Dada Intan kembali sesak mengenang kejadian 2 tahun yang lalu itu.
Dia sudah bisa mengubur luka itu hingga kemarin Baskoro datang ke rumah Riki dan Afifah untuk memohon maafnya.
"Jangan harap aku akan memberi maafku untuk kalian Baskoro, Lestari..." Ucap Intan Anggraini.
************
Sore itu di sebuah pemakaman yang sudah lumayan lama, duduk terpekur seorang gadis cilik.
Wajahnya sepintas mirip dengan Syifa. Dia adalah Aisyah putri dari Sofwan dan Anggita.
"Bunda Sania...Ais kangen sama bunda!! Bunda sayang sama Ais melebihi mama kandung Ais sendiri!! Sejak bunda pergi, di Yogya Ais selalu kesepian bunda!!" Kata gadis cilik itu sembari terisak.
Makam papa juga di kota ini, di sana Ais benar-benar sendiri!! Sejak kakek meninggal setahun lalu Ais hanya tinggal berdua dengan bibi, bun!! Sementara mamah Anggita semenjak mempunyai keluarga yang baru sudah jarang menengok Ais, hanya om yang sesekali mengunjungi Ais di rumah kakek!! Tapi sekarang Ais bebas kapan saja mau main kerumah bunda Sania, sebab bibi sudah mengajak Ais tinggal di rumah Balikpapan bersama dengan bibi!!" Kata Ais lalu menyeka air matanya.
Sejak masih bayi Ais memang di anggap pembawa sial oleh ibu kandungnya karena Ais lah dia merasa semua musibah kecelakaan yang menimpanya itu terjadi.
Ais lebih dekat dengan Sofwan papa nya dan jika Sofwan berkunjung ke Balikpapan maka Sofwan akan mengajak Ais menemui Sania mantan istrinya itu.
Sania menyayangi Ais walaupun Ais adalah anak madunya, dia tak pernah membedakan kasih sayangnya pada anak kandung dan anak tirinya.
Semenjak Sania dan Riko meninggal dua tahun yang lalu, Ais ikut kakeknya ke Yogya tapi tetap saja Anggita acuh tak acuh pada putrinya itu.
"Ais mau pulang dulu ya bunda, besok Ais main kemari lagi...kita ngobrol lagi ya bunda!!" Ucap Ais.
"Kita mau langsung pulang atau gimana non??" Tanya pak Budi supir mereka.
"Pak Budi tolong antarkan Ais kerumah mbak Dina dulu ya?? Ais kangen pada semuanya sekalian mau membawakan oleh-oleh dari Yogya untuk mereka, sudah dua tahun Ais nggak pernah jumpa dengan mereka lagi!!" Ucap Ais kembali bersemangat.
************
"Beb, aku ikut latihan dong sore ini!!" Kata Cecilia bergelanyut manja di lengan Juma.
"Sejak kapan sih kamu suka lihat aku latihan basket??" Tanya Juma.
"Kenapa sih beb, memang nggak boleh ya kalau aku mau menonton pacarku sendiri latihan basket??" Tanya Cecilia.
"Whatever you want!!" Ucap Juma lalu melangkah pergi.
"Beb...tunggu dong!!" Teriak Cecilia lalu mengikuti langkah Juma menuju ke kantin.
Dina yang sedang asyik menikmati es campurnya sambil membaca jadi mengangkat wajahnya melihat Juma masuk ke kantin diganduli oleh Cecilia di lengannya dengan manja walaupun Juma kelihatan risih dibuatnya.
"Cie...cie...!!" Sorak seisi kantin menyoraki mereka berdua.
Dina kembali menikmati es campurnya dan lanjut membaca tanpa terpengaruh dengan masuknya kedua orang itu.
"Kita duduk di sini aja, beb!!" Tunjuk Cecilia pada kursi di sebelah meja Dina.
"Hai gadis kafe...kami mau duduk di sin, kamu tidak terganggukan??" Seru Cecilia sengaja mengeraskan suaranya.
Kembali Dina mengangkat wajahnya melihat pada keduanya.
"Oh silakan saja, toh warung ini untuk umum...siapa saja boleh duduk di sini!!" Kata Dina lalu kembali melanjutkan kegiatannya.
Tiba-tiba ponsel di saku Dina berdering.
📱Assalamualaikum, ya bang Hans??"
📱Din, ntar malam ada penyanyi yang tidak turun karena sakit, bisa tolong gantikan nggak apa-apakan?"
📱Boleh bang...nanti kita bicara lagi...Assalamualaikum!!"
Cecilia menatap Dina yang masih asyik dengan ponselnya lalu menoleh pada Juma yang tengah kedapatannya sedang memandang Dina secara diam-diam.
