Mereka berjalan kembali ke desa dengan langkah yang berat, memikul beban kesedihan dan kehilangan. Tatapan kosong menghiasi wajah mereka, sementara hati mereka dipenuhi dengan perasaan hampa. Tidak ada persediaan yang mereka bawa pulang, hanya bawaan hati yang terguncang.
Rahel dan Rian memegang jasad Alex dengan lembut, memperlakukan seperti keluarga yang kehilangan. Mereka memutuskan untuk mengubur Alex di tempat yang tenang di dekat desa, sebagai tanda penghormatan terakhir bagi teman mereka yang telah berjuang sepanjang perjalanan ini.
Di bawah sinar matahari yang terbenam, mereka mempersiapkan pemakaman dengan hati yang berat. Setiap gerakan mereka dipenuhi dengan keheningan dan penghormatan. Mereka menempatkan tubuh Alex ke dalam liang lahat, sambil memancarkan doa-doa dan kenangan indah tentang dia. Air mata mengalir dari mata mereka, menandakan rasa kehilangan yang mendalam.
Mereka teringat akan keceriaan dan keunikan yang dia bawa ke dalam kelompok mereka. Alex adalah orang yang selalu menyemangati mereka dengan leluconnya yang cerdas dan senyumnya yang menular.
Mereka mengingat saat-saat di mana Alex menjadi sumber kebahagiaan di tengah-tengah keadaan yang sulit. Dia adalah seseorang yang mampu mencerahkan suasana hati mereka bahkan dalam situasi paling putus asa. Ketika persediaan mereka menipis, dan kelaparan mulai melanda, Alex akan menemukan cara untuk membuat mereka tertawa, melupakan sejenak beban yang mereka hadapi.
Mereka juga teringat akan keberanian Alex. Meskipun dia mungkin terlihat ceroboh kadang-kadang, dia adalah orang yang tak pernah takut untuk mencoba hal-hal baru atau mengambil risiko. Dia adalah sumber inspirasi bagi mereka, mengajarkan bahwa kadang-kadang kita harus melampaui batas dan menghadapi ketakutan untuk mencapai hal-hal yang lebih besar.
Ingatan mereka juga diisi dengan momen di mana mereka saling berbagi rasa sakit dan kegembiraan. Alex adalah pendengar yang baik, yang selalu ada untuk mendengarkan keluhan dan kekhawatiran mereka. Dia memberikan dukungan yang tak tergoyahkan, membuat mereka merasa dihargai dan diterima dalam kelompok.
Setiap kali mereka melihat sisa-sisa kecerobohan Alex yang tertinggal di sekitar desa, seperti jejak langkahnya yang tergesa-gesa atau mainan kecil yang dia bawa, hati mereka terasa hampa. Mereka merindukan energi dan kehangatan yang dia bawa ke dalam kehidupan mereka. Ingatan tentang Alex memberikan warna dan kehidupan pada perjalanan mereka, mengingatkan mereka betapa berharganya setiap momen bersama yang mereka bagikan.
Saat mereka berjalan, mereka saling bertatap mata, tersenyum dengan sedikit kesedihan yang terpancar dari wajah mereka. Mereka tahu bahwa meskipun Alex telah pergi, jejak kehadirannya akan selalu ada dalam hati dan ingatan mereka. Mereka berjanji untuk terus membawa semangat dan keberanian yang Alex ajarkan kepada mereka, sebagai cara untuk menghormati warisan teman yang telah mereka kehilangan.
Dengan harapan dan kekuatan baru, mereka melangkah maju, siap untuk menghadapi konflik dan tantangan yang ada di depan. Alex mungkin telah pergi, tetapi semangatnya akan terus membimbing mereka dalam perjalanan mereka menuju kehidupan yang lebih baik.
Namun, di antara kelompok tersebut, Luna membawa luka yang paling dalam. Meskipun dia tahu bahwa dia telah mengambil tindakan yang diperlukan, dia merasa berat dengan beban moral yang terus menghantuinya. Dia merasakan penderitaan Alex dan melihat keputusan yang dia ambil sebagai beban emosional yang tak terbayangkan.
