chapter 4

Rahel dan Anna berlari cepat meninggalkan pemukiman itu sambil berusaha menghindari para penjaga. Namun sial anna tertangkap salah satu penjaga dari mereka, rahel pun bergegas untuk kembali menyelamatkan anna sebelum kelompok mereka datang, Rahel adalah orang yang sangat pandai berkelahi dan mengelabui lawan, kemampuan itu dia dapatkan pada saat rahel masih hidup dan mencari makanan di jalanan kota untuk memenuhi kebutuhan hidup orang tuanya di rumah.

Singkat cerita rahel pun berhasil mengalahkan satu penjaga yang menahan anna ia berhasil memprovokasi penjaga tersebut dan mengalahkannya dengan satu pukulan yang telak di rahang penjaga itu, sehingga membuat penjaga jatuh pingsan tak sadarkan diri. Anna tak tinggal diam dia pun memanfaatkan situasi dengan menggeledah isi tas dan saku penjaga tersebut anna berhasil mendapatkan satu buah korek api, kompas dan sebuah pisau yang berada di tas penjaga tersebut.

Tak mau menyia-nyiakan keadaan mereka kembali berlari dan mereka berhasil meloloskan diri dan pergi jauh ke arah timur, mencari tempat yang lebih aman untuk berlindung.

Setelah melarikan diri dari pemukiman yang tidak aman, Rahel dan Anna terus berjalan menuju timur dengan hati-hati. Mereka saling menguatkan satu sama lain dan berjanji untuk tetap bersama dalam perjuangan ini.

Perjalanan mereka berlanjut, melewati reruntuhan kota dan hutan yang ditinggalkan. Mereka berbagi cerita tentang masa lalu, mengenang kenangan yang indah dan orang-orang yang mereka cintai. Meskipun terasa pilu, itu memberi mereka kekuatan untuk melanjutkan.

Di tengah perjalanan, mereka menemukan sebuah desa kecil yang tampak masih utuh. Mereka merasa lega melihat adanya kehidupan di sana dan memutuskan untuk mendekati desa dengan harapan menemukan tempat yang aman untuk tinggal.

Namun, semakin mereka mendekat, semakin gelap dan hening desa tersebut. Tidak ada tanda-tanda kehidupan, hanya bangunan-bangunan yang hancur dan jalanan yang sunyi. Rasa was-was mulai melanda Rahel dan Anna.

"Mungkinkah desa ini juga telah terkena dampak bencana?" ucap Rahel dengan khawatir.

Anna menggenggam erat tangan Rahel. "Kita harus berhati-hati. Jangan cepat mengambil kesimpulan. Kita harus menjelajahi dengan hati-hati dan mencari tahu apa yang terjadi di sini."

Mereka masuk ke desa dengan hati-hati, mengintai dari balik reruntuhan bangunan. Mereka mendengar suara angin yang bertiup, tetapi tidak ada tanda-tanda manusia lain. Hanya kesunyian dan kekosongan yang mereka temui.

"Sepertinya desa ini telah ditinggalkan. Tidak ada yang tersisa di sini," kata Rahel dengan suara serak.

Anna mengangguk, tetapi tetap menjaga kewaspadaan. "Mungkin mereka telah melarikan diri atau mungkin ada sesuatu yang mendorong mereka pergi. Kita harus meninggalkan desa ini sebelum terlambat."

Mereka meninggalkan desa itu dengan hati yang berat, melanjutkan perjalanan mereka dengan harapan menemukan tempat yang aman. Mereka tahu bahwa tantangan dan bahaya masih menanti di depan, tetapi mereka tidak akan menyerah.

Saat matahari terbenam, Rahel dan Anna menemukan sebuah beberapa gubuk yang tersembunyi di pinggir desa dekat dengan hutan. Mereka masuk ke dalamnya dan menyalakan api unggun kecil untuk menghangatkan diri mereka. Sementara duduk di depan api, mereka saling memandang dengan tatapan yang penuh keteguhan dan harapan.

"Anna, apapun yang terjadi, kita akan melaluinya bersama," ucap Rahel dengan tekad.

Anna tersenyum dan menggenggam erat tangan Rahel. "Ya, kita akan tetap bersama dan mencari tempat yang aman. Bersama-sama, kita dapat mengatasi segala rintangan yang ada di depan kita."

Meskipun awalnya terkesan suram dan sunyi, mereka memutuskan untuk mencoba membangun kehidupan baru di sana. Desa itu menawarkan perlindungan dan sumber daya yang cukup untuk mereka bertahan.

Rahel dan Anna mulai membersihkan rumah-rumah yang telah terbengkalai dan memperbaiki beberapa fasilitas yang rusak. Mereka bekerja keras untuk menciptakan tempat tinggal yang nyaman dan aman. Meskipun tantangan tidak sedikit, mereka merasa ada harapan di sini.

Namun, saat mereka sedang sibuk dengan aktivitas pemulihan, mereka tidak menyadari bahwa ada dua zombie tengah mendekati desa dari arah yang tidak terlihat. Ketika mereka mendengar suara langkah kaki yang berderap, mereka saling pandang dengan ketakutan. Suara langkah kaki mereka yang bergema di jalanan mengirim rasa ketakutan melanda hati Anna.

Rahel mengamati area luar sedikit mengintip lewat selah-selah jendela melihat hanya ada dua mahluk zombie yang lambat mendekati keberadaan mereka, Rahel merasa percaya diri untuk melawan zombie tersebut.

"Mereka tidak boleh menghancurkan apa yang telah kita bangun!" seru Rahel dengan tekad yang menggebu.

Anna yang biasanya tegar, merasa sedikit terguncang setelah menghadapi zombie pertama. Dia menghentikan langkahnya sejenak, mencengkram senjata yang dia pegang dengan erat.

"Anna, kita tidak boleh menyerah," kata Rahel dengan lembut, melihat ketidakpastian di wajah Anna. "Kita bisa melakukannya bersama-sama."

Anna mengangguk perlahan, mengumpulkan keberanian. Mereka berdua mengambil posisi bertahan di pintu masuk desa, siap menghadapi serangan zombie. Ketika dua zombie itu semakin dekat, mereka mengayunkan senjata mereka dengan keberanian dan ketepatan yang mengesankan.

Tapi tidak seperti apa yang Rahel bayangkan zombie tersebut tak terkena efek sama sekalipun meski mereka terkena ayunan senjata Rahel dan Anna, Anna dan Rahel semakin terpojok. "Anna mundur" Tegas rahel dengan nada cemas. Namun situasi semakin mencekam ketika anna terjatuh dengan refleks anna menodongkan tombak dari kayu yang dia buat dan tepat menusuk di kepala salah satu zombie. Rahel pun berinisiatif untuk berlari mendekati Anna yang duduk bersimbah darah efek tusukan Anna ke zombie.

Mereka pun berlari menuju tempat yang lebih aman dan bersembunyi, di persembunyian tersebut Rahel menyadari bahwa kelemahan zombie adalah di kepalanya. Mereka akan tetap hidup apabila Rahel menyerang di bagian tubuh lainnya.

Rahel berbisik ke Anna "Sepertinya aku menyadari sesuatu atas insiden yang terjadi kepadamu anna". Anna pun hanya terdiam tanpa menjawab apapun.

Lalu Rahel menjelaskan kembali kepada anna "Aku mulai menyadari titik kelemahan mereka anna, mungkin mereka sudah mati tapi otak mereka di kendalikan semacam virus yang belum kita ketahui, jadi aku menyimpulkan bahwa yang harus kita serang adalah bagian otak mereka". Tegas rahel kepada anna.

Setelah Rahel dan Anna mengetahui titik lemah zombie, mereka memutuskan untuk keluar dari persembunyiannya setelah membuat sebuah rencana untuk membunuh satu zombie yang tersisa.

"Satu, dua, tiga" Rahelpun berlari sebagai umpan. Namun Anna hanya terdiam. "Anna apa yang sedang kamu lakukan" Teriak Rahel sambil berlari menghindari zombie.

Anna terus di hantui rasa takutnya, hingga dia mengingat apa yang telat terjadi kepada keluarganya dan semua ingatan itu terbayang.

"Aaaaaaaaaaa Makhluk sialan" Anna berlari dengan kencang dibumbui rasa dendam dia berhasil menusuk tepat di belakang kepala zombie tersebut hingga ujung tombak menembus wajah zombie itu.

Namun, meskipun mereka melawan dengan gigih, Anna masih merasakan adrenalin membanjiri tubuhnya setelah membunuh satu zombie. Dia menyadari bahwa realitas pertempuran ini jauh lebih mengerikan daripada yang dia bayangkan.

Rahel melihat ketidakpastian di wajah Anna. Dia mendekati Anna dengan hati penuh kepedulian dan menariknya ke samping.

"Anna, kita harus tetap fokus dan saling mendukung," ucap Rahel dengan penuh keberanian. "Kita tidak sendirian, kita ada satu sama lain."

Anna menatap Rahel dengan mata yang penuh harapan dan bersikap lebih kuat. Mereka kembali berdiri berdampingan, bertekad untuk melindungi desa dan satu sama lain. Meskipun ketakutan masih ada, mereka melanjutkan perjuangan mereka untuk bertahan hidup dan melawan hingga titik akhir.

Dalam kebersamaan mereka, Rahel dan Anna terus melawan zombie-zombie itu. Setiap serangan dan pukulan mereka merupakan tanda keberanian dan tekad untuk mempertahankan desa yang akan mereka bangun. Mereka melawan dengan semangat yang tak tergoyahkan, meyakini bahwa mereka bisa mengatasi segala rintangan yang menghadang di hadapan mereka.

Dalam kegelapan malam, terdengar teriakan kegembiraan saat Rahel dan Anna berhasil membunuh zombie-zombie itu dari desa. Meskipun sedikit terguncang, mereka merasakan kelegaan dan kekuatan baru setelah melalui pertempuran yang menegangkan.

Rahel dan Anna saling berpegangan tangan, menatap mata satu sama lain dengan penghargaan dan kebersamaan yang tumbuh dalam hati mereka. Mereka tahu bahwa pertempuran-pertempuran masih menanti, tetapi dengan kekuatan bersama, mereka siap menghadapinya dengan kepala tegak dan semangat yang tidak padam.

Dengan tekad yang mantap, Rahel dan Anna kembali ke salah satu gubuk yang dirasa cukup aman untuk mereka bangun, dan siap untuk melanjutkan perjalanan mereka dalam menciptakan kehidupan yang baru dan bertahan hidup di dunia yang terhancurkan ini.

To be continued.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!