"Wah gadis kafe lagi dapat jpb ya...hoi teman-teman, gadis kafe lagi dapat job nih...kita minta traktir dia yuk!!" Teriak Cecilia.
"Heh gadis manja, perasaan dari tadi kamu itu ribut aja, kamu nggak dikasih jatah sama Juma kah? Makanya jadi cewek yang pintar dikit dong...jangan jadi gadis manja nggak berguna, Juma jadi ilfil tau pacaran sama kamu!!" Sentak Dina jengah selalu dikatakan gadis kafe oleh Cecilia.
Mending jadi gadis manja, dari pada jadi gadis kafe??' Ejek Dina.
"Ooo begitu ya... Coba kita tukaran?? Jadi gadis manja seperti kamu aku juga bisa, tetapi coba kamu jadi gadis kafe sepertiku? Apakah kamu bisa?" Tantang Dina yang membuat Cecilia terdiam sesaat.
"Oke? Siapa takut? Apa sih susahnya jadi gadis kafe sepertimu!!" Kata Cecilia meremehkan membuat Juma jadi terpana mendengarnya.
"Oke, aku telepon bang Hans manager kafe nya dulu ya bahwa malam ini ada seorang gadis yang ingin bernyanyi menggantikan aku, kalian di sini dengar perkataan Cecilia dan jadi saksinya ya!!" Teriak Dina.
"Siap...!!" Kata mereka semua yang ada di kantin itu.
"Cecilia?? Memang kamu bisa menyanyi??" Bisik Juma sedikit kesal dengan kecerobohan Cecilia.
"Apa sih susahnya menyanyi? Hanya tinggal mengikuti musiknya saja!! Sudah, kamu jangan khawatir kamu tenang saja!!" Kata Cecilia.
Dina hanya tersenyum lalu berdiri meninggalkan mereka berdua.
Juma termangu di tempat dia duduk sambil menatap kepergian Dina.
"Sepertinya aku memang tak pernah ada di hatimu Dina!!" Batin Juma.
"Maaf ya Juma, aku tau tante Maya ibumu tak pernah setuju aku dekat denganmu, mungkin hanya dengan cara menjauhimu seperti sekarang ini adalah jalan yang terbaik!!" Dina juga menggumam dalam hatinya.
***********
Malam itu sesuai dengan taruhan tadi siang, sebagian siswa dan siswi yang ada di kantin tadi siang datang ke kafe untuk menyaksikan taruhan antara Dina dan Cecilia.
Dengan anggunnya Dina berdandan malam itu.
Semua mata tampak tertuju dan terpesona pada gadis manis yang polos tetapi jika didandani menjadi sangat cantik itu.
Dina jalan melenggang menghampiri Cecilia yang kelihatan gugup.
Sebenarnya dia tak menyangka jika Dina akan membuat taruhan semacam ini untuknya
Jika dia mundur, akan dia taruh di mana harga dirinya di hadapan pacar dan semua temannya.
"Dina sialan...dasar gadis licik!! Kupikir dia lugu selugu wajahnya tetapi ternyata dia licik juga!!" Maki Cecilia pelan.
Dina datang mendekat sambil membawa Hans yang sekarang sudah diangkat jadi manager kafe tersebut.
"Bang, ini gadis yang Dina ceritakan tadi sore yang akan menggantikan Dina bernyanyi malam ini!!" Kata Dina menyeringai pada Juma dan Cecilia.
"Oke!!" Seru Hans.
"Persiapkan dirimu, sehabis dua lagu pembuka ini maka giliran kamu menyanyi!!" Kata Hans.
"Cil, masih ada waktu untuk mundur dari pada kamu mempermalukan dirimu sendiri!!" Kata Juma.
"Tenanglah Juma, kamu jangan membuatku bertambah gugup!!" Sentak Cecilia.
"Bagaimana aku tidak menyuruhmu berpikir sekali lagi, kamu tidak tau aja sih bagaimana kemampuan Dina dalam bernyanyi dan dia juga sudah banyak pengalaman di panggung, sedangkan kamu? Menyanyi di kamar mandi aja kaca kamar mandi pecah, dinding kamar mandi langsung retak semua!!" Kata Juma sekali lagi berusaha memperingatkan Cecilia.
*
*
***Bersambung...
Bagaimana akhir tantangan ini selanhutnya?
Ikuti terus kisah mereka ya reader dan jangan lupa dukungannya🙏🙏
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Dina⏤͟͟͞R
sedihnya. dua hati yg saling suka harus terpisah oleh restu
2023-08-29
0
Dina⏤͟͟͞R
😭😭😭😭😭 nyesek sen kisahmu
2023-08-29
0
Penelop3
Sabar yaaa
2023-08-17
0