Saat kelompok itu berlutut di samping kuburan yang baru saja digali, Luna menahan air mata yang ingin tumpah. Hatinya penuh dengan pertanyaan dan keraguan tentang keputusannya. Dia bertanya-tanya apakah dia telah melangkah terlalu jauh atau ada cara lain untuk membantu Alex. Rasa bersalah yang menyiksa merayap ke dalam pikirannya, memenuhinya dengan penyesalan yang tak terkatakan.
Rahel melihat penderitaan yang terpancar dari wajah Luna dan menghampiri dia dengan lembut. Dia merangkul Luna dengan penuh pengertian, memberikan dukungan dan kekuatan. Rahel mengatakan kepadanya bahwa dia mengambil tindakan yang sulit namun diperlukan. Dia meyakinkan Luna bahwa mereka semua berada dalam perjuangan yang sulit, dan keputusan yang mereka ambil adalah untuk melindungi dan bertahan hidup.
Perlahan-lahan, Luna mulai memahami kata-kata Rahel. Meskipun rasa bersalah dan keraguan masih ada, dia merasa dihargai dan didukung oleh kelompoknya. Dia menyadari bahwa mereka semua harus menghadapi pilihan yang sulit dan melangkah maju dengan keyakinan bahwa mereka berusaha yang terbaik.
Dalam keheningan malam yang merangkul mereka, kelompok itu mengucapkan perpisahan terakhir kepada Alex.
Ucapan perpisahan pun di ucapkan dari mulut rian dengan nada lembut dan penuh kepedihan.
"Saat kami berdiri di sini, memandang jasadmu yang kini beristirahat dengan damai, kata-kata perpisahan terucap dalam hati kami, Alex. Kami merasakan kehilangan yang begitu dalam dan berat. Kehilangan sosok yang selalu ada untuk mengangkat semangat kami dan mencerahkan hari-hari penuh kegelapan."
"Alex, kamu telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kelompok ini. Melalui keceriaanmu dan keberanianmu, kamu memberikan warna dan kehidupan dalam perjalanan kami. Kami akan selalu mengenangmu sebagai seseorang yang penuh canda tawa, yang mampu membawa senyum di wajah kami di saat-saat paling sulit."
"Perginya kamu meninggalkan kekosongan yang tak terisi. Kami akan merindukan suaramu yang riang, leluconmu yang cerdas, dan keberanianmu yang tak pernah padam. Kenangan tentangmu akan tetap hidup dalam hati kami, mengingatkan kami akan nilai-nilai persahabatan, keberanian, dan kehidupan yang sesungguhnya."
"Terima kasih, Alex, atas segala hal yang telah kamu berikan kepada kami. Kami tahu bahwa kamu telah bertarung sekuat tenaga dan berjuang melawan ketidakadilan yang mengitari kita. Sekarang, kamu telah menemukan kedamaian yang kau cari."
"Namun, dalam perpisahan ini, kami tidak akan hanya meratapi kehilanganmu. Kami akan menghormati warisanmu dengan melanjutkan perjalanan kami dengan semangat yang kamu tanamkan dalam diri kami. Kami akan terus berjuang, saling mendukung, dan menciptakan dunia yang lebih baik, sebagaimana kamu harapkan."
Mereka pun mengatakan perpisahan terakhir untuk alex.
"Selamat jalan, Alex. Semoga kau menemukan ketenangan abadi di tempat yang indah. Kamu akan selalu menjadi bagian dari kami, dan kami akan terus mengingatmu dengan cinta dan kehangatan. Sampai kita bertemu lagi di sisi lain, teman kami yang tercinta."
Mereka meninggalkan kuburan yang baru saja mereka timbun, membawa dalam hati mereka kenangan tentang seorang teman yang telah mereka hilangkan. Mereka tahu bahwa perjalanan ini telah memberikan mereka pelajaran berharga tentang kehidupan, kematian, dan kekuatan yang ada dalam persatuan mereka.
Kini, dengan hati yang berat namun tekad yang kuat, mereka berjalan kembali ke desa yang mereka panggil rumah. Mereka menyimpan kenangan tentang Alex, dan mereka terus berjuang dalam dunia yang kejam ini, bersama-sama. Meskipun luka mereka belum sembuh, mereka memegang harapan bahwa suatu hari nanti, mereka akan menemukan tempat yang aman dan hidup dalam damai.
*To be continued*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments