"Shena kamu pulang sama siapa? Dijemput gak? Pulang sama aku saja ya," tanya Vicky saat pulang sekolah hari itu.
"Gue pulang sama lo. Biar Shena pulang sama Gala saja," kata Arnav menjawab pertanyaan Vicky.
"Ya udah gak papa." Meskipun Vicky sebenarnya sangat ingin bersama Shena, dia mengiyakan saja. Dia tahu semua perasaannya itu salah.
Sedangkan Sky hanya tersenyum miring, ternyata Arnav lebih memihak Gala, itu sangat menguntungkan baginya.
Shena akhirnya naik ke boncengan Sky. Beberapa saat kemudian motor mereka sudah melaju meninggalkan sekolah.
"Hmm, Shena kita ke taman dulu yuk?" ajak Sky. Dia akan melancarkan rencana pertamanya.
"Tapi aku disuruh langsung pulang sama Ayah."
"Sebentar saja. " Tanpa menunggu persetujuan dari Shena, Sky menghentikan motornya di taman. Kemudian mereka turun dari motor dan berjalan masuk ke dalam taman.
Sky dan Shena kini duduk bersebelahan di kursi taman yang berada di dekat pohon.
"Shena, aku mau bicara sesuatu sama kamu."
Shena hanya mengangguk sambil menatap Sky.
Sky terpaku dengan tatapan Shena untuk sesaat, dia menjadi ragu dengan rencananya. Pokoknya gue harus tetap lakukan rencana gue! Gue gak boleh baper sama Shena.
"Shena, aku cinta sama kamu. Apa kamu mau jadi pacar aku?" tanya Sky.
Shena mengerutkan dahinya menatap Sky lalu dia mengalihkan pandangannya. "Aku minta maaf, aku gak bisa terima cinta Kak Gala."
"Kenapa? Apa karena aku cupu dan jelek?"
Shena menggelengkan kepalanya. "Ya aku gak ada perasaan apa-apa sama Kak Gala."
Sky melipat kedua tangannya sambil bersandar. Dia sudah menduga jika pernyataannya pasti ditolak. Sekelas Shena mana mungkin suka sama Gala.
"Iya, harusnya aku tahu diri. Aku juga gak pantas sama kamu," kata Sky.
"Bukan seperti itu. Sebenarnya aku masih berharap bertemu dengan seseorang di masa lalu. Meskipun aku gak tahu siapa dia dan bagaimana wajahnya, tapi aku masih sangat berharap Tuhan mempertemukan aku dengan dia."
"Seseorang di masa lalu? Teman kecil kamu?"
Shena menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kecil. "Pangeran impian aku."
Sky hanya mengerutkan dahinya menatap Shena.
"Pasti kamu masih menganggap aku kayak anak kecil yang masih punya dunia khayal sendiri. Iya, kadang aku juga merasa seperti itu, tapi yang namanya takdir kita tidak tahu. Siapa tahu, suatu saat nanti aku bertemu dia."
"Kalau tidak bertemu lagi?"
"Ya gak papa. Tapi untuk sekarang aku memang belum memikirkan cowok. Nanti saja kalau udah cukup umur. Kasih sayang dari cowok udah aku dapatkan dari Kak Arnav dan Kak Vicky. Mereka berdua udah bisa jadi apapun yang aku mau."
Sky hanya menganggukkan kepalanya. Tiba-tiba saja dia merasa nyaman mengobrol dengan Shena. Sikapnya benar-benar apa adanya tanpa dibuat-buat. Nggak! Gue gak boleh kayak gini. Gue harus tetap lanjutkan misi penghacuran.
"Kak Gala, kita pulang sekarang ya," ajak Shena.
"Hmm, kamu mau gak jalan sama aku hari Minggu besok. Sekali ini saja. Aku mohon."
Shena terdiam beberapa saat untuk berpikir. "Hari Minggu besok? Nanti aku izin dulu sama Ayah. Kalau bisa aku chat."
Sky tersenyum lebar. Tinggal selangkah lagi semua akan berakhir. "Ya udah yuk, aku antar kamu pulang." Sky berdiri lalu melangkahkan kakinya yang diikuti oleh Shena.
Setelah naik ke atas motor, Sky segera melajukan motornya. Tidak ada pembicaraan lagi di antara mereka, sampai Sky menghentikan motornya di depan rumah Shena.
Di depan rumah Shena, ada Vicky yang sedang berdiri dan melipat kedua tangannya. "Darimana?" tanya Vicky. Dia lebih protektif daripada Arnav.
"Mampir ke taman sebentar," kata Shena setelah turun dari motor. "Makasih ya Kak Gala."
"Iya."
Setelah itu Shena masuk ke dalam rumah.
Kemudian Vicky menghampiri Sky yang akan memutar motornya. "Lo suka sama Shena?"
Sky menghentikan gerakannya. Dia kini menatap Vicky. "Iya, kenapa?"
