Didalam kamar yang suram dengan sebuah tempat tidur berukuran kecil disertai kasur berukuran kecil khusus untuk satu orang dengan satu buah bantal dan selimut berwarna hitam tertata rapi diatasnya.
Tidak ada lemari dikamar itu atau aksesoris apapun, jangankan meja rias, cermin dan make up saja tak ada.
Hanya beberapa besi diatas sudut kamar yang tak terlalu jauh dari tempat tidur yang digunakan untuk menggantung beberapa pakaian yang Alice miliki.
Diantara pakaian yang Alice miliki ada satu baju perempuan anak-anak seusia 8 tahun warna pink bermotif bunga-bunga sepanjang lutut gadis kecil, hanya itu saja baju perempuan feminim yang ada diantara susunan pakaian miliknya.
Warnanya sudah memudar dan kusam
"Siapa sebenarnya aku? " katanya pelan meraih ujung baju itu sambil mengingat seberkas kejadian pada malam hari saat dia kecil.
Lamunan Alice berhenti seketika karna ada yang menghidupkan lampu kamarnya secara tiba tiba.
Alice segera menutup baju itu dengan beberapa pakaian secara spontan.
"Ahhh kenapa kau sangat suka sekali suasana gelap seperti ini? " kata Arthfael, berjalan dengan membawa nampan berisi segelas air dan satu piring nasi dengan daging sapi diatasnya
"Hidupkan lah lampu walaupun kau tidak suka terang Alice" ocehnya mendekat
"Kau tau aturan masuk kekamar orang lain?" kata Alice lalu berjalan membaringkan tubuhnya keatas kasur tanpa memperdulikan Arthfael yang datang kearahnya.
"Apa kau juga tau kau harus menutup pintu kamarmu?" katanya sembari menunjuk kearah pintu
Alice tidak menjawab dia langsung menutup matanya tak peduli
"Makanlah" kata Arthfael dengan nampan yang masih dipegangnya
"Hmmmm"jawabnya dengan mata yang masih menutup.
Melihat reaksi Alice Arthfael mengambil meja berukuran kecil dari bawah ranjang dan meletakkan keatas tempat tidur diantara pahanya Alice. Meja itu memang disediakan oleh Arthfael untuk Alice sejak lama karna Alice lebih suka makan dikamar.
Alice langsung bangun setelah merasakan ada meja yang diletakkan diatas pahanya dan berkata "Aldemar" katanya, Alice sangat susah berterima kasih pada Arthfael hingga dia selalu menyebut Aldemar saja sebagai kata ganti terima kasih
"Katakanlah terima kasih jangan Aldemar lagi " katanya sambil mengelus kepala Alice.
Sepanjang hidup Alice dia hanya mendapat pelukan dan elusan kepala dari dua orang itu Pimpinan dan anak Pimpinan Mafia, jadi dia tidak terusik sedikitpun dengan hal itu terlebih saat dia makan dia hanya akan pokus pada makanannya saja.
"Rambut mu ini……ck ck" ucap Arthfael menggelengkan kepala sambil menyelipkan rambut Alice ke belakang daun telinga-nya, meskipun rambut Alice sudah keluar satu persatu dari ikatan yang asalan itu
"Kapan kau terakhir menyisirnya hah?" Tanya Arthfael.
Alice hanya mengangkat kedua bahunya tanda tak tau sambil pokus pada makanannya
"Cepatlah biar kusisirkan" kata Arthfael
Alice hanya mengangguk tanda setuju dan menyelesaikan makannya dengan tetap santai. Selesai menghabiskan makanan Alice langsung berdiri dipinggir tempat tidur membelakangi Arthfael setelah memberikan sisir.
Arthfael mulai menyisir rambutnya "Rambutmu sangat panjang Alice bukankah sangat sulit beraktifitas terlebih kau adalah orang yang harus pergi sewaktu waktu" tanyanya
Alice diam sekejap lalu berkata "Bukan urusanmu"
Hanya terdengar suara helaan napas dari mulut Arthfael "Kenapa ?" lirihnya pelan sambil masih menyisir rambut Alice
"Kau sangat ingin tau" katanya
"Iya " sambil menyisir
"Aku ingin Ibuku menyisir rambutku sekali saja sebelum aku mati" katanya pelan
Arthfael menghentikan gerakan tangannya di sela-sela saat menyisir rambut Alice
"Itu sudah sangat lama Alice bahkan mungkin orang tuamu sudah tak ada lagi" katanya dengan ekspresi canggung yang tidak diketahui Alice
Alice berbalik kearah Arthfael lalu berbicara "Kalau begitu aku akan memandikan rambutku dengan darah orang yang membuat orang tuaku menderita" katanya dengan tatapan membunuh pada Arthfael seolah olah Arthfael lah yang menjadi biang keladinya
"Cepat akan kuikat "katanya sambil membalikkan badan Alice gugup
Alice hanya heran melihat tingkah Arthfael dan ikut membalikkan badannya tanpa banyak tanya.
