Pagi hari yang indah dan sejuk matahari bersinar terang tetap tidak bisa menembus dinding kamar tidur Alice, dia masihterlelap dalam dunianya tanpa terusik sedikit pun.
Dia sangat lelah menghadapi dunia ini tanpa adanya kasih sayang, baginya perasaan dari seorang Pimpinan Mafia itu hanyalah sebuah perasaan sebagai upah kerjanya saja, dia dingin tapi bukan berarti dia tak ingin kasih sayang. Ingin, dia tentu sangat ingin sekali merasakan apa sebenarnya arti keluarga dan kasih sayang.
"Alice bangunlah cepat makan " Arthfael dengan lembut membangunkan wanita yang sangat dia cintai ini dengan lembut.
"Hmmmm" menggeliat membelakangi Arthfael
"Apa kau masih merasa sakit ?" sambil meletakkan telapak tangannya di kepala Alice
"Biar ku panggilkan dokter" kata Arthfael sambil beranjak
"Biar aku saja yang kesana" kata Alice mencegah
"Kau sangat lemah, biar dia saja yang kesini" paksa Arthfael
"Jangan mengheboh hebohkan .... Aku baik baik saja" Ucap Alice dingin
"Ya sudah lah" Arthfael kembali duduk diujung tempat tidur Alice
Alice mulai memakan makanan yang dibawa oleh Arthfael tanpa berbicara dan terus pokus walaupun Arthfael menatapnya tanpa henti.
Disaat Alice sudah mulai siap makan tiba tiba saja perutnya sakit dan merasakan mual kembali
"Kau tidak apa apa alice? " Tanya Arthfael sambil mengelus pelan punggungnya, Alice hanya menggeleng pelan
"Minumlah" menyodorkan segelas air putih
"Keluarlah aku akan pergi memeriksa kondisiku" ujar Alice
"Biar aku temani"
"Aku bisa sendiri" datar alice
"Baiklah" Arthfael tidak memaksa karna itu semua percuma untuk dilakukan, dia sangat paham betul siapa wanita ini.
Alice bersiap siap pergi kelantai bawah tempat rumah sakit Mafia berada untuk memeriksa keadaan tubuh nya.
Dia masuk melewati satu persatu ruangan bercat putih itu dengan langkah santai.
Alice tidak bisa memperlihatkan kelemahannya pada orang lain walaupun dia sedang sakit.
Semua yang ada diruangan itu bingung atas kehadiran wanita yang satu ini pasalnya dia jarang bahkan terbilang hampir tidak pernah datang ketempat itu, mereka bertanya-tanya dalam hati kebingungan sembari membungkuk memberi hormat.
Alice tidak memperdulikan semua tatapan dan hormat dari mereka. dia hanya berjalan lurus dengan muka datarnya menuju ruangan kepala rumah sakit milik Mafia itu.
Alice memegang gagang pintu sambil melangkah masuk.
Melihat ada yang masuk kepala dokter langsung melihat kearah pintu dan langsung berdiri memberi hormat ketika tau yang masuk adalah Alice
"Hormat saya wakil Pimpinan" kata wanita tua itu lembut dan bingung karan kedatangan wanita ini
"Periksakan kondisi saya" Ucap Alice tanpa basa basi dan langsung menidurkan dirinya diatas kasur yang terletak di sudut ruangan itu
"Ahhhhh baik " kata wanita tua itu bergegas
Dengan telaten dokter tua itu memeriksa kondisi Alice.
Beberapa waktu berlalu tapi dokter itu masih saja tidak berkutik sama sekali, dia bahkan memeriksa berkali-kali perut datar Alice dengan teliti sebab merasa ragu atas apa yang dia ketahui, keraguan ini menimbulkan rasa takut dan cemas jika salah prediksi disisi lain dokter itu sama sekali tidak berani bertanya.
Merasa pemeriksaan nya belum kunjung siap akhirnya Alice angkat bicara
"Bagaimana? " Tanya-nya mengejutkan dokter tua disamping nya
"A-aku ragu " katanya gugup
"Katakanlah" Alice bangun dari duduknya sambil bersiap mendengar kan ungkapan dari dokter.
