chapter 5

~Harapan Baru~

Rahel dan Anna memulai pagi mereka dengan semangat baru. Mereka fokus pada revitalisasi gubuk yang akan menjadi tempat tinggal mereka. Rahel bertanggung jawab untuk menciptakan perlindungan di sekitar halaman gubuk, sementara Anna berusaha membuat gubuk itu terasa nyaman dan hangat.

Rahel memeriksa sekitar halaman gubuk, mencari cara untuk mengamankan wilayah tersebut. Dia menggunakan tali yang tersedia dan kaleng bekas yang mereka temukan untuk membuat alarm sederhana. Dengan cerdik, dia mengikat tali di sekeliling halaman dan mengaitkannya ke kaleng bekas yang akan berbunyi saat ada pergerakan di sekitar mereka. Itu adalah langkah sederhana, tetapi dapat memberikan peringatan jika ada ancaman mendekat.

Sementara itu, Anna berusaha membuat gubuk itu terasa nyaman dan hangat. Dia membersihkan lantai dari debu dan daun kering, menata beberapa bantal dan selimut yang mereka temukan di sudut-sudut gubuk. Dengan penuh kreativitas, Anna juga menghias dinding dengan beberapa lukisan sederhana yang dia buat sendiri, memberikan sentuhan artistik yang menyenangkan pada ruang itu.

Setelah beberapa jam bekerja keras, Rahel dan Anna bersama-sama mengagumi hasil kerja mereka. Gubuk itu terlihat jauh lebih baik dari sebelumnya. Gubuk itu kini memiliki perlindungan sederhana namun efektif di sekitar halaman, dan ruang dalamnya terasa nyaman dan penuh dengan sentuhan keindahan yang diciptakan oleh Anna.

Rahel menghampiri Anna dan tersenyum. "Kerja kerasmu membuat gubuk ini benar-benar terasa seperti rumah," ucapnya dengan tulus.

Anna tersenyum balik. "Kita akan membuat tempat ini menjadi tempat yang kita cintai dan nyaman untuk tinggal," katanya dengan keyakinan.

Dalam kesederhanaan gubuk mereka, Rahel dan Anna merasa ada kehangatan dan kedamaian yang mulai tumbuh. Meskipun dunia di luar mungkin gelap dan penuh dengan tantangan, mereka menemukan kekuatan dan kebersamaan dalam satu sama lain.

Saat malam tiba, mereka duduk bersama di dalam gubuk, menikmati kehangatan api unggun yang mereka buat. Mereka berbicara tentang masa lalu, impian mereka, dan berbagi cerita. Dalam momen-momen itu, mereka merasakan ikatan yang semakin erat antara mereka, menjadi keluarga yang mereka butuhkan di tengah kesendirian dunia yang hancur.

Rahel dan Anna merasa bersyukur atas apa yang mereka miliki, dan dengan semangat yang tak tergoyahkan.

Di tengah kehangatan api unggun, Anna berbagi cerita tentang cita-citanya yang besar menjadi seorang penyanyi di masa lalu sebelum semua bencana mengerikan ini terjadi. Rahel duduk dengan penuh perhatian, mendengarkan setiap kata yang keluar dari bibir Anna.

Mata Rahel berkilau saat ia membayangkan Anna berdiri di atas panggung, suara merdunya memenuhi ruangan dan menyentuh hati pendengarnya.

Tiba-tiba, Rahel tersenyum dan menggoda Anna dengan lelucon kecil. "Anna, mengapa kamu tidak bernyanyi untuk membunuh sunyi malam ini? Ayo, mari kita buat malam ini lebih hidup dengan suara merdumu."

Anna menatap Rahel dengan campuran keheranan dan kegugupan. Wajahnya memerah karena malu. Dia tidak pernah terlalu nyaman tampil di depan orang lain, apalagi menyanyi. Namun, ketika dia melihat mata penuh dukungan dan kehangatan Rahel, dia merasa seolah-olah ada sesuatu yang mendorongnya untuk melakukannya.

Setelah beberapa saat ragu, Anna memutuskan untuk mengalahkan kegugupannya. Dia mengambil napas dalam-dalam dan memulai dengan hati yang berdebar. Suara merdunya mengalun di malam yang sunyi, mengisi ruang dengan keindahan dan emosi yang tak terungkapkan. Rahel tersenyum sambil menikmati setiap nada yang keluar dari bibir Anna. Anna mungkin masih gugup, tetapi dia melihat keberanian dalam dirinya yang sedang tumbuh.

Ketika Anna selesai menyanyikan lagu itu, Rahel meraih tangannya dan memandangnya dengan penuh kebanggaan. "Suaramu sungguh indah dan lembut, Anna. Kamu luar biasa," ucap Rahel dengan tulus.

Anna tersenyum dan menggenggam tangan Rahel dengan erat. Dia merasakan kehangatan dan kebersamaan yang tak terlukiskan di antara mereka. Mereka berdua terjebak dalam momen keintiman itu, terdampar di antara waktu yang sulit dan realitas yang pahit.

Dengan perlahan, mereka terbaring di dekat api unggun, dalam pelukan satu sama lain. Kelelahan dari hari-hari yang sulit mulai menyelinap, dan kenyamanan yang mereka temukan dalam kehadiran satu sama lain membiarkan mereka terlelap. Mereka tertidur dengan damai, sambil berharap bahwa esok hari akan membawa harapan baru dan kekuatan yang diperlukan untuk terus bertahan hidup di dunia yang penuh kehancuran.

Dalam kehangatan api unggun, cahaya berpadu dengan bayangan, Rahel dan Anna menghadapi mimpi-mimpi dan ketakutan mereka dengan keberanian yang terus tumbuh. Bersama-sama, mereka melangkah maju, menemukan kekuatan dalam kebersamaan mereka.

Namun di tengah kenyamanan dan kehangatan tidurnya Rahel tiba-tiba terbangun dengan napas tersengal-sengal, penuh keringat. Matanya terbuka lebar, mencoba memahami kenyataan di sekelilingnya. Perlahan, kesadaran kembali padanya dan dia menyadari bahwa dia hanya bermimpi. Namun, mimpi itu membawa kembali ingatan yang pahit tentang hari-hari awal bencana.

Dalam mimpinya, Rahel berada di keramaian kota yang hidup. Dia merasa kegembiraan mencuri makanan dari salah satu pedagang, berusaha bertahan hidup di tengah kekacauan. Tetapi tiba-tiba, semua orang di sekitarnya membeku dan melihat ke langit, seperti patung yang tak bergerak. Rahel terkejut dan bingung, mencoba mencari tahu apa yang terjadi. Dia melihat langit berubah menjadi hitam gelap, menciptakan suasana yang mencekam.

Rasa panik mulai melanda Rahel saat dia berusaha mundur dari kerumunan orang yang membeku. Namun, langkahnya yang terburu-buru membuatnya terpeleset dan jatuh ke dalam lubang perbaikan selokan yang terbuka di tengah kota yang sepi. Rahel kehilangan kesadaran saat tubuhnya terjatuh dalam kegelapan.

Kini, Rahel duduk di atas tempat tidurnya yang beralaskan tanah, napasnya masih tidak stabil. Dia memegangi dadanya, merasa kecemasan yang masih mempengaruhi dirinya. Mimpi itu telah mengingatkannya pada kesulitan dan ketakutan yang dia hadapi sejak awal bencana. Meskipun Rahel terbilang kuat dalam segala kondisi, perasaan sendirian dan terasing kembali menghantuinya dan membuat frustasi.

Anna yang terbangun oleh keributan berusaha mendekati Rahel. Dia merasa gelisah melihat ekspresi cemas di wajah sahabatnya itu. Dengan penuh kelembutan, Anna duduk di samping Rahel dan memeluknya erat.

"Rahel, itu hanya sebuah mimpi. Kita di sini bersama-sama. Kita akan melalui ini bersama," ucap Anna dengan lembut, mencoba menenangkan Rahel.

Rahel memandang Anna dengan mata penuh rasa syukur. Meskipun dia masih merasakan efek mengerikan dari mimpi itu, kehadiran Anna memberinya ketenangan dan kekuatan. Mereka saling mendukung dan berjanji untuk saling menjaga, tidak peduli seberapa menakutkan dan pahit dunia ini.

Dalam dekapan hangat Anna, Rahel merasakan ketenangan perlahan mengalir kembali ke dalam dirinya. Dia tahu bahwa di tengah kengerian dan kesulitan yang tak terhindarkan, mereka memiliki satu sama lain. Bersama-sama, mereka akan terus berjuang dan berusaha menciptakan kehidupan yang lebih baik, mengatasi mimpi buruk masa lalu dan menemukan harapan di tengah kehancuran.

Rahel dan Anna kembali berpelukan erat layaknya seorang kekasih, membiarkan kehangatan dan kebersamaan mereka mengusir kegelapan yang masih membayangi. Mereka tahu bahwa petualangan ini belum berakhir, tetapi dengan cinta dan dukungan mereka satu sama lain, mereka siap untuk menghadapi tantangan apa pun yang mungkin datang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!