Cecilia mendengus.
"Kamu itu kini sudah menjadi pacarku Juma, setengah mati aku berusaha untuk mendapatkanmu jadi jangan harap aku akan melepaskanmu untuk kembali bersama gadis penyanyi kafe itu lagi!!" Gumam Cecilia.
Dia berpaling lagi pada Dina yang masih berkumpul dengan orang-orang dia kasihi.
"Pantas aja norak, yang mengelilingi semua wanita norak dan kampungan cuma cowok yang dipanggil Hans itu yang ganteng banget!!" Kata Cecilia yang matanya tak lepas menatap Hans.
****************
BRAKKK....
Dina yang sedang duduk membaca buku di kelas mengangkat wajahnya saat sebuah buku digebrakan oleh seseorang di atas mejanya.
"Hei gadis penyanyi kafe!!! Teman-teman semua...perhatian...ternyata cewek pendiam ini adalah seorang penyanyi kafe ya?? Gaya sok alim ternyata suka kelayapan sampai malam di kafe." Cibirnya
Sebagian di kelas yang memang sudah mengetahui Dina suka menyanyi di kafe milik om nya tidak ambil pusing tetapi yang di kelas satu dan kelas dua tidak sekelas dengan Dina tidak mengetahui lalu ramai-ramai berkumpul.
"Benar kamu hanya penyanyi kafe nggak ditambah plus-plusnya!!" Kata Cecilia semakin kurang ajar.
Dina berdiri. Walaupun dia jauh lebih pendek dari Cecilia.
"Kamu pacarnya Juma yang kemarin ikut mengantar bunga ke kafe milik om ku ya kan?? Kamu tau bunga yang dikelola oleh keluarga Juma sekarang itu juga milik ibuku, lalu urusannya denganmu itu apa??? Mau aku jadi penyanyi kafe, mau ditambah plus-plus sekalipun urusannya dengan kamu apa?? Kamu tidak usah repot mengulik kehidupanku, urus saja dirimu sendiri...belum tentu kehidupanmu lebih baik dari aku, jadi berkacalah lebih dahulu sebelum mengkritik orang lain dan ingat jangan kamu mencoba mencari masalah denganku, aku diam bukan berarti aku takut, tetapi jangan sekali-kali kamu mengusikku jika kamu tidak mau melihat sisi liar dari diriku!!" Ucap Dina sambil menunjuk ke dada Cecilia.
Kedua teman Cecilia mau maju untuk menampar Dina saat melihat Cecilia terdiam.
"Sudah kubilang jangan berani-berani mencari masalah denganku, berani menyentuhku berarti kamu bersiap untuk kupatahkan jari-jari tanganmu!!" Kata Dina menghempaskan kedua tangan teman Cecilia sampai menghantam kursi.
"Ingat Cecilia, namamu Cecilia kan? Om Niko itu saudara kembar almarhum ayah kedua adik kembarku, jangan sampai aku memberi tahukannya tentang kelakuan calon menantu yang nggak punya AKHLAK sepertimu!!" Kata Dina tersenyum sinis.
"Pergi kalian bertiga...mengganggu aku membaca saja!!" Usir Dina pada ketiganya lalu kembali duduk di bangkunya seperti tak pernah terjadi apapun.
Cecilia keluar sambil menahan malu, ancaman Dina tadi benar-benar mengusiknya.
"Sedekat apa sebenarnya hubungan Dina dan keluarga Juma??" Batinnya.
"Gila...tanganku sakit banget!! Padahal dia seperti main-main saja menangkap dan menghempaskan tanganku!!" kata keduanya.
Tiba-tiba dari belakangnya ada suara menyeletuk.
"Bagaimana?? Puas kalian mencari masalah dengan singa betina itu? Mereka berdua tertawa.
"Kami ini pernah sekelas dengan Dina...benar dia menyanyi tapi kafe itu milik keluarganya, dan satu lagi...jangan kata potongan anak mami seperti kalian, kami yang cowok aja enggan mencari ribut dengannya, untung kalian bertiga nggak dibantingnya!!" Kata kedua cowok itu tertawa lalu melangkah pergi.
"Apa kata mereka tadi Cil? Waduh kita berarti cari ribut dengan orang yang salah dong!!" Kata kedua cewek teman Cecilia itu.
Sepulang sekolah Juma menunggu Cecilia di parkiran motor. Wajahnya tegang tidak seperti biasanya, padahal Cecilia berniat hendak mengadu pada Juma tentang perlakuan kasar Dina pada mereka padahal sudah ada teman yang telah mengadu pada Juma terlebih dahulu tentang kelakuan Cecilia dan gangnya siang tadi yang telah menyerang Dina di kelasnya.