"B-baik d-dari hasil pemeriksaan tadi. kondisi anda saat ini bukan masuk angin atau sakit perut seperti biasanya" berusaha tenang
"Langsung intinya"tepis Alice
"Anda hamil wakil Pimpinan" katanya ragu
Mendengar kata 'hami'l Alice langsung berdiri dari duduknya dan memegang erat ujung bajunya. Setelah lima menit lamanya dia berfikir keras untuk berharap bahwa ini hanyalah mimpi lalu ia berkata tanpa gugup dan gemetar.
"Rahasia kan" kata Alice pada doktor itu lalu pergi meninggalkan ruangan nya
Alice berlalu melewati satu persatu ruangan itu menuju kamarnya dengan langkah lebar dan dengan tatapan yang tak bisa diartikan, Alice langsung masuk dan menutup keras pintu kamarnya .
Arthfael yang sedari tadi menunggu kedatangan Alice dikamar itu pun sontak terkejut dan langsung melihat ke arah Alice
"Apa yang terjadi Alice" tanyanya memburu
"Kau kenapa disini? " tatap Alice
"Kau sakit apa Alice? " tambahnya lagi
"Keluarrrrrr" teriaknya membuat Arthfael diam
"Kau tidak dengar hah? " tambah Alice dengan tatapan tajamnya
"Alice..... jawab aku" Tanya Arthfael mencoba mendekat padanya, melihat ekspresi yang ditunjukkan Alice berbeda dari biasanya membuat nya takut sekaligus khawatir, khawatir atas pikirannya sendiri benar-benar terjadi.
"Keluar" dengan nada rendahnya pertanda peringatan terakhir dari Alice.
Tapi Arthfael tidak memperdulikan peringatan Alice, dia bahkan membawa Alice kepelukannya
"Lepaskan" kata Alice memberontak
"Jawab aku Alice" suara tangis Arthfael
Mulai menetes karna tingkah Alice yang tidak seperti biasanya
"Keluar hah keluar ... Kau tidak dengar ... lepaskan" berontak Alice dalam pelukan Arthfael, semakin keras Alice memberontak semakin kuat pula pelukan Arthfael hingga akhirnya Alice berhenti memberontak dan pasrah dalam pelukan Arthfael.
Merasakan Alice tidak memberontak lagi Arthfael mulai menenangkan Alice dengan mengelus punggung dan mencium ujung kepala Alice
"Menangislah jika tidak kuat ... Jangan ditahan ... Menangislah bersamaku Alice "
Alice hanya terdiam menahan tangisnya
"Kau tidak perlu merasa lemah jika menangis Alice ... Aku disini ... aku menyayangimu menangislah dalam pelukan-ku Alice ... Jangan ditahan" kata Arthfael yang juga menahan tangisnya
Alice masih tetap menahan air matanya agar tidak keluar sekuat tenaganya hingga suara deru napasnya semakin keras terdengar ditelinga Arthfael.
"Menangislah ... Akan lebih baik jika menangis" tambah Arthfael
Alice yang merasa tidak sanggup lagi membendung air matanya, kini pertahanan nya kandas dan menetes lah perlahan air matanya, Suara tangisan alice disambut pria lembut yang kini sedang memeluknya hingga mengisi ruangan itu.
Banyak sudah situasi sulit, benci, hampir terbunuh, hidup tanpa kasih sayang sudah mereka lewati bersama. Mereka menangis dalam posisi memeluk satu sama lain hingga jatuh terduduk kelantai.
Tangisan Alice semakin memecah mengingat bagaimana kerasnya perjalanan hidup yang dia alami. Dia menangis keras tanpa henti memikirkan kenapa dia harus dilahirkan kedunia ini, dunia yang begitu kejam.
Alice Menumpahkan segala amarah segala kekecewaan dan kesengsaraannya selama ini.
Ketika anak seusia sepertinya seharusnya sibuk dengan pendidikan tapi dia terus saja hidup seperti anjing pemburu. Hidup seperti itu bukanlah hal yang diinginkan oleh semua orang begitu juga dengan Alice.
