"Selamat bersenang-senang di sini di tempat sepi ini bersama ular, kalajengking bahkan jika kalian beruntung kalian bisa bersama dengan tante Kun!!" Kata Dina tertawa lalu mengayun langkahnya cepat menuju jalan pulang.
"Malam ini aku sangat lelah, jadi aku malas berkelahi...biarlah air cabai ini saja yang bicara!!" Kembali Dina terkekeh dan kemudian sosoknya sudah hilang di kejauhan.
Dina tiba di rumah sudah sangat malam. Dia membuka ponselnya. Sudah puluhan panggilan tak terjawab dari om Johan bahkan dari Juma juga dari Niko.
"Terus dua adikku itu tidak ada menelponku sama sekali? Dasar adik-adik lucknout!!" Gerutu Dina lalu menjawab chat om Johan seadanya.
Malam ini karena sudah terlalu malam karena om Johan juga melarang Dina untuk kembali kerumah sakit, jadi Dina memutuskan malam ini dia dapat giliran jaga rumah.
"Wih serem juga ternyata di rumah besar begini sendirian maka aki Ibud lagi pulang kerumah anaknya di kampung sebelah lagi!!" Gumam Dina.
Entah berapa lama Dina tertidur, tiba-tiba dia merasa seperti ada yang mencoba membuka pintu di dapur belakang.
Dina duduk sesaat di ranjangnya, mengumpulkan ingatannya tentang hari ini.
"Penghuni rumah semuanya nggak ada, terus itu di dapur suara siapa?" Gumam Dina.
"Masa hantu?? Atau itu maling ya?? Mereka pikir nggak ada orang di rumah??" Gumam Dina lagi.
Perlahan Dina mematikan lampu tidur di kamarnya, dibukanya perlahan pintu kamar.
"Astaghfirullah?? Pintu dapur terbuka!!" Gumam Dina pelan.
"Siapa itu?" Dina menajamkan matanya.
Ada tiga orang berpakaian serba hitam mengendap masuk menuju ruang makan.
Karena kamar Dina berdekatan dengan ruang makan jadi Dina dapat melihat dengan jelas pintu dapur rumahnya telah terbuka dan juga telah kemasukan tiga orang tamu tak diundang kedalam.
"Kamu yakin orangnya nggak ada??" Tanya teman di sebelahnya.
"Aku yakin, terus kalau orangnya nggak ada semua mau apa kita masuk kemari? Tujuan kita kan mau melihat si cantik itu!!" Kata temannya lagi.
"Aku melihatnya pulang kerumah ini sekitar jam 9 malam tadi!!" Kata orang itu.
"Kamu yakin Bargo? Dia itu masih gadis di bawah umur lho!!" Kata teman satunya lagi.
"Memang kenapa kalau dia di bawah umur? Aku suka sama dia, aku mau menikah dengannya...!!" Kata orang yang dipanggil Bargo itu.
"Kok kita malah diskusi di sini bos Bargo, jadi nggak kita menculik si cantik itu?" Tanya teman satunya yang sedari tadi diam saja mengawasi keadaan rumah yang gelap.
"Oh...ternyata pengangguran sok kaya itu rupanya, yang kaya orang tuanya yang pembualan anaknya!! Mau menculik aku supaya mau nikah sama dia? Berani-beraninya dia!! Aku mau lihat sampai di mana keberanian Bargo!!" Desis Dina dalam kegelapan.
"Aku mau lihat sampai di mana keberaniannya." Kata Dina menyeringai.
Perlahan Dina keluar kamarnya agar tidak terdengar oleh tiga berandalan itu lalu menuju ruang keluarga.
Dia sengaja menyaringkan volume ponselnya dan membunyikan suara tawa kuntilanak.
Hihihihihi
Sontak ketiga orang yang sedang berdikusi di ruang makan itu tersentak kaget.
"Ba...Bargo itu kan suara...kunti...!!" Teriak keduanya lalu lari meninggalkan Bargo yang berdiri gemetar tak bisa menggerakan anggota tubuhnya.
Melihat kedua temannya lari tunggang langgang meninggalkannya, Bargo pun menjadi ciut ketakutan.
"Setannn...!!" teriaknya.
"Dasar tiga manusia tolol!!" Kata Dina tertawa.
Setelah ketiganya pergi Dina menyalakan lampu ruangan dan segera menutup pintu dapur yang tadi dibuka paksa oleh tiga orang tersebut.
"Nyali seupil mau menculik aku!!" Rutuk Dina.
*************
"Raftar...ayo kemari!! Dengan siapa main di sana??" Teriak Intan dari samping halaman.
Tampak Intan dan Raftar yang sedang berada di rumah mereka di Surabaya.
Intan ibu dari almarhum Riko mertua dari almarhumah Sania. Dia dan suaminya berpisah karena ayah Riko pak Baskoro berselingkuh dengan sekertarisnya sendiri.
Di Surabaya Intan tinggal bersama Riki Asdar saudara kembar Riko yang menikahi Afifah wanita yang dulu tergila-gila dan hendak dijodohkan pada Riko oleh orang tua mereka.
