"Bagaimana aku tidak menyuruhmu berpikir sekali lagi, kamu tidak tau aja sih bagaimana kemampuan Dina dalam bernyanyi dan dia juga sudah banyak pengalaman di panggung, sedangkan kamu? Menyanyi di kamar mandi aja kaca kamar mandi pecah, dinding kamar mandi langsung retak semua!!" Kata Juma sekali lagi berusaha memperingatkan Cecilia.
Tibalah giliran Cecilia naik keatas panggung dengan diiringi sorak sorai dari para pendukungnya.
"Cecil...Cecil....!!" Teriak anak gang Cecilia.
Cecilia berdiri gugup. Begitu musik pembuka dia langsung menyanyi.
Para pendukungnya yang awalnya sedari tadi bersorak sorai jadi langsung terdiam.
Juma langsung menepuk jidatnya dan merasa sangat malu.
Tepat seperti dugaannya. Semua orang terdiam bukan karena terpesona dengan suara Cecilia tetapi mereka terdiam karena lagu yang dinyanyikan Cecilia berbalapan dengan musiknya.
Huuuuuuu.....teriak penonton.
"Hancur...hancur!!" Gumam Juma akhirnya.
Ditengah suasana seperti itu masuk suara nyanyian merdu menggantikan suara Cecilia yang seperti kaset rusak.
Mereka benar-benar seperti tersirap mendengar suara itu.
Dina naik kepanggung dan menyanyikan lagu yang tadi dibawakan oleh Cecilia.
Pengunjung kafe kembali bersorak begitupun teman-teman mereka yang lain.
Bahkan ada yang menyeletuk, "Bukan main Dina, dia memang seorang karateka yang bergulat dengan latihan keras dan kasar setiap hari tetapi aku sama sekali tidak menyangka jika dia mempunyai suara yang merdu!!" Kata orang itu.
Cecilia menghampiri Juma yang wajahnya sudah sangat merah karena malu.
"Aku kan tadi siang sudah bilang, nggak usah bicara yang macam-macam...sekarang bukan hanya kamu yang malu tapi aku juga ikutan malu!!" Kata Juma.
Cecilia juga diam tak bisa mengatakan apapun lagi. Dia sudah kalah telak dari Dina rivalnya itu.
Dua lagu sekaligus dibawakan oleh Dina diiringi sorakan para penggemarnya.
"Sialan si Dina, aku kalah telak dari dia!!" Umpat Cecilia.
*************
"Hore...akhirnya kita sampai juga di rumah!!" Kata Ibu Intan dan Raftar.
"Nenek...kakak....!!" Teriak Sari yang tengah bermain di halaman rumah mereka sambil membantu kakeknya menyirami bunga.
"Sudah pulang bu?? Katanya mau dua minggu di Surabaya!!" Kata Yudha suaminya.
"Nggak jadi...ada dua hantu lagi berkeliaran di sana!!" Kata Intan.
"Ada hantu?? Maksudnya gimana sih bu??" Kata Yudha tak mengerti maksud perkataan istrinya.
"Ada Baskoro sama Lestari datang kerumah di Surabaya, yah!!" Kata Intan dan membuat wajah Yudha seketika berubah.
"Mau apa lagi mereka bu?? Belum cukupkah mereka membuat hidup kita menderita?" Tanya Yudha datar.
"Makanya ibu dan Raftar segera pulang ke Balikpapan, ibu malas melihat wajah mereka berdua!!" Kata Intan.
"Sudahlah, ayo masuk...ayah sudah menyiapkan makanan kesukaan ibu dan Raftar, makanya tadi ayah sengaja tidak menjemput kalian di bandara." Kata Yudha merangkul istrinya lalu menggandeng Sari masuk lalu diikuti Raftar.
Intan menatap bahagia wajah suaminya. Dulu bersama Baskoro yang arogan, selalu saja perasaan tertekan yang dia rasakan. Baskoro memang tidak main tangan, tetapi kata-kata pedas kerap terucap dari mulut seorang Baskoro.
"Aku bahagia bersamamu yah, ternyata perpisahan dengan Baskoro membawa keberkahan padaku...Allah mempertemukan aku dengan lelaki sebaik mas Yudha!! " Bisik hati Intan.
Saat dengan Baskoro jangankan memasak makanan kesukaannya, bahkan Baskoro malah jarang makan di rumah.
Mereka berdua memang sangat jauh berbeda!!" Gumam Intan.
"Ibu kok ngeliati ayah sampai segitunya?" Kata Yudha sambil menyendokan makanan kedalam piring untuk Intan, Raftar dan Sari.
"Ibu bersyukur di usia ibu yang tidak muda lagi, Allah memberikan pendamping terbaik seperti ayah!!" Jawab ibu Intan.
"Ayah juga bersyukur punya istri seperti ibu yang pengertian dan penuh kasih sayang, berbanding terbalik dengan kehidupan ayah dulu!!" Kata Yudha lagi.
