chapter 7

Ketegangan di antara empat sekawan dan Rahel dengan Anna terus berlanjut seiring berjalannya waktu. Setiap hari di pemukiman itu diwarnai dengan perdebatan yang panjang, pertengkaran yang memanas, dan rasa ketidakpercayaan yang tidak kunjung hilang.

Rian, dengan sikapnya yang tegas dan dominan, seringkali mengambil keputusan tanpa berkonsultasi dengan orang lain. Alex, yang seringkali terbawa emosinya, melontarkan kata-kata yang menusuk hati dan merusak suasana. Rani, dengan sikap sensitifnya, sering kali merasa tersinggung dan cepat marah. Sedangkan Luna, yang pada awalnya terlihat dingin dan pendiam, mulai menunjukkan sifat egoisnya yang tersembunyi.

Percakapan dan perdebatan di antara mereka semakin memanas setiap harinya. Rahel dan Anna terus berusaha mempertahankan otoritas mereka sebagai pemimpin pemukiman dan menjaga keamanan serta kesejahteraan para penghuninya. Namun, empat sekawan terus meragukan keputusan mereka, merasa bahwa mereka juga memiliki hak untuk memiliki suara dalam pengambilan keputusan.

Suatu hari, ketegangan mencapai titik puncaknya. Alex meledak dalam kemarahan dan melontarkan kata-kata yang menyakitkan kepada Rahel dan Anna. Rian, dengan sikapnya yang tegas, mempertahankan keputusan yang kontroversial dan mengekspresikan ketidaksenangan terhadap kepemimpinan Rahel dan Anna.

Rahel dan Anna, yang telah mencoba mempertahankan kesabaran dan tetap objektif, merasa jengkel dan kecewa dengan sikap empat sekawan. Mereka mulai mempertanyakan apakah mereka telah membuat keputusan yang salah dengan mengizinkan mereka tinggal di pemukiman. Mereka merasa dilema antara memberikan kesempatan kedua atau mengusir empat sekawan yang terus menyebabkan konflik dan ketegangan di pemukiman.

Namun, di tengah kekacauan ini, Luna, yang selama ini terlihat pendiam, mulai merasa tak nyaman dengan keadaan. Dia menyadari bahwa sikap dan tindakan empat sekawan telah menyebabkan suasana di pemukiman semakin buruk. Dalam diam, Luna mulai merenung dan menyadari betapa pentingnya keharmonisan dan kerjasama di antara mereka untuk melindungi pemukiman dan bertahan hidup di dunia yang penuh bahaya.

Dengan hati yang terbuka, Luna memutuskan untuk berbicara dengan Rahel dan Anna secara pribadi. Dia mengakui kesalahannya dan rasa egonya yang selama ini menghambat keharmonisan kelompok. Luna berjanji untuk berubah dan mengambil bagian dalam memperbaiki hubungan dengan empat sekawan.

Rahel dan Anna, meskipun masih berhati-hati, melihat keinginan tulus Luna untuk berubah dan berkontribusi positif. Mereka memutuskan untuk memberikan kesempatan ketiga kepada empat sekawan, dengan syarat bahwa mereka harus bersedia untuk belajar, beradaptasi, dan berkontribusi secara positif di pemukiman.

Dengan adanya titik balik ini, suasana di pemukiman mulai membaik. Meskipun konflik dan perdebatan masih terjadi, mereka belajar untuk saling mendengarkan dan mencari solusi bersama. Emosi yang mendalam dan rasa kecurigaan perlahan-lahan mulai tergantikan dengan saling pengertian dan kerjasama.

Episode ini menggarisbawahi pentingnya komunikasi, kesabaran, dan kerja sama dalam menghadapi situasi sulit. Meskipun konflik terus ada, empat sekawan dan Rahel dengan Anna akhirnya memahami bahwa mereka semua bergantung satu sama lain untuk bertahan hidup di dunia yang penuh bahaya.

