Kamis sore setelah melakukan perjalanan jauh untuk menjalankan sebuah misi bertempur memusnahkan para pemberontak.
Alice dan anggota Mafia kini telah sampai di Supai dimana tepatnya markas Deep Black berada.
Tak ada yang perlu dikhawatirkan karna misi kali ini berjalan dengan sangat lancar tanpa hambatan sedikitpun.
Tapi lain halnya dengan Alice, sekilas dia berpikir tentang apa yang dikatakan oleh Archard saat dia melangkah perlahan turun dari helikopter sambil berkata dalam hatinya 'Aku tidak mengerti'
Langkahnya terhenti saat melihat ada pimpinan Mafia berdiri tepat didepannya dengan segera Alice menundukan kepalanya.
"Bagus" ucapnya ramah
"Terima kasih Pimpinan" tunduknya lagi
"Kau ini masih saja bersipat dingin" mengelus kepala Alice dan langsung memeluk bahunya sambil berjalan beriringan
"Apa ada kendala? " tanya Pimpinan
"Tidak ada Pimpinan" jawabnya sambil berjalan dalam rangkulan Pimpinan
"PanggillahAayah jangan Pimpinan" lembut
"Baik Ayah" kata Alice lembut
"Kalian semua istirahatlah" titah Pimpinan pada anggota pasukan Mafia yang masih berdiri tegap disamping helikopter kemudian berlalu pergi bersama Alice.
Sepanjang perjalanan Alice hanya diam tidak memulai percakapan apa pun sebelum Pimpinan yang memulainya dahulu hingga mereka sampai diruang makan.
"Duduklah" kata Pimpinan sambil melepas pelukannya lalu dia pun duduk disebelah Alice
"Apa kau lelah?" tanyanya
"Tidak Ayah" sahutnya
"Apa kau ingin mengatakan sesuatu padaku?" kata Pimpinan mendekat seakan tau pikiran Alice
"Tidak ada Ayah" gelengnya
"Kau yakin? " memastikan
"Iya Ayah" ucap Alice meyakinkan
"Kalau begitu aku yang akan bertanya padamu"
Alice hanya mengangguk tanda mengiyakan dan mulai fokus mendengarkan.
"Ayah sangat menyayangimu seperti putri Ayah sendiri" menggenggam sebelah tangan Alice
"Jika kau mengetahui Ayah pernah berbuat jahat padamu apa kau akan membunuh Ayah juga" tanyanya
Alice sama sekali tidak terkejut. Ya….. karna begitulah sipatnya sangat dingin, benar benar dingin
"Tidak" katanya santai
"Alasannya ?" buru James
"Tidak saja" kata Alice sambil mengambil air diatas cangkir kemudian meneguknya cepat seakan tidak pernah minum seharian.
"Alice katakanlah lebih dari kata tidak" tuntut Pimpinan
Alice terdiam sejenak lalu berkata
"Aku tidak akan membunuhmu bagaimanapun ya karna kamu Ayahku" jawabnya
"Baiklah" kata Pimpinan sembari melepaskan genggamannya karna jawaban yang diberikan Alice tidak begitu memuaskan hatinya
"Tapi aku akan membiarkan Ayah membunuh diri Ayah sendiri" ucapnya tanpa menoleh James Ayah-nya itu
Sontak James kaget dengan apa yang Alice katakan
"Maksutmu" tanyanya spontan
"Aku tidak bisa membunuh Ayah karna Ayah-lah yang membesarkan aku, aku akan kecewa dengan perbuatan Ayah tapi bukan berarti aku akan membunuh Ayahku sendiri semauku" katanya tanpa melihat Ayah-nya itu dengan tatapan lurus kedepan.
"Lalu kenapa kau mengatakan kamu ingin Ayah sendiri yang harus membunuh diri Ayah" Tanya James lebih dekat karna penasaran
"Membunuh Ayah sendiri itu sangat kejam" katanya tetap dengan tatapan lurusnya tanpa melirik James sambil pergi meninggalkan James dimeja makan itu sendirian.