***********
"Bodoh kalian semua...kamu juga Bisma, mengurus satu perempuan aja nggak becus!!" Teriak Bram sambil menggebrak meja.
"Masalahnya bukan di perempuan itu mas Bram, tapi penjaganya itu lho!!" Kata Bisma adik dari Bram.
Rahang Bram bergemeletukan menahan geram.
"Della memang beruntung dikelilingi oleh orang-orang yang sayang padanya, sialan betul!!" Kata Bram kesal.
"Seandainya waktu itu aku tidak kepergok sama remaja kerempeng itu, tentu aku sudah membunuh wanita itu!!" Ujar Bisma.
Hanya dengan remaja kerempeng aja kamu takut!!" Kata Bram meremehkan.
"Mas mau tau siapa remaja kerempeng yang mas remehkan itu? Aku tidak tau siapa gurunya tetapi dia memadukan berbagai macam aliran jurus kedalam gerakannya!! Gerakannya cepat dan sangat susah ditebak sehingga aku berkali-kali hampir terkena pukulan dan tendangannya!!" Kata Bisma lagi.
"Jangan bilang dia bersaudara dengan remaja perempuan itu!!" Kata Bram geram.
"Remaja perempuan siapa yang mas Bram maksud??" Tanya Bisma.
"Anak-anak Sania mantan adik iparku yang cantik yang aku taksir dulu, eh malah Della yang nyosor terus di dekatku!!" Kata Bram.
Sehebat itukah mereka??" Tanya Bisma pada kakaknya.
"Iya, mereka memang hebat Bisma, kamu sendiri sudah merasakan kehebatan mereka bukan?" Kata Bram.
"Lalu apa si Della itu masih ada di sana??" Tanya Bram pada adiknya itu.
"Hari ini sudah pulang, karena nyawa istrinya sedang terancam maka Johan membawa istrinya pulang paksa padahal kami dari pihak rumah sakit sudah berusaha untuk menahannya." Ujar Bisma.
"Huft...berarti semakin kecil peluang kita untuk membunuhnya!!" Kata Bram.
"Pasti masih ada cara lain mas, nanti kita pikirkan sama-sama!!" Kata Bisma.
************
Di antara orang ramai bertepuk tangan, Dina mendengar sayup ada yang memanggil namanya.
"Suara itu?? Tapi apa iya??" Gumam Dina.
Dina mengarahkan matanya ke sekitar kafe dan menemukan sosok masa kecilnya berdiri di pojok ruangan kafe sambil tersenyum dan melambaikan tangan padanya.
Mata Dina membola menatap orang itu.
"Nathaaannn!!" Dina berteriak turun dari panggung dan berlari menyongsong sahabatnya kecilnya itu.
Nathaniel adalah sahabat Dina semenjak mereka duduk di bangku sekolah dasar, lalu Dina ikut ke kota dan pindah sekolah sekian tahun tak bertemu, di kelas 10 mereka bertemu tetapi lagi-lagi Dina harus pindah sekolah.
Saat Dina pindah sekolah tak lama Nathan ikut kedua orang tuanya ke Australia. Nathan bahkan putus kontak dengan Dina semenjak penculikan Raftar waktu itu, sampai Dina kembali lagi kesekolahnya yang lama.
Dua tahun tak bertemu kini pemuda blasteran itu sudah berdiri di ujung ruangan kafe bersama pengunjung yang lain.
Dina memeluk Nathan dengan erat begitu pun sebaliknya.
"Kamu jahat, kamu kemana aja selama dua tahun ini??" Tanya Dina sambil memukul Nathan pelan.
"Ponselku hilang, aku berniat mengabarimu setibanya aku di Ausie tetapi ponselku raib dirampok orang!!" Kata Nathan.
"Raib dirampok orang atau kamu jual untuk biaya hidup?" Tawa Dina berderai.
"Kamu ya...sifat usilmu itu tidak pernah berubah!!" Kata Nathan sambil mengacak kepala Dina.
"Nathan??" Seru Juma pada keduanya.
"Hei bro...apa kabarmu??" Tanya Nathan sambil mereka berpelukan.
"Kamu kok ngilang gitu aja sih?? Kita semua tim basket sepi tanpamu!!" Kata Juma.
"Bagus ya...sudah bertemu teman sepergosipan, dengan enaknya aku dicueki!!" Kata Dina cemberut.
*
*
***Bersambung...
Akankah cinta masa lalu bersemi kembali??
Ayo dong reader mana dukungannya untuk Dina dan kawan-kawan nih🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
💞Amie🍂🍃
Juma katamu sangat mantap
2023-11-27
0
Spyro
Juma kalau ngomong suka bener, biarpun makjleb 😂
2023-11-19
0
Noviyanti
bunga meluncur
2023-09-02
0