chapter 14

Keesokan harinya, Rian, Rahel, dan Luna memutuskan untuk berangkat mencari persediaan makanan di luar desa. Mereka merasa perlu untuk menemukan sumber makanan baru karena persediaan mereka di desa sudah mulai menipis. Dengan tas yang telah mereka siapkan, mereka keluar dari desa dengan hati yang penuh harap.

Mereka berjalan menyusuri setiap sudut kota yang mereka temui. Pemandangan yang mereka temui tidak lagi seperti dulu. Bangunan-bangunan yang pernah indah kini terlihat rusak dan ditinggalkan. Jalan-jalan yang dulu ramai kini sunyi dan kosong. Suasana yang mencekam terasa di udara, membuat mereka waspada terhadap kemungkinan bertemu dengan zombie atau kelompok penjarah yang tidak bertanggung jawab.

Saat mereka melintasi jalan-jalan yang berdebu, mereka berusaha mencari toko-toko kecil yang mungkin masih memiliki persediaan makanan yang tersisa. Mereka masuk ke dalam toko-toko dengan hati-hati, berusaha tidak menimbulkan suara yang berisik agar tidak menarik perhatian yang tidak diinginkan.

Tetapi mereka harus menghadapi kenyataan bahwa sebagian besar toko telah kosong. Rak-rak makanan yang dulu dipenuhi dengan berbagai produk kini hanya menyisakan debu dan kekosongan. Rasa putus asa mulai menghampiri mereka, tetapi mereka tidak menyerah. Mereka terus berusaha mencari di toko-toko lain, berharap menemukan sedikit sumber makanan yang bisa mereka bawa pulang.

Ketika mereka hampir kehilangan harapan, tiba-tiba mata Rian menangkap cahaya di kejauhan. Itu adalah sebuah supermarket yang terlihat masih utuh. Mereka berlari menuju tempat itu dengan harapan yang membara.

Rian: Hei, lihat! Ada sebuah supermarket di sana! Mungkin kita bisa menemukan persediaan makanan yang cukup di sana.

Rahel: Benar, kita harus mencoba. Siapa tahu masih ada beberapa barang yang bisa kita bawa pulang.

Luna: Tapi kita harus berhati-hati, mungkin ada zombie atau penjarah di sekitar sana.

Rian: Kamu benar, Luna. Kita harus tetap waspada dan bergerak dengan hati-hati.

Mereka berjalan menuju supermarket dengan perasaan campuran antara harapan dan kekhawatiran. Ketika mereka sampai di depan pintu masuk, mereka melihat kaca pecah dan beberapa barang yang berserakan di luar.

Anna: Nampaknya ada orang yang sudah lebih dulu datang ke sini. Kita harus tetap berjaga-jaga.

Rahel: Baiklah, kita akan membagi tugas. Rian, kamu dan Luna mencari makanan di dalam supermarket. Anna dan aku akan mencari barang-barang yang bisa berguna untuk pertahanan.

Mereka memasuki supermarket dengan langkah hati-hati. Rak-rak makanan yang dulu dipenuhi berbagai produk kini sudah berantakan, beberapa di antaranya bahkan rusak.

Luna: Aku menemukan beberapa kaleng makanan yang masih utuh di sini!

Rian: Bagus, ambil semuanya. Kita butuh makanan yang tahan lama.

Rahel dan Luna berkeliling mencari peralatan dan perlengkapan yang berguna. Mereka menemukan senter, pisau lipat, dan beberapa alat pertukangan yang bisa mereka bawa.

Luna : Lihat, ada juga alat pemotong kawat yang bisa berguna untuk membuat perangkap zombie.

Rahel: Bagus, ambil semua yang kita butuhkan. Semakin banyak persediaan dan perlengkapan yang kita dapatkan, semakin baik.

Setelah beberapa waktu, mereka berkumpul di depan pintu keluar supermarket dengan tas penuh persediaan.

Rian: Wah, kita berhasil! Ternyata masih banyak makanan yang bisa kita bawa pulang.

Luna: Dan kita juga punya perlengkapan yang cukup untuk meningkatkan pertahanan desa kita.