Dalam keadaan yang semakin genting, persediaan di pemukiman mereka semakin menipis. Rahel, Anna, empat sekawan, dan Luna menyadari bahwa mereka harus bekerja sama dan mencari sumber persediaan baru di luar desa. Meskipun masih ada ketidakpercayaan di antara mereka, kebutuhan mendesak mengharuskan mereka untuk berkolaborasi.

Mereka merencanakan perjalanan ke kota terdekat yang kemungkinan memiliki beberapa sumber makanan dan perlengkapan. Setiap langkah mereka diambil dengan hati-hati dan kehati-hatian, karena mereka sadar bahwa setiap tindakan ceroboh dapat berakibat fatal di dunia yang penuh dengan ancaman zombie.

Namun, ketika mereka mencapai kota yang hancur, Alex tidak bisa menahan diri untuk tidak bersikap ceroboh. Ia melanggar peraturan yang telah disepakati sebelumnya dan mulai menggeledah bangunan dengan gegabah. Hasilnya,dia menemukan satu bungkus roti yang sudah expired tanpa memikirkan kelompok lainnya dia memakan roti itu dengan lahap tapi tanpa sadar tindakan alex menarik perhatian sekelompok zombie yang tertidur di dalam bangunan tersebut.

Teriakan dan suara kegemparan segera memenuhi udara ketika para zombie mulai mendekati mereka dengan cepat. Rahel, Anna, Rian, Rani, dan Luna segera mengambil sikap untuk melindungi diri mereka. Mereka berlari ke arah yang aman, tetapi Alex terjebak di tengah-tengah serangan zombie yang marah.

Dalam momen yang menegangkan, Rahel dan Rian berjuang untuk membela Alex dari serangan zombie. Mereka berdua melawan dengan gigih, mengayunkan senjata mereka dengan keahlian dan keberanian yang luar biasa. Anna dan Rani juga memberikan bantuan dengan melepaskan tembakan untuk menghalau zombie.

Namun, saat situasinya semakin berbahaya, Luna, yang telah mempelajari kekuatan dan keterampilan tempur dari Rahel dan Anna, merasa bahwa dia harus mengambil tindakan. Dengan mengatasi ketakutannya, dia menggunakan keterampilan tempur yang telah dia pelajari untuk melindungi Alex dan membantu mematahkan serangan zombie.

Akhirnya, mereka berhasil melarikan diri dari serangan zombie dan berkumpul di tempat yang aman. Namun, keadaan Alex memprihatinkan. Dia terluka parah dalam serangan itu dan membutuhkan perawatan medis segera. Rahel dan Anna, meskipun masih merasa curiga, menyadari bahwa saat ini adalah saat yang tepat untuk menunjukkan belas kasihan dan bekerja sama.

Dalam upaya penyelamatan, mereka membawa Alex kembali ke pemukiman dan merawat lukanya dengan hati-hati. Momen ini menjadi titik balik dalam hubungan mereka. Emosi yang mendalam dan kesadaran akan kerapuhan kehidupan manusia di dunia yang penuh dengan ancaman membuat mereka mengesampingkan perbedaan dan bersatu sebagai tim.

Kejadian ini mengajarkan tentang pentingnya kerja sama, kehati-hatian, dan kesadaran akan tindakan kita dalam menghadapi situasi yang berbahaya. Meskipun konflik masih ada di antara mereka, mereka belajar bahwa bertahan hidup dan saling melindungi membutuhkan kerja sama dan pengorbanan.

Setelah pertempuran yang melelahkan dengan zombie, kelompok tersebut kembali ke pemukiman dengan hati yang berat. Alex, yang terinfeksi dan semakin tidak terkendali, harus menghadapi nasibnya yang tidak dapat dihindari. Keputusan yang sulit harus diambil untuk keamanan kelompok dan kelangsungan hidup mereka.

"Apa yang akan terjadi kepadaku" ucap alex dengan wajah cemas dan berlinang air mata.

Dengan keadaan yang sudah sekarat dan berlinang air mata "Tolong jaga Rani dan Luna kamu harus berjanji kepadaku kamu harus menepati janji itu" ucap alex kepada Rian.

Rian hanya bisa terdiam dan menggenggam erat tangan Alex, tangis haru Rani dan Luna dan bisa terbendung.

"Kamu akan tetap bersama kami Alex, Kami akan mencari obat untukmu, aku menyayangimu alex kamu adalah keluarga bagi kami" Ucap Rani kepada alex yang sedikit demi sedikit mulai kehilangan kesadaran.

Dengan tatapan penuh rasa penyesalan dan memohon, alex berbicara kepada Rahel dan Anna "Rahel, Anna maafkan tentang segala sesuatu yang telah terjadi selama ini, ini permintaan terakhirku tolong terima mereka bertiga layaknya seperti keluarga, mereka bertiga hanyalah bocah yang tidak jauh sama dari kalian, mereka hanya ingin bertahan hidup di dunia yang sudah rusak ini, Aku mohon terima mereka jadilah keluarga yang baru." Ucap Alex dengan nafas yang tersengal-sengal.

Rahel dan Anna pun mengangguk mengindahkan permintaan Alex untuk terakhir kalinya. Meskipun mereka terbilang baru bertemu dengan Rahel dan Anna, Tanpa sadar Anna meneteskan air mata dan menjadi akhir dari hidup Alex, Dia sudah tidak bisa mengendalikan dirinya dan kesadarannya pun sudah 80% gerogoti virus.

Alex hanya bisa tersenyum dalam keadaan pasrah, dia berkata dengan penuh perjuangan menahan sakit "Aku siap lakukan jangan terlalu lama aku sudah tidak bisa menahan diriku sendiri."

Dalam keheningan yang terpenuhi oleh kegelisahan dan kesedihan, Luna mengambil inisiatif dan menghadapi kenyataan yang pahit. Dengan langkah yang mantap, dia mengambil tombak dan mendekati Alex yang terbaring tak berdaya. Tangis haru dan rasa sakit mencuat di mata mereka yang lain, karena mereka tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Rahel, Anna, Rian, dan Rani merasakan pukulan berat saat Luna menempatkan tombak tepat di kepalanya yang tidak terkendali. Suara terdengar nyaring di udara dan segumpal emosi tercampur menjadi satu. Air mata berlinang di pipi mereka saat mereka menyaksikan akhir tragis bagi salah satu anggota kelompok mereka.

Setelah eksekusi yang memilukan, keheningan menyelimuti pemukiman. Kesedihan, rasa bersalah, dan pertanyaan-pertanyaan mengisi pikiran mereka. Apakah mereka telah melakukan yang benar? Bagaimana jika ada cara lain untuk menyelamatkan Alex? Namun, di balik pertanyaan-pertanyaan itu, mereka tahu bahwa keputusan itu diambil atas dasar keamanan dan kelangsungan hidup mereka semua.

Kelompok itu berkumpul di sekitar mayat Alex, membiarkan kesedihan merajut ikatan mereka lebih dalam. Mereka mengenang kenangan bersama, baik yang menyenangkan maupun sulit. Perlahan-lahan, mereka menyadari bahwa mereka harus melanjutkan perjalanan mereka dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan bahaya.

Episode ini menghadirkan momen yang penuh kepedihan dan refleksi. Keputusan yang pahit tersebut menguji batas mental dan emosional kelompok tersebut, memaksa mereka untuk menghadapi realitas yang keras dalam perjuangan mereka untuk bertahan hidup. Air mata yang jatuh adalah bukti dari ikatan yang mereka bangun dan pengorbanan yang mereka lakukan satu sama lain.

Sekarang, kelompok itu harus mengumpulkan kekuatan mereka, mengatasi duka yang dalam, dan melanjutkan perjalanan mereka. Tantangan dan konflik yang menghadapinya masih belum berakhir, tetapi mereka belajar untuk mempercayai satu sama lain lebih dalam dan menghargai setiap momen yang mereka miliki bersama.

Dalam gelapnya dunia yang hancur ini, mereka terus berjalan, mencari harapan dan keberanian di tengah keputusasaan. Mereka tahu bahwa perjalanan ini akan menguji mereka hingga batas terakhir, tetapi dengan ikatan mereka yang semakin kuat, mereka siap untuk menghadapinya bersama-sama.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!