Tiba-tiba ada suara ketukan dibalik pintu dengan pelan tapi masih bisa terdengar oleh telinga,
"Masuk" kata Alice yang masih disisir tanpa membalikkan posisinya untuk melihat siapa yang datang
"Ada apa" tanyanya setelah anak buahnya masuk dengan tetap tanpa membalikkan tubuhnya.
"Para pejabat dari anggota Mafia ingin bertemu dengan wakil pimpinan untuk rencana selanjutnya diruangan rapat" katanya sopan sambil membungkuk
"10 menit lagi aku akan datang" kata Alice
"Baik wakil pimpinan" lalu hilang dari balik pintu
"Kenapa begitu lama sekali" kata alice dengan sedikit nada tinggi
"Tunggu lah … ini sudah mau selesai…rambutmu juga sangat panjang jadi aku mengikatnya lebih berbeda agar kau lebih leluasa" katanya hampir selesai mengikatnya dengan model Dutch Braid
Tapi menggulungnya agar terlihat lebih pendek "Nah sudah..apa terasa lebih bebas?" Tanya nya sambil merapikan atas rambut Alice yang rambutnya masih berdiri diri.
"Lumayan" kata Alice "aku pergi dulu Al" katanya tanpa terima kasih dan pergi meninggalkan Arthfael yang masih berdiri dikamar itu sendirian.
Alice berjalan dengan langkah lebarnya, semua orang sudah berada ditempat rapat menunggu kedatangan Alice, setelah Alice masuk semua memberi hormat dengan membungkukkan tubuh mereka seperti biasanya dan langsung duduk setelah Alice duduk.
Dalam pertemuan ini Pimpinan tidak ikut serta karna Alice yang bertanggung jawab atas tugas ini, tanpa basa basi Alice langsung mendekati microphone yang ada dimeja dan berkata.
"Baik aku saja yang bicara" katanya saat melihat MC yang mau melangkah ke mimbar meja presentasi yang ada didepan, seketika MC itupun menghentikan langkahnya dan membungkuk hormat untuk mundur lalu duduk dikursi belakang.
"Dalam jangka tiga bulan kita harus membrantas segala data pribadi dari Hybe Intertainment baik dari segi apapun, cari kelemahan perusahaan itu, dan pantau aktivitas mereka, kumpulkan informasi tentang perusahaan itu sebanyak mungkin jangan sampai melewatkan informasi apapun walaupun informasi itu tidak penting sama sekali, cari tau juga apakah ada sekutu Mafia yang berada di Korea Selatan" kata Alice lugas dan tegas tanpa terbata bata sambil memperhatikan sekeliling ruangan dengan seksama hingga tak ada satu pun yang terlewatkan dimatanya, mengabsen satu- persatu
dari mereka tanpa sisa.
Semua anggota penting dari mafia yang berada didalam ruangan itu mendengar dan mencatat dengan sangat serius tanpa melewatkan satu patah katapun yang Alice katakan.
"Dan" sambungnya "Carikan orang yang bisa mengajarku untuk menyempurnakan aksen bahasa korea ku dengan cepat" kata Alice kemudian berlalu pergi meninggalkan ruangan itu.
"Baik wakil pimpinan" saut mereka yang ada diruangan sambil berdiri cepat membungkuk lalu kembali duduk ke tempat Masing-masing, mereka tidak ikut keluar karna harus membagi dan mengatur tugas yang telah dijelaskan oleh Alice secara seksama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Fahrian
ohhh oke kakak.
2023-07-14
0
Silvi Aulia
hai ka aku udah mampir di novel Kaka , jangan lupa untuk mampir dan bantu like juga ya di novel ku 🤗
2023-07-13
0