"Juma...!!" Kata Cecilia manja.
Belum sempat Cecilia bicara, Juma telah lebih dulu buka suara.
"Dengar Cecilia, aku sudah mendengar semua yang kamu lakukan pada Dina siang tadi, untung kamu tidak di apa-apakan olehnya!! Dina tipikal orang yang tidak mau mengganggu asalkan jangan diganggu, mengertikan kamu!!" Tegas Juma lalu berjalan kearah motornya.
"Aku kecewa sama sikap kamu, hari ini kamu pulang sendiri aja!!" Lalu tanpa banyak kata lagi dia pergi meninggalkan Cecilia yang kesal dengan menghentak-hentakan kakinya.
"Awas kamu Juma, akan aku adukan pada mama Maya dan untuk kamu Dina aku akan buat perhitungan denganmu lain kali!!" Geram Cecilia.
"Din...Dina..." Teriak Juma mengejar Dina yang akan pulang dijemput oleh Juned.
"Ada apa lagi Juma?? Sebaiknya kamu jangan dekat-dekat denganku nanti pacar kamu itu datang marah-marah lagi padaku!!" Kata Dina.
"Aku mewakili Cecilia meminta maaf padamu atas perlakuan Cecilia yang tak menyenangkan padamu." Kata Juma menatap Dina dengan memelas.
"Ya sudah aku maafkan, sekarang kamu minggirlah aku mau buru-buru pulang sebab om Johan tadi sudah membawa tante ke rumah sakit sebab tante Della sudah kontraksi!!" Jawab Dina.
Lalu tanpa menunggu persetujuan Juma, Dina dan Juned sudah pergi.
Juma pulang dengan lesu. Di teras dia sudah di tunggu oleh Maya ibunya.
"Hadeuh...ada apa lagi ini!!" Kata Juma lemas.
"Juma cepat masuk ibu mau bicara!!" kata Maya lalu masuk terlebih dahulu.
Tepat seperti dugaan Juma, Cecilia sudah di ruang tamu duduk di sofa dengan mata bengkak seperti habis menangis.
"Juma...benar tadi kamu nggak mau mengantar Cecilia pulang karena Dina??" Tanya Maya.
"Iya benar...habis Juma kesal pada Cecilia pakai menyerang Dina di kelasnya segala!!" Kata Juma.
"Wajar dong!! Itu artinya Cecilia sayang sama kamu!!" Kata Maya ngotot.
"Tapi kenapa harus menyerang Dina? Juma dan Dina lho nggak ada hubungan apa-apa??' Kata Juma lagi.
"Ada apa ini??" Sebuah suara membuat mereka kaget. Ternyata Niko yang datang.
"Ini lho mas, Cecilia cemburu pada Dina makanya Cecilia menyerang Dina, eh...Juma nggak terima Dina diserang oleh Cecilia, malah Juma marah-marah pada ibu!!" Kata Maya.
"Ayah tau betul Dina itu seperti apa, karena ayah mengenal Dina jauh sebelum ayah mengenal kalian semua, dia sama dengan ibunya, dia tidak mau mengganggu dan tidak mau diganggu, jika dia sampai marah berarti Cecilia telah mengganggu ketenangannya!!" Jawab Niko yang membuat Maya dan Cecilia mati kutu.
"Ah ayah...bukan membela calon menantu kita, malah membela orang lain!!" Jawab Maya kesal.
"Itu calon menantu pilihanmu dan bukan pihanku, kalau aku tak pernah memilih dan menentukan apalagi memaksa Juma untuk bersama dengan seseorang!! Dan satu lagi, Dina bukan orang lain...dia sudah kuanggap sebagai putriku sendiri, seandainya kamu tak kembali masuk dalam hidupku tentu sekarang aku sudah menikah dengan ibunya!!" Jawab Niko tegas lalu melangkah masuk ke kamarnya.
Maya langsung terdiam mendengar perkataan suaminya itu begitu juga dengan Cecilia. Mereka berdua auto kenal mental mendengar perkataan Niko barusan sementara Juma hanya bisa terdiam mendengar perkataan ayahnya.
*
*
***Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Fenti
dijaga dong matanya Dina
2024-02-15
0
💞Amie🍂🍃
Iklan udah mendarat kakak, semangat
2023-11-22
0
Spyro
Skak mat! Mak jleb gak tuh?!
Makanya jgn suka hasut aneh2.. udah tahu om Niko dlu bucin ke mamanya Dina.. eh ini malah fitnah Dina 😂
2023-10-31
0