"Ada apa bu??" Teriak Afifah mendengar ibu mertuanya berteriak memanggil Raftar.
Bocah yang kini hampir berusia 4 tahun itu sangat tampan. Perpaduan wajah Riko dan Sania imbang pada diri bocah itu.
"Itu Raftar senang sekali main di pojok pagar!!" Teriak ibu Intan.
"Nggak apa-apa bu, aman kok!!" Kata Riki yang baru keluar dari dalam rumah menyusul istrinya.
Keduanya belum dikaruniai momongan tetapi keduanya tetap mesra seperti dulu.
"Entahlah Riki...Fifah...perasaan ibu akhir-akhir ini nggak enak!! Rasanya setelah urusan di Surabaya selesai ibu ingin membawa Raftar cepat pulang ke Balikpapan!!" Kata ibu Intan.
"Ibu, kita itu masih kangen sama ibu dan Raftar...belum juga seminggu ibu di sini sudah mau pergi lagi ya mas??" Kata Afifah.
"Fifah benar bu, belum juga seminggu sudah mau balik lagi!!" Kata Riki menimpali ucapan istrinya.
"Kan bisa gantian kalian yang main ke Balikpapan, masa ibu sama Raftar terus yang main kemari?? Kalian berdua jangan terlalu lelah bekerja, kapan kalian bisa punya momongan kalau sibuk terus!!" Kata ibu Intan pada anak dan menantunya.
"Gampang bu, kan ada Raftar yang bisa digemesin terus!! Kata Fifah sambil tertawa.
"Bu, itu Raftar sedang ngobrol dengan siapa sih??" Kata Riko sambil menunjuk Raftar yang berada di pojok pagar.
Di pojok luar pagar berdiri seseorang yang memakai jaket dan bertopi pet sedang ngobrol dengan Raftar.
Raftar yang pada dasarnya ramah dan welcome pada siapapun membuat dia cepat akrab dengan orang lain dan itulah yang ditakutkan oleh ibu Intan, itu semua mengingatkannya pada kejadian diculiknya Raftar 2 tahun yang lalu.
"Kau...!!" Kata ibu Intan berdiri tegak di samping Raftar dan disusul oleh Riki dan Afifah istrinya.
"Bu...!!" Kata orang itu yang ternyata adalah seorang pria.
"Mau apa kamu kemari??" Tanya Intan ketus.
Iya...itu adalah Baskoro mantan suami yang dulu sangat dicintainya tetapi kini jadi berbalik sangat dibencinya sejak Baskoro berselingkuh.
"Bu...aku juga ingin bertemu Riki anakku dan ingin bertemu Raftar cucuku!!" Kata Baskoro pelan.
"Bu!!" Kata Riki.
"Sebenarnya ayah sering kemari, Riki tidak tega untuk mengusirnya karena bagaimana pun jahatnya dia tetap ayah Riki dan Riko!! Maafkan Riki ya bu, Riki sebenarnya lagi mencari waktu yang tepat untuk mengatakannya pada ibu!!" Kata Riki.
"Itu sebabnya kalian sering menahan ibu dan Raftar agar tidak pulang ke Balikpapan??" Tanya Intan datar.
"Itu salah satunya bu!! Riki ingin walaupun ibu dan ayah tidak bisa bersatu kembali, tetapi setidaknya kalian bisa akur lagi!!" Jawab Riki sementara Fifah hanya diam saja mendengar perkataan suaminya.
SRET...SRET...SRET
Intan tampak merobek kertas yang ada di tangannya menjadi beberapa bagian.
"Coba kamu sambung kembali potongan kertas itu, harus mulus kembali seperti semula...bisa atau nggak??" Sentak ibu Intan pada Riki.
"Tentu tidak bisa kan?? Walaupun kamu bisa menyambungnya kembali pasti tidak akan seutuh seperti saat sebelum kertas itu dirobek, begitu pula dengan hati dan perasaan ibumu ini!!" Kata ibu Intan dengan napas tersengal menahan emosinya.
"Sudah...sudah Intan!! Aku kemari bukan untuk membuatmu terluka, baiklah aku pergi dulu...aku tidak mau melihatmu sesak napas lagi seperti dulu!!" Ucap Baskoro lalu memutar badannya dan melangkah pergi.
"Kamu benar Intan, hati yang telah terkoyak tak mungkin bisa disembuhkan lagi dan aku lah yang membuat hati dan hidupmu jadi tercabik-cabik semua karena kebodohan dan ketololanku yang mudah tergoda oleh wanita yang belum lama aku kenal!!" Kenang Baskoro seraya meneteskan air matanya.
*
*
***Bersambung...
Jangan lupa dukungannya untuk 3 jagoan yatim piatu ya reader😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
R.F
hahaha hebat dina
2024-01-11
0
💞Amie🍂🍃
Preman takut sama Kunti 🤣🤣
2023-11-24
1
Spyro
Penyesalan mmang slalu dtg belakangan pak Bas.
2023-10-31
1