya dengan Sky.

...***...

Setelah Shena menghubunginya semalam, Sky bisa menebak apa yang akan dikatakan Shena padanya pagi itu. Tentu saja dia sudah mempersiapkan obat untuk Shena. Dia tidak mungkin bertanggung jawab pada Shena.

Sesuai janjinya, dia berangkat pukul enam pagi. Dia mengendarai motornya dan berhenti di sebuah gang kecil dekat taman. Dia melihat ada Shena yang sedang duduk sambil mendekap perutnya.

Sky terdiam beberapa saat. Terkadang dia merasa menyesal telah melakukan ini semua pada Shena tapi di sisi lain, dia masih saja belum bisa terima kematian Gala. Bahkan sampai detik ini tidak ada bukti yang dia terima dari Arnav.

"Mau bilang apa?" Sky membuka kaca helmnya lalu turun dari motor. Dia kini berdiri di dekat Shena.

Shena memberikan dua alat tes itu pada Sky. "Gue gak mau hamil anak lo!"

Sky menatap dua alat tes itu. Benar dugaannya, Shena hamil karena hasil perbuatannya. Harusnya waktu itu dia tidak mengeluarkannya di dalam. Minim sekali pengetahuannya tentang hal itu. "Lo pikir gue mau tanggung sama lo!"

"Terus gue harus gimana? Enak banget lo ngomong!"

Sky berdengus kesal. Sebenarnya dia ragu dengan keputusannya ini. Jika dia menyuruh Shena menggugurkan kandungannya, itu berarti dia juga sudah membunuh darah dagingnya sendiri. Tapi dia juga tidak ingin bertanggung jawab, karena misi awalnya memang untuk menghancurkan hidup Shena sebagai balas dendamnya pada Arnav.

Akhirnya Sky memberikan tiga butir obat pada Shena. "Lo minum ini selama tiga hari. Lo akan keguguran dengan sendirinya."

Shena mengambil obat itu dan menatapnya. Hatinya benar-benar hancur, dia seperti tidak punya perasaan lagi. Air mata itu kembali menetes di pipinya. Dia ingin pergi saja dari dunia ini untuk selamanya.

Sky mengalihkan pandangannya dari Shena. Entah mengapa hatinya ikut sedih melihat tangisan Shena.

"Oke, gue akan gugurin anak ini. Setelah ini, gue gak mau lihat lo lagi!" Kemudian Shena pergi dari tempat itu.

Sky mengepalkan tangannya lalu memukul tembok. Dia kini menatap punggung Shena yang kian menjauh. "Kenapa hati gue ikut merasakan sakit seperti ini." Sky menarik napas dalam lalu mengembuskannya. "Udahlah, biarin aja." Kemudian dia kembali menaiki motornya lalu melaju ke sekolah.

Sedangkan Shena kini berdiri di pinggir jalan. Dia menghapus air matanya lalu memesan ojek online lagi. Dia tidak mungkin ke sekolah sekarang. Tubuh dan hatinya sedang tidak baik-baik saja.

Dia menuju rumah kosong yang menjadi tempat Sky melakukan perbuatan keji itu padanya. Hanya di sana, tidak ada orang yang tahu beradaannya.

Setelah turun dari motor ojek online. Dia mematikan ponselnya lalu masuk ke dalam rumah itu. Bayangan Sky yang melakukan itu padanya seolah tereka ulang dan terjadi di depan matanya

Shena terduduk dan semakin menangis. "Maafkan Shena, Ibu, Ayah."

Shena menatap obat yang diberikan Sky padanya. Tiga butir untuk tiga hari.

"Kalau diminum semuanya, pasti akan semakin cepat."

Shena meneguk tiga butir obat itu sekaligus. Dia sudah tidak peduli dengan hidupnya.

Shena menatap kosong tembok yang usang itu. Semakin lama perutnya terasa semakin sakit, hingga akhirnya dia tidak bisa menahan tubuhnya dan terjatuh. Dia semakin meringkuk sambil menekan perutnya.

"Sakit sekali..."

.

💕💕💕

.

Like dan komen ya...

.

Sky, siap-siap othor buat kamu menyesal seumur hidup... 😆

Terpopuler

Comments

MUSFIRA

MUSFIRA

Sebenar nya Cuma salah paham dan salah sasaran ajha thor

2023-09-30

0

Nenk NOER

Nenk NOER

Lanjut Thor..Duhh kasihan shena

2023-07-19

0

Yohanna Zebua Hibala

Yohanna Zebua Hibala

kasian shena 😭😭😭😭

2023-07-19

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 Author Bertanya???
92 BAB 91
93 BAB 92
94 Curhat
95 BAB 93
96 BAB 94
97 BAB 95
98 BAB 96
99 BAB 97
100 BAB 98
101 BAB 99
102 BAB 100
103 BAB 101
104 BAB 102
105 BAB 103
106 BAB 104
107 BAB 105
108 BAB 106
109 BAB 107
110 BAB 108
111 BAB 109
112 BAB 110
113 BAB 111
114 BAB 112
115 BAB 113
116 BAB 114
117 My Lovely Secretary
118 Taruhan Cinta Bad Boy Tampan
Episodes

Updated 118 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
Author Bertanya???
92
BAB 91
93
BAB 92
94
Curhat
95
BAB 93
96
BAB 94
97
BAB 95
98
BAB 96
99
BAB 97
100
BAB 98
101
BAB 99
102
BAB 100
103
BAB 101
104
BAB 102
105
BAB 103
106
BAB 104
107
BAB 105
108
BAB 106
109
BAB 107
110
BAB 108
111
BAB 109
112
BAB 110
113
BAB 111
114
BAB 112
115
BAB 113
116
BAB 114
117
My Lovely Secretary
118
Taruhan Cinta Bad Boy Tampan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!