Rahel: Sekarang, saatnya kita kembali ke desa dan berbagi kegembiraan ini dengan yang lain.

Luna: Ya, semoga persediaan ini bisa memberi harapan baru bagi kita semua.

Dengan senyuman dan perasaan lega, mereka melangkah keluar dari supermarket. Mereka berjalan pulang dengan hati penuh sukacita, merasa beruntung telah menemukan persediaan yang berharga.

Di perjalanan pulang, mereka saling berbagi cerita dan tertawa mengenang momen-momen yang mereka alami saat mencari persediaan. Semangat mereka semakin membara, siap untuk menghadapi tantangan yang masih menanti di masa depan.

Dalam perjalanan pulang yang penuh dengan kegembiraan setelah berhasil mendapatkan persediaan, keadaan tiba-tiba berubah menjadi tegang dan mencekam. Rian, Rahel, dan Luna tiba-tiba terkejut oleh suara teriakan yang datang dari belakang mereka. Mereka segera berbalik dan melihat sepasang laki-laki dan perempuan yang sedang berlari sekuat tenaga, dikejar oleh segerombolan orang bersenjata.

Rahel: Apa yang sedang terjadi?!

Rian: Mereka dalam bahaya! Kita harus membantu mereka!

Luna: Cepat, mari kita sembunyi dan lihat apa yang terjadi.

Mereka berlari menuju semak-semak di dekat jalan, berusaha melindungi diri mereka sendiri sambil mengamati situasi dengan hati berdebar. Pasangan tersebut terlihat dalam keadaan luka, berlari dengan pincang, dan tampaknya sedang berjuang untuk menghindari kejaran para pengejar mereka.

Seketika, mobil yang dipenuhi dengan orang-orang bersenjata tiba di dekat pasangan itu. Dengan cepat, mereka turun dari mobil dan mengepung pasangan tersebut. Terdengar tembakan-tembakan menggema di udara, membuat suasana semakin mencekam.

Rahel: (diam-diam) Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Siapa mereka?

Rian: (berbisik) Aku tidak tahu, tapi yang pasti, kita harus tetap bersembunyi dan mengamati dengan hati-hati. Jangan sampai terlihat oleh mereka.

Luna: (memegang tangan Rahel dengan erat) Ini sangat mengerikan. Kita harus melakukan sesuatu.

Tak lama kemudian, pertempuran tak terelakkan terjadi di depan mata mereka. Pasangan tersebut berusaha melawan, namun sayangnya, mereka kewalahan dengan jumlah orang yang lebih banyak dan senjata yang lebih kuat. Salah satu dari mereka yang sedang berlari pincang terkena tembakan dan jatuh tak berdaya ke tanah.

Rahel: (menggigit bibirnya, penuh emosi) Oh Tuhan, apa yang sedang terjadi? Mereka tidak berhak melakukan ini!

Rian: (menggenggam erat senapan yang dia temukan) Jaga emosimu, Rahel. Kita harus tetap bersembunyi, tidak bisa melawan mereka dengan cara ini.

Luna: (dengan air mata di matanya) Aku merasa tak berdaya... Tidak ada yang bisa kita lakukan.

Ketika pasangan tersebut dilarikan ke dalam mobil oleh kelompok yang mengejar mereka, mereka melihat bahwa salah satu dari kelompok tersebut menunjukkan ekspresi yang tak bersalah. Mereka berteriak dan merayakan kemenangan mereka, seolah-olah mereka telah berhasil menangkap hewan buruan yang dituju.

Rahel: (menggertakkan gigi) Bagaimana mereka bisa melakukannya dengan begitu dingin dan tanpa belas kasihan?

Rian: (dengan suara bergetar) Mereka tidak memiliki hati nurani... Mereka hanya melihat kita sebagai musuh.

Luna: (dengan suara lembut) Kita harus tetap bersembunyi dan berusaha pulang dengan selamat. Kita tidak boleh menjadi korban berikutnya.