Vicky mengernyitkan dahinya menatap sorot mata di balik kacamata itu. Sepertinya dia mengenal tatapan kebencian itu. "Emang lo bisa bahagiain Shena?"
Sky hanya tersenyum miring. Dia tak perlu menjawab pertanyaan Vicky yang tidak penting itu, Kemudian Sky memutar motornya dan melaju meninggalkan rumah Shena.
"Shits!" umpat Vicky kesal.
"Kenapa lo?" tanya Arnav yang melihat wajah kesal Vicky.
"Lo tahu kalau Gala suka sama Shena?"
"Iya tahu, memang kenapa?"
"Kenapa lo biarin Gala deketin Shena?"
"Memang kenapa? Selama ini Gala baik sama gue dan Shena." Arnav menepuk bahu Vicky. "Gue tahu, lo ada perasaan sama Shena. Tapi sorry, gue gak akan biarkan lo menganggap Shena lebih dari saudara."
"Bukan masalah itu, tapi gue merasa dia itu bukan Gala."
"Bukan Gala? Lalu siapa kalau bukan Gala? Ya mungkin efek dari kecelakaan itu jadi Gala berubah."
Vicky hanya berdengus kesal. "Ya udahlah, gue mau pulang dulu." Vicky memakai helmnya lalu naik ke atas motor dan beberapa saat kemudian motor Vicky melaju.
"Ck, makin dalam aja perasaan Vicky sama Shena."
...***...
"Apa? Kontrak dibatalkan?" Seketika Arsen melempar beberapa berkas ke atas meja. Dia memijat ujung hidungnya karena kepalanya terasa sangat pusing. Proyek besar yang dia andalkan ternyata dibatalkan secara sepihak. Sudah dipastikan perusahaannya akan mengalami kerugian sampai ratusan juta. "Gery, coba kamu tawarkan proyek itu pada Pak Alex. Kita harus cari jalan lain."
"Iya, Pak. Semalam saya sudah mengirim e-mail pada Pak Alex." Gery membuka e-mailnya dan ternyata sudah mendapat balasan e-mail. "Sudah ada balasan, Pak. Bapak diminta untuk ke kantornya."
Seketika Arsen berdiri dan merapikan jasnya. "Gery, bawa laptop saya dan beberapa dokumen yang penting. Kita ke sana sekarang." Arsen berjalan jenjang keluar dari kantornya.
Setelah lulus S2, dia sudah memegang perusahaan sendiri tanpa bantuan orang tuanya. Dia biarkan orang tuanya menikmati masa tua tanpa beban pekerjaan. Meskipun banyak masalah yang menerpanya, dia harus bisa menyelesaikannya sendiri.
Arsen dan Gery segera menuju kantor Alex. Beberapa saat kemudian, mereka sampai di kantor Alex dan segera menuju ruangan CEO di lantai lima.
"Pak Arsen, sudah lama kita tidak bertemu." Alex menjabat tangan Arsen lalu mereka duduk berdampingan di sofa.
"Iya, sejak Papa menyerahkan perusahaan sepenuhnya pada saya, baru sekarang kita akan bekerja sama lagi."
Arsen dan Gery segera membicarakan rencana proyek besar mereka.
"Baik, menarik sekali. Nanti kita adakan meeting lagi setelah pematangan rencana proyek. Semoga kerjasama kita berjalan lancar."
Arsen menganggukkan kepalanya. Saat dia meletakkan berkas di meja kecil yang ada di samping sofa tanpa sengaja dia menyenggol bingkai foto. "Maaf, Pak." Arsen membenarkan posisi bingkai itu, tapi sepertinya dia mengenal salah satu pria yang ada di foto itu. "Ini Gala?"
"Iya, mereka putra kembar saya, Sky dan Gala."
"Kebetulan sekali Gala teman putra saya."
"Wah, ternyata kita punya anak yang seumuran. Tapi Pak Arsen masih terlihat sangat muda."
"Iya, saya menikah muda dan mempunyai anak di umur 20 tahun."
"Hebat! Keluarga dan pekerjaan sukses di usia muda."
"Iya, Pak. Kapan-kapan kita mengobrol lagi, saya permisi dulu karena masih ada pekerjaan yang harus saya selesaikan." Arsen berdiri lalu menjabat tangan Alex.
"Iya, Pak. Sampai bertemu lagi di meeting selanjutnya."
Kemudian Arsen keluar dari ruangan itu.
.
💕💕💕
.
Like dan komen...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Eika
Gimana tanggapan pak Alex, kalau dengar gosip putra dari Arsen yg menyebabkan Gala kecelakaan
2023-07-17
0
Azizah az
ternyata Shena punya pangeran impian, apakah dia yg nolong waktu Shena mau tenggelam ya waktu masih kecil
2023-07-17
3
Yeni Nurmaela
smga krjsma ini murni krjsm bukan krn niat bls dndm
2023-07-17
0