02

Seharian Lily berusaha mengalihkan kesedihan Mary dengan bermain dengannya. Setelah kejadian pagi tadi, Darren pamit untuk kembali ke kantor dan pulang pukul 11 malam.

Setelah menidurkan Mary dan memanaskan makanan untuk majikannya, Lily menemani Darren makan. Pria itu terlalu tidak biasa kalau harus makan sendirian. Pokoknya harus ada yang menemani, kalau tidak ada, dia lebih baik tidak makan saja.

Dengan gugup Darren menyesap susu hangat yang dia buat. Biasanya dia tidak setegang ini, tapi karena kejadian tadi pagi yang masih penuh tanda tanya, Lily beranggapan Darren masih tidak ingin bicara padanya karena kecewa.

Namun, saat pria di hadapannya itu tiba-tiba membuka suara, Lily dipaksa untuk mengangkat kepalanya yang sedari tadi tertunduk.

“Perihal pagi tadi ….”

“Ya?”

Tatapan mereka bertemu.

“Kau pasti penasaran apa yang sudah terjadi tadi,” lanjut Darren.

Lily mengiyakan dalam hati.

“Kau pasti masih ingat saat kuceritakan tentang ibu kandung Mary, kan?”

Lily mengangguk.

“Wanita tadi pagi … dia adalah Victoria, ibu kandung Mary.”

Lily melotot dalam diam. Kaget. Pantas saja dia seperti pernah melihat wanita itu di suatu tempat. Dulu kalau tidak salah, Darren bilang Victoria jadi seorang model setelah 2 tahun kepergiannya, jadi mungkin saja Lily melihat wajah wanita itu di beberapa produk kecantikan.

Tapi Lily tidak mengerti satu hal. “Kalau dia ibu kandungnya, kenapa harus membawa Mary seperti tadi? Bahkan dia tidak memberitahu Tuan.”

“Kau pikir kenapa dia melakukan itu?” Lily mengerjap ditanyai begitu. “Kau pikir aku akan dengan mudah setuju kalau dia bertemu Mary? Tentu saja dia melakukannya karena dia tahu bahwa aku akan menolaknya mentah-mentah,” jelasnya dengan nada yang sedikit tersulut emosi karena membayangkan tindakan Victoria yang nekat.

Lily mengangguk paham. Tadi pagi setelah tiba di rumah dan ditanya, Mary bilang bahwa wanita itu hanyalah teman bisnis ayahnya, makanya dia mau-mau saja diajak ke kafe. Wanita itu benar-benar nekat.

“Tapi dia tetap ibunya Mary, apa Tuan tidak berpikir bahwa mungkin saja ibunya merindukan Mary?”

Mendadak ekspresi Darren berubah. Duda itu memiliki pembawaan yang kalem dan berwibawa, jadi kalau sedikit saja ada perubahan dari ekspresi biasanya, maka Lily akan merasakannya dengan sekali lihat meski Darren tidak memperlihatkannya dengan jelas.

“Kalau dia merindukannya, apa butuh bertahun-tahun untuk bertemu? Kenapa baru sekarang? Kenapa tidak dari dulu?”

Saat itu Lily sadar bahwa dia sudah menyinggung perasaan Darren. Wajah Lily kembali tertunduk. Samar-samar dia mendengar Darren menghela napas panjang.

“Lily ….”

Lily mendongak. “Ya?”

“Apa aku bisa minta tolong padamu?”

“Apapun, selama aku sanggup.”

“Tolong, kalau Victoria kembali lagi untuk melakukan hal yang sama seperti hari ini, apa kau bisa mengaku sebagai ibunya Mary? Untuk sekali ini saja. Aku sungguh tidak enak meminta ini darimu, tapi mungkin dengan ini, dia akan pergi dengan sendirinya. Dia mungkin tidak akan mengganggu kami lagi kalau tahu bahwa kau adalah bagian dari keluarga ini.”

Lily menganga. Dirinya? Yang hanya seorang pengasuh ini? Disuruh jadi ibu dari anak majikannya? Mana berani!

“Tapi Tuan, saya mana berani.” Lily merasa menciut di tempatnya duduk.

“Aku tahu. Makanya aku meminta tolong padamu hanya untuk sekali ini saja. Kau juga akan dapat gaji tambahan kalau mau. Lakukanlah demi Mary.”

Lily terdiam menatap wajah Darren. Dia bukan wanita yang seperti itu, melakukan apapun demi imbalan uang. Lily menyayangi Mary Jane seperti Mary menyayangi Lily. Jadi kalau Darren ingin Lily melakukan ini demi Mary, dia akan melakukannya tanpa pamrih.

“Tidak perlu membayarku, Tuan. Aku akan melakukannya demi Mary.” Lily memantapkan hatinya. “Tapi aku punya pertanyaan.”

Darren mengangguk mengiyakan.

“Kenapa Tuan begitu membenci Victoria?”

6 tahun lalu Lily hanya pernah diberitahu begini; Victoria dan Darren berpacaran, putus berbulan-bulan dan tidak menikah, Mary adalah hasil kesalahan remaja yang dilakukan mereka berdua. Tapi Victoria malah membuat Darren mengurus bayi mereka seorang diri sementara wanita itu sendiri lari dari kenyataan.

Jadi Lily hanya ingin tahu alasan sebenarnya dari Darren agar Lily tak berpikiran yang tidak-tidak kedepannya. Karena bagi Lily, Darren sudah merelakan segalanya, meninggalkan masa lalunya, jadi kenapa dia harus membenci Victoria? Atau jangan-jangan Darren masih mencintai Victoria?

Bukankah hati yang membenci karena ia pernah mencintai dengan begitu sangat?

“Bukannya sudah jelas? Dia meninggalkan kami saat kami yang paling membutuhkannya.”

Setelah itu Darren meminum airnya dengan ekspresi dingin kemudian beranjak dari kursinya karena sudah selesai makan.

“Terima kasih untuk makanannya,” ucapnya sebelum pergi dari sana. Meninggalkan Lily dengan perasaan bersalah karena telah membuka kenangan lama Darren yang 6 tahun lalu coba ia simpan sendiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!