Dalam diam yang penuh kesedihan dan keputusasaan, mereka terus bersembunyi di semak-semak, menunggu momen yang tepat untuk keluar dan kembali ke desa mereka. Mereka berjanji pada diri sendiri bahwa mereka akan tetap kuat dan saling menjaga, meskipun dunia di sekitar mereka telah menjadi keras dan kejam.

Dengan hati yang berat, mereka bergerak perlahan, menjaga ketenangan dan kehati-hatian mereka. Perjalanan pulang yang seharusnya penuh kebahagiaan berubah menjadi perjalanan yang memerlukan keberanian dan keberanian mereka. Namun, mereka berpegang pada harapan bahwa mereka akan berhasil tiba di desa dengan selamat, dan menemukan kehidupan yang lebih baik di tengah kegelapan yang menghantui dunia ini.

Namun saat situasi sudah tenang tak di sangka dalam perjalanan pulang mereka melihat beberapa bagian dari kelompok tersebut sedang melakukan sweeping dengan membawa senjata api, Ketegangan semakin menjadi saat Rahel Rian dan Luna menyadari kelompok tersebut berjalan menuju arah desa. Mereka bergerak dengan cepat, menyelinap di balik semak-semak dan reruntuhan bangunan yang terbengkalai. Setiap langkah mereka diambil dengan penuh kewaspadaan, karena mereka sadar bahwa kelompok yang sedang melakukan sweeping mungkin saja akan mengikuti beberapa jejak ke arah desa.

Rahel: (berbisik kepada Luna dan Rian) Kita harus bergerak cepat. Mereka belum sampai desa, tetapi mereka menuju ke sana. Kita harus mencapai desa sebelum mereka dan memberi tahu Anna dan Rani untuk berjaga-jaga.

Luna: (dengan ekspresi tegang) Aku khawatir tentang apa yang akan terjadi jika mereka tahu bahwa di desa hanya ada Anna dan Rani. Kita harus melindungi mereka.

Rian: (memegang erat senjata di tangannya) Kita tidak boleh membiarkan mereka mencapai desa. Kita harus mencari jalan pintas, melintasi hutan dan lereng gunung untuk menghindari mereka.

Mereka melanjutkan perjalanan dengan hati-hati, terus melacak jalur yang lebih aman dan tersembunyi. Mereka melintasi sungai yang deras, melewati lembah yang terjal, dan menaklukkan rintangan-rintangan alam yang menghadang. Semangat mereka tidak pudar meskipun lelah mulai menghampiri.

Rahel: (berhenti sejenak untuk mengambil nafas) Kita sudah dekat. Desa kita ada di seberang bukit sana. Kita harus tetap bergerak dan tiba sebelum mereka.

Luna: (mengibaskan rambutnya yang basah keringat) Jangan menyerah, kita bisa melakukannya. Anna dan Rani mengandalkan kita.

Rian: (dengan tegas) Kita akan melindungi mereka. Kita tidak akan membiarkan kelompok tersebut melukai siapapun di desa.

Dengan penuh rasa kekhawatiran, mereka menerobos hutan dan mendaki bukit dengan tekad yang kuat. Beban perjalanan yang berat tidak mampu mengalahkan keinginan mereka untuk melindungi teman-teman mereka. Dan akhirnya, mereka tiba di puncak bukit, dengan pemandangan desa mereka terhampar di hadapan mereka.

Rahel: (tersenyum sedikit lega) Kita berhasil, kita tiba di desa.

Luna: (mengamati desa dengan khawatir) Sekarang, kita harus bergerak cepat. Kita harus memberi tahu Anna dan Rani tentang bahaya yang mengancam.

Rian: (melangkah maju dengan langkah mantap) Mari kita bersiap, kita harus siap menghadapi apapun yang menanti kita di desa.

Dengan hati yang penuh keberanian, Rian, Luna, dan Rahel melanjutkan perjalanan menuju desa mereka, siap menghadapi bahaya yang mungkin menanti mereka di sana. Mereka berharap dapat sampai tepat waktu untuk memberi tahu Anna dan Rani agar mereka bisa bersiap menghadapi kelompok yang tidak dikenal tersebut.

To be continued.

Kelompok manakah yang lebih dulu sampai ke desa? tunggu episode selanjutnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!