"Maafkanlah Ayah" lirih James tanpa didengar oleh Alice James langsung berdiri seketika melihat Alice pergi dan berkata
"Alice makan lah dulu bersama Ayah"
"Yes dady" teriaknya tanpa menoleh kearah James sambil mengayunkan tangan ke atas kemudian berlalu meninggalkan Ayahnya sendirian.
"Anak itu masih saja seperti dulu" lirih James
Alice gadis cantik itu mempunyai kebiasaan tidak suka makan bersama sejak dia kecil baik bersama keluarga, anggota sesama bodyguard Mafia.
Bahkan, saat dia menyamar dia hanya akan meminum air atau sekedar memakan buah saja, dia akan makan apabila setelah semua keluarga dan rekannya selesai jika tidak dia akan makan didalam kamarnya sendirian atau mencari tempat untuk makan tanpa ditemani orang lain.
Itu semua karna dia tidak suka berbaur dengan banyak orang, tertawa bersama, bercerita sambil menikmati makanan, itu bukanlah sipat sosok dari Alice.
Akan tetapi ada satu orang yang kadang-kadang akan menemaninya makan yaitu Arthfael atau Aldemarnya Alice, karna sudah terbiasa ditemani makan oleh Arthfael, Alice sama sekali tidak merasa terganggu.
Kadang-kadang dia akan berbicara sesekali walaupun tidak banyak kata yang dikeluarkan oleh Alice tidak lebih dari kata
"Iya, tidak, baik"
Tiba-tiba terdengar suara keras yang bersumber dari pecahan piring terjatuh, lamunan James langsung buyar seketika sambil melihat kearah asal suara itu dan memperhatikannya secara seksama.
Dari sudut ruangan tampak seorang pelayan perempuan paruh baya yang tidak sengaja menabrak Alice yang sedang berjalan menuju kamarnya
"Maaf nyonya maaf" kata pelayan itu meminta maaf sembari membungkuk bungkuk
"Apa kau tau arti maaf bagi kita? Tanya Alice mendekat dengan tatapan membunuhnya
"s-saya t-tau nyonya" kata pelayan itu terbata bata
"lalu? " tatapan Alice belum berpindah laksana elang yang siap menyambar seekor tikus lemah di hadapan nya
Dengan cepat pelayan itu mengambil sebuah pisau yang ada diatas meja makan itu dan menyayat tangannya sampai menyucurkan darah ke lantai
"Cukup" kata Alice sambil berlalu keluar ruangan lalu masuk ke kamarnya dengan langkah santai,
Pelayan itu menunduk lalu pergi kembali kedapur setelah membersihkan pecahan piring yang terjatuh barusan dengan telaten.
Melihat hal itu James langsung ling lung dan jatuh kekursinya dengan tatapan tidak percaya dan mengusap kasar wajahnya dengan ekspresi yang tidak bisa diartikan.
Dia teringat didalam kehidupan Mafia.
Tingkat kesetiaan sangatlah diperlukan dan apabila tiba-tiba salah satu anggota dari Mafia berkhianat atau memberontak mereka akan dibunuh sekeji keji mungkin bahkan satu pun dari keluarga mereka tidak akan ada yang tersisa.
Begitu juga dengan kata maaf, maaf yang tulus bagi dunia Mafia adalah dengan bukti memberikan darah bahkan nyawanya seikhlas mungkin demi membuktikan rasa bersalah mereka.
Mengingat peraturan bagi dunia mafia itu membuat James seakan mau runtuh mengingat segala perbuatannya.
Dengan tanpa sadar Alice mengingatkan kembali dirinya bahwa maaf yang benar itu adalah seperti ini bukan hanya sekadar ungkapan saja.
Bagaimana pun saat ini James sangat menyayangi Alice putri hasil penculikannya beberapa tahun yang lalu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments