chapter 10

Di bawah cahaya remang-remang api unggun yang memancarkan kehangatan di tengah kegelapan malam, Lima sekawan duduk bersama dengan perasaan lapar yang terus menghantui mereka. Rasa kebersamaan semakin menguat di antara mereka, meneguhkan tekad untuk tetap bersatu meski dalam situasi sulit.

Dengan penuh tekad, mereka memulai pembicaraan di tengah keheningan malam. Rian, dengan kepemimpinannya yang tegas, menegaskan pentingnya memperkuat pertahanan mereka. "Kita harus membuat perubahan. Kita perlu membangun pertahanan yang lebih baik agar tidak ada lagi celah bagi penyusup atau zombie untuk masuk," ujarnya dengan suara tegas.

Anna menambahkan, "Benar. Kita harus meningkatkan sistem peringatan dini dan memperkuat pagar-pagar kita. Tidak ada lagi ruang untuk kecerobohan. Kita harus berada dalam keadaan siaga setiap saat."

Rahel, yang selalu peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain, berkata, "Dan kita harus tetap mengingat pentingnya menjaga solidaritas dan kerja sama. Tanpa kita saling mendukung dan bekerja bersama, kita tidak akan bisa bertahan dalam situasi seperti ini."

Luna, yang selama ini lebih pendiam, mengangguk setuju. "Kita harus menyusun strategi dengan baik untuk mencari persediaan makanan. Esok pagi, kita harus melakukan pencarian secara terorganisir dan berhati-hati. Tidak ada ruang untuk kesalahan."

Dalam suasana yang sarat dengan kekhawatiran dan ketidakpastian, mereka saling memberikan dukungan dan harapan satu sama lain. Mereka berjanji untuk tetap berpegang pada tekad bersama, menumbuhkan kekuatan melalui persatuan dan kebersamaan.

Malam itu, mereka merencanakan langkah-langkah untuk meningkatkan pertahanan dan mengatur strategi pencarian persediaan makanan di esok hari. Setiap detail diurai, setiap kemungkinan dipertimbangkan, karena mereka menyadari bahwa hidup mereka bergantung pada kehati-hatian dan kerjasama mereka.

Di balik api unggun yang memberikan sedikit cahaya dan kehangatan, Lima sekawan itu merasakan semangat persatuan yang semakin menguat. Meskipun lapar, mereka terus memupuk kekuatan dan semangat dalam diri mereka untuk melangkah maju, menghadapi tantangan dan rintangan yang menanti di depan.

Keheningan malam pecah oleh tawa ringan dan kebersamaan yang mereka rasakan. Mereka tahu bahwa mereka telah menemukan teman sejati di antara kegelapan dan kehancuran ini. Bersama, mereka menghadapi masa depan yang tidak pasti, dengan harapan dan tekad yang tidak akan pernah padam.

Malam itu berlalu dengan harapan baru yang tumbuh di dalam hati mereka. Dalam api unggun yang semakin redup, Lima sekawan itu beristirahat sejenak, siap untuk menghadapi esok yang membawa tantangan baru.

Keika semuanya sudah tertidur lelap Rahel dengan insting yang sangat kuat dengan kewaspadaan yang sangat tinggi dia menyadari ada seseorang yang duduk sendiri mendekati bibir pertahan yang ia buat.

Rahel menyadari salah satu orang dari kelompoknya tidak ada, "Luna, apa yang sedang dia lakukan"?.

Rahel merasakan getaran sedih yang mengalir dari Luna, dan hatinya terenyuh melihat temannya yang sedang berjuang dengan perasaannya sendiri.

Dengan langkah hati-hati, dia mendekati Luna yang duduk sendirian di bawah bayangan pepohonan yang lebat. Rahel merasakan keheningan malam yang berpadu dengan tangis yang lembut keluar dari bibir Luna.

Tanpa ragu, Rahel memutuskan untuk menghampiri Luna dengan penuh kelembutan. Dia merasa bahwa saat ini adalah saat yang tepat untuk memberikan dukungan dan kehangatan kepada temannya yang sedang dilanda penyesalan. Rahel melangkah perlahan dan mengulurkan tangannya, menyentuh bahu Luna dengan lembut.

Luna yang terkejut oleh kehadiran Rahel, menoleh dengan air mata yang masih mengalir di pipinya. Matanya memancarkan kesedihan yang dalam, serta perasaan bersalah yang sulit diungkapkan. Rahel mengerti bahwa Luna membutuhkan pengertian dan kehadiran seseorang yang mendengarkan penderitaannya.

Rahel memandang Luna dengan penuh empati, mengetahui betapa berat beban penyesalan yang Luna tanggung. Dengan lembut, ia memulai percakapan, mencoba mencari jalan untuk menghilangkan beban yang sedang Luna pikul.

"Luna, aku tahu betapa beratnya hatimu setelah apa yang kita lakukan kepada Alex," kata Rahel dengan suara lembut. "Tapi kamu harus ingat, keputusan yang kita ambil itu untuk kebaikan Alex. Kecelakaan yang dialaminya membuatnya menderita dan tak bisa lagi berada di sini."

Luna menatap Rahel dengan mata yang masih dipenuhi air mata. "Aku tahu, Rahel. Tapi tetap saja, aku merasa seperti aku mengambil nyawanya. Apakah kita benar-benar melakukan hal yang benar?"

Rahel meraih tangan Luna dengan lembut, memberikan dukungan yang ia mampu. "Luna, kita berada dalam situasi yang sangat sulit. Kita harus mengambil keputusan yang sulit untuk melindungi kelompok ini, untuk melindungi kita semua. Mungkin ini adalah pilihan yang tak terhindarkan."

Luna menggenggam erat tangan Rahel, mencari kekuatan dalam kata-kata temannya. "Tapi aku merasa seperti aku kehilangan sebagian dari diriku sendiri. Bagaimana aku bisa hidup dengan rasa bersalah ini?"

Rahel melepaskan tangannya dari genggaman Luna, dan memandangnya dengan tulus. "Luna, kita adalah manusia. Kita tidak sempurna. Kita membuat kesalahan, tapi itu tidak berarti kita harus terus membawa beban itu. Kita harus belajar memaafkan diri sendiri dan menerima bahwa kadang-kadang kita harus melakukan tindakan yang sulit demi kelangsungan hidup kita."

Luna menatap Rahel dengan intensitas yang penuh rasa terima kasih. "Terima kasih, Rahel. Aku tahu kau selalu berada di sini untukku. Aku akan mencoba menerima dan melupakan beban penyesalan ini. Kita harus tetap kuat dan terus melangkah maju."

Rahel tersenyum lembut, merasa lega bahwa percakapan ini membantu meringankan beban emosional yang Luna rasakan. "Kita akan melalui ini bersama-sama, Luna. Kita adalah tim, dan kita akan menemukan cara untuk bangkit dari kegelapan ini."

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Rahel memeluk Luna dengan lembut. Dia merasakan tubuh Luna yang gemetar dan air mata yang basah membasahi bajunya. Rahel menepuk-nepuk punggung Luna dengan penuh kasih sayang, memberikan dukungan tanpa kata-kata.

Namun, tak lama kemudian, Anna yang terbangun dari tidurnya memandang adegan tersebut dengan perasaan campur aduk di hatinya. Dia melihat Rahel, orang yang selalu berada di sisinya, memeluk Luna dengan penuh kasih sayang. Rasa cemburu dan sakit hati melanda Anna, mengingatkan akan kekhawatiran dan ketidakpastian yang ada di antara mereka.

Anna terdiam, diam-diam menyaksikan momen yang sedang terjadi di depannya. Hatinya terasa terluka, seolah-olah dirinya terpinggirkan dan tak terlihat. Tetapi dia juga sadar bahwa saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya. Perasaan luka dan cemburu itu semakin merangkul hatinya, namun dia memilih untuk menyimpannya dalam hati.

Rahel yang masih dalam pelukan Luna, tidak menyadari kehadiran Anna yang terbangun. Dia fokus pada Luna yang sedang membutuhkan dukungan dan kenyamanan. Rahel berjanji dalam hatinya untuk tetap ada bagi Luna, meskipun ada perasaan campur aduk di antara mereka.

Dalam keheningan malam yang semakin terasa, tiga dari Lima sekawan itu terjebak dalam kebingungan dan konflik emosional yang saling berbaur. Mereka menyadari bahwa perjalanan mereka bukanlah semudah yang mereka bayangkan. Tapi pada saat yang sama, mereka juga tahu bahwa kebersamaan dan saling mendukung adalah kunci untuk tetap bertahan dalam dunia yang penuh dengan kesulitan ini.

Dalam diam, mereka kembali ke tempat tidur mereka masing-masing dengan hati yang berat. Perasaan cemburu Anna masih terasa dalam hatinya, sementara Luna dan Rahel menghadapi penyesalan dan kesulitan masing-masing. Mereka semua membutuhkan waktu untuk merenung dan mencari jalan keluar dari konflik batin yang sedang mereka hadapi.

Malam itu berlalu dengan keheningan yang semakin dalam. Tapi api unggun mereka yang masih menyala memberikan sedikit cahaya dan kehangatan di dalam kegelapan. Mereka berjanji untuk tetap bersama dan mencari solusi bersama-sama, karena di dalam kesatuan mereka, mereka menemukan kekuatan untuk melawan ancaman dan mencari kebahagiaan di tengah kehancuran.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!