Masa kecilnya telah direnggut oleh orang yang bahkan dia tak tau harus menyalahkan siapa, walaupun diperlakukan dengan sangat keji seperti anjing Alice tetap harus menjalani hidupnya dengan hampa tanpa semangat sedikitpun karna masih ingin bertemu dengan orang tua nya dia masih berharap, dia masih ingin merasakan hangatnya pelukan ayah ibu, ciuman ayah ibu, masakan ibu, merasakan bagaimana rasanya saat disisir oleh ibunya, dan mencium wangi tubuh mereka, Alice masih kecil saat itu bahkan dia tidak tau apa arti hidup sebenarnya.
Karna itulah Alice tumbuh menjadi wanita kasar tanpa rasa sayang dengan tatapan membunuh dimatanya.
Dia sangat lelah menghadapi dunia ini dan ini kali pertama baginya menuangkan segala emosinya dengan air mata.
Merasa sudah cukup. Perlahan Alice melepaskan pelukan Arthfael dan tangisnya hilang seketika
"Keluarlah" kata Alice sambil berdiri menuju tempat tidurnya
"Jawab lah aku Alice...kenapa ???... apa yang terjadi ??? "
Alice hanya menatap datar tempat tidurnya tanpa menjawab
"Apa hamil Alice...???" lirihnya
Alice langsung membalikan tubuhnya menatap Arthfael merasa kaget atas apa yang baru didengarnya
Melihat reaksi Alice terkejut membuat Arthfael semakin tidak percaya dan mulai kembali meneteskan air matanya, hal yang sudah lama dia prediksi, hal yang dia takutkan kini akhirnya terjadi juga, seharusnya dia menahan Alice untuk misi-nya saat itu
"Ini tidak mungkin kan Alice???"
"Itu benar " jawab Alice dengan tatapan datarnya, kemudian menoleh cepat ke arah lain
"Ini tidak mungkin" Arthfael mengusap kasar mukanya sambil menahan air matanya
"Rahasiakanlah" Ucap Alice seketika
"Kau lupa kau sudah berjanji padaku Alice" kata Arthfael dalam tangisnya
"Siapa ayahnya? siapa Alice? Ha? Siapa yang melakukan ini padamu? Jawab aku Alice? " Arthfael mengguncangkan tubuh Alice keras, ini adalah hal yang sangat mengejutkan dan tidak bisa diterima oleh pikirannya.
Alice tidak menjawab pertanyaan bertubi-tubi yang di lontarkan Arthfael Alice menahan air matanya mengingat janji yang cepat ia ingkari itu
"Apa salah satu dari mereka ha? BTS? " tebaknya dengan bibir bergetar sambil Menggoyang- goyangkan tubuh Alice berharap dia menjawab pertanyaan darinya.
Tak lama berpikir pertanyaan Arthfael disambut anggukan oleh Alice.
sontak anggukan Alice membuat Arthfael semakin keras menangis, apa yang dia takutkan, apa yang di jaga baik-baik, kini pupus sudah harapannya, wanita yang selama ini tidak berani dia sentuh, wanita yang begitu keras mengobrak- abrik perasannya kini sudah mengandung anak dari pria lain.
Tak ada kata yang bisa dia ucapkan selain rasa sedih yang sangat menyayat hatinya begitu dalam.
Ingin rasanya dia membunuh pria yang menghamili wanita yang sangat dia cintai ini.
Tapi dia lemah, lemah bahkan bukan soal fisik saja, dia lemah dalam segala hal, kekayaan, dan bahkan kuasa, dia adalah orang lemah, hingga tidak bisa melindungi wanita yang ia cintai sendiri, jiwanya sudah sangat sakit melihat wanita yang ia cinta bagai diperbudak dan diperkerjakan seperti sapi perah, dan kini saat mengetahui wanita yang ia cintai hamil, dia tetap tidak bisa apa-apa selain diam tanpa batas.
"Aku akan mengurusnya kau tenanglah" kata Alice menahan air matanya saat melihat Arthfael menangis di depannya
"Namanya ...?" "siapa namanya? " disela sela tangisnya Arthfael tetap bertanya
" Namanya....... Maaf aku tidak bisa memberi tahumu" Ungkap Alice
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Aranta Rian
penasaran siapa yang ngehamilin Alice.. pasti salh satu dari bts kan yak